Senin, 28 Desember 2015

AADC 2 ????????

Gak tahu, masih gak ngeh napa AADC dibikin sekuelnya. Saya pikir, AADC sampe di situ sajalah, apalagi sudah terlanjur dibikin iklan lanjutannya. Atau AADC 2 lanjutan dari iklannya?

Apa yang bisa dibanggakan dengan keromantisan kata-kata? Apa yang bisa didapatkan ketika sosok diabadikan dalam puisi?

Mocca - I Love You Anyway

it's 10 pm and you're late again
and i can understand what kept you so long
now look at you
wearing that shirt again
dont you realize how ugly that thing is

but even so
i love you anyway
no matter how things have gone
you always have me



jadiiiii, bajunya yang ugly itu buat saya saja, bang! *laaaaah


Sabtu, 26 Desember 2015

Hyaku-Go-Juuichi (One-Hundred-Fifty-One) -Ending Theme Pokemon

Gara-gara nemu video animasi 3D Pikachu, jadi nostalgila deh.

Waktu kecil, ada dua serial animasi monster-monsteran yang digandrungi, Digimon dan Pokemon. Digimon, lebih canggih, futuristik, istilahnya saja kan Digital Monster (yang disingkat DigiMon). Selain itu, para monster-monster ini bisa berinteraksi dengan berbicara dengan majikannya. Yah, kalau soal keseruan, Digimon menang kemana-mana. Tapi, theme song Pokemon yang sayaaa suka banget. Hanya ada akan satu nada pesan masuk yang mungkin tak akan kuganti, yaitu nada-midi ketika para personel Power Ranger dapat panggilan dari markas. Sedangkan lagu nada panggil, ada beberapa, salah satunya ini. Walau gak terlalu ngeh sama cerita serialnya, tapi semua tahu kalau Pikachu itu imut, apalagi kalau sudah bersuara ''pikaaa pikaaaa... pikaaaa chuuuuu....''. Sedangkan karakter-karakternya lebih suka antagonisnya, Team Rocket (James-Jessie-Meowth).

Jumat, 11 Desember 2015

Book Sniffing

Kalau ke Toko ATK, nemu orang yang mendekatkan wajahnya ke dalam sampel buku tulis baru --segel telah terbuka-- , mungkin itu saya... ahahaha. Tapi bukan hanya buku baru saya senang menciumnya, buku-buku lama juga, seperti di Perpustakaan Pusat Unhas juga wangi, wanginya bukan karena parfum tapi lebih vintage, karena buku di sana buku-buku lama, mungkin sudah 70 tahunan berdekam di sana. Kalau harum 'vintage' ini, kita tak perlu sengaja untuk membuka dan menciumnya, cukup berdiri di antara rak-rak buku tersebut, baunya akan mengepung kita. Aroma macam ini juga sering saya dapati di gudang-gudag kantor, dimana banyak dokumen lama bertumpuk di sana.



Dulu, di kampung, alm. Bapak punya usaha sablon/cetak undangan. Saya dan kakak saya sering kebagian melipat dan mengelem sampul undangan. Biasanya, semakin mahal harganya semakin wangilah kertasnya, tapi yang ini lebih ke wangi parfum daripada bau kertas.

Seandainya banyak uang, pengen deh bikin parfum, variantnya terbagi dua New Book and Old Book, yang New Book mungkin baunya kayak inti pohon yang barusan di tebang, kalau yang Old Book yang harumnya vintage, hehehehe.

Kamis, 10 Desember 2015

Dave Grohl

"Halo anak nongkrong!"

Hahahahaha... "Learn to Fly", salah satu video favorit (saya dan kakak) sering nonton dulu di MTv. Salah satu video music rock yang bikin kami tertawa karena video klipnya lucu. Dan akhirnya, Dave Grohl berhasil menampakkan sisi jenaka musik cadas, karena justru, kakakku yang dulu justru sedang sangat suka dengan Oasis, yang video klipnya tak satupun yang membuat tertawa. Selanjutnya, mungkin ada Rivers Cuomo, ketimbang lucu, dia lebih sering 'weird' (aneh). Kalau Damon Albarn, mungkin ke keren yak, contoh Gorillaz. :)


Minggu, 29 November 2015

NORAK VS COOL



Seorang perempuan, dicap perawan tua oleh orang-orang di sekitarnya. Suatu hari seorang pemuda datang ke desanya untuk urusan pekerjaan. Pemuda ini lumayan tampan, berpendidikan dan sopan. Pemuda ini langsung mencuri perhatian perempuan tersebut, baginya pemuda itu sempurna. Bukan pertama kalinya dia menyukai seorang laki-laki, tapi baginya pemuda ini unik, tidak seperti pemuda-pemuda di desanya yang kebanyakan hanya bertani. Sepertinya rugi jika dia tidak melakukan apa-apa. Maka untuk pertama kalinya, dia mengenalkan lipstik ke bibirnya, tau-tau nanti pemuda itu lewat depan rumahnya. Tak perlu ditanya lagi, semua orang tersenyum, mungkin bagi mereka lucu, norak.

Memang, mencintai itu norak, kangen itu norak, (pantaslah Kangen Band begitu, namanya saja demikian), tapi kau tak bisa menangkisnya. Tapi mencintai diri sendiri rasanya lebih cool, lebih keren ketimbang keliatan norak. Karena mencintai diri-sendiri bukan mengenai luluhnya diri akan pesona dan karisma. Menerima diri dengan segala kebaikan dan dosa* yang telah diperbuat, bukan mengenai puji-pujian gombal lalu kemudian melayang karenanya. Tidak perduli dengan pandangan orang tentangmu, apakah yang kau lakukan baik atau buruk, itu tidak penting lagi.

Tapi sepertinya aku masih sulit melakukannya, satiap hari aku  sibuk memikirkan, aku salah apa sama orang lain, aku sibuk mencela diri sendiri daripada harus meminta maaf kepada orang itu, aku banyak mengecewakan orang-orang di sekitar saya. Tiap malam, itulah menu insomnia di kepalaku. Tapi ajaibnya, sesibuk-sibuknya aku membenci diriku sendiri, aku terkadang masih (sempat) kangen… kamu!**

Tapi buat apa mencintaimu jika mencintai diriku sendiri saja sudah membuatku puas?




*karena kita merasa pantas melakukannya, dan orang itu pantas menerimanya, tak ada manusia yang sempurna.
** “cieeee cieeee” dan pura-pura batuk itu juga norak

KURANG NASIONALIS

Kalau berkunjung ke toko buku akhir-akhir ini, ada yang aneh. Sedang ramai buku mewarnai untuk dewasa, ramai pula dibahas di medsos. Katanya terapi anti-stres, yang benar saja, saya sampai sekarang masih suka mewarnai. Saya tidak tahu siapa yang tidak normal, saya yang kekanak-kanakan, atau orang-orang dewasa yang “mendadak” menganggap seru kegiatan mewarnai ini. Mungkin kebanyakan orang ke toko buku untuk membeli buku, oke, saya juga membeli buku jika kebetulan lagi ada uang, tapi saya akan paling lama memelototi lemari, khusus memajang sebuah merk alat tulis-menulis paling terkenal di dunia, mau beli semua jenis-jenisnya, pensil warna, cat warna, cat akrilik, blablabla, pokoknya mau membeli satu set suuuuper lengkapnya, mungkin tak ada orang yang mau merelakan uangnya untuk itu, begitupun orang-orang di sekitar saya, buang-buang duit saja kan? Tidak bisa memenuhi obsesi saya yang ini, maka sebagai gantinya, saya hanya bisa memeriksa stok pensil warna para krucil di rumah, kalau pensil-pensil mereka sudah sekarat, saya merasa bertanggung jawab membelikan mereka yang baru. Kasiyan mereka jika harus bernasib sama dengan saya waktu kecil, pensil dan spidol warna hanya untuk tugas kesenian kakak-kakak di sekolah, setelahnya pensil dan spidol warna itu diumpetin agar saya yang belum sekolah tak merengek karena melihatnya.
Bicara tentang ‘mewarnai’, mungkin orang yang paling terhindar dari stres adalah tukang cat, mungkin. Tapi, mereka melakukannya untuk bekerja, lebih kepada kewajiban (untuk mendapatkan materi, nafkah) daripada kesenangan. Atau, perempuan yang tiap hari make-up, mewarnai wajahnya, bisa dibilang terhindar dari stres, jadi ini juga salah satu kebingungan saya mengapa ada buku mewarnai untuk dewasa. Tapi trend jilbab, rok, baju (terutama untuk wanita), mulai dari pertengahan tahun ini adalah monochrome, dua warna saja. Pakaian dengan lebih dari tiga warna kurang diminati sekarang, terkesan norak, murahan. Agh, bagi saya membosankan sekali, seperti hitam dan putih, rasanya dunia sepi sekalilah kalau begini keadaannya, hahahaha. Seperti warna bendera kita, tapi sepertinya jarang orang yang mau memakai trend ‘merah-putih’ doang, nanti dikira bendera berjalan.
Tapi lihatlah, bendera negara lain, Amerika misalnya, pernah juga tuh trend Bendera Amerika diaplikasikan ke fashion. Bendera merah-putih terlalu membosankan, berIndonesia bukan lagi soal ‘berani’ dan ‘suci’, seperti dunia yang tak lagi melulu hitam dan putih, benar atau salah.

Sabtu, 28 November 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 7

"mdeeeh, makruh ko terus, makan tidur saja"

- "Tabeee, tabeeee... Awaaaaas air panaaassss!"
+ "Minummi..."

- "Weee, terima kasih sudah mukopikanka lagu-lagumu, tidak tahu apa balaskankoo"
+ "Balaskanmi tuba.."

- "Weeeh, jangko dek dengarki ituuu"
+ "Iyoo, laki-laki lifeboy ituuu" *playboy maksudnya -_-

- "Hey, what's going on?"
+ "Haaaaa, what du yu kaaanaaaa?"

"Beliki silverqueen, maumi bulan dua"

- "Jam berapami?"
+ "Jam sepert kemarin."

- "Astaghfirullah..." katanya sambil nyapu rambutnya
+ "Banyakna pahalamu..."
- "Ka memang, tidak ditrima saya dosaku"


- "Weh, pattasa'*moko, masih pagi innieeeh"
+ "Iye, takutka pulang malam.."
- "Mentong kau, laki-laki pengecup"
*beresberes


(sambil menyeret tas dan koper buat pembeli, tante Jo tiba-tiba ditanya)
- "Maukik kemana itu, tante Jo?"
+ "Mau piiigii singga pur"


- "Weh, ibu, jatuh-jatuhki anuuta"
(ibu-ibu yang lewat terpaksa liat ke bawah)
+ "Apa, dek? Mana?"
- "Jatuh-jatuhki kulit jerukta!"
(ibu-ibu campur kesal dan tersenyum karena lucu)




btw, Tante Jodha sekarang punya nama panggilan baru dari anak-anak, TANTE JO, waaaw kedengaran lebih keren yak. Kapan-kapan saya fotoin deh dia, soalnya dia lucu orangnya hihihi


bersambung...

Jumat, 06 November 2015

Scene Favorite (I'm Not There)



Kota yang absurd, semua orang berdandan ala-ala Halloween, ada hewan-hewan langka berbaur, Jerapah yang paling epik. Lagu asli lagu ini sebenarnya bercerita tentang seorang pelacur, tapi di film ini diinterpretasikan jadi lagu pemakaman seorang perempuan, wuarbiyasaaak. Jim James pun mendandani wajahnya seperti ketika Bob Dylan jika tampil di Rolling Thunder Revue Tour.


Peter, Paul and Mary - Leaving On A Jet Plane

 Entah mengapa, jaaaauh lebih suka versi ini daripada versi originalnya dan versi Chantal Kreviazuk.


Rabu, 21 Oktober 2015

Ed Sheeran - Photograph

Postingan kali ini basi sih sebenarnya, tapi sudahlah, baru kepincut ma Ed Sheeran tiga bulan ini. Saya terkesan ma video musiknya yang satu ini, hanya berisi video footage Ed Sheeran dari bayi (yang sepertinya) direkam oleh orang tuanya, tapiiii.... video satu ini cute dan sweet bangeeeeeeet nget nget...

Kalau terlalu dikhayati serasa mau nangis, terharu gimana gitu, bayangin kalau yang di video itu ponakan-ponakanku sekarang, dan menontonnya kembali ketika mereka dewasa, pada momen yang tepat pasti akan nangis... ahahaha... dasar cengeng...

Btw, selain musiknya, dari segi penampilan, saya suka dengan rambutnya yang (kayaknya) ''sengaja'' tak dirapikan. Ketika banyak orang bilang kalau dia mirip Ron Weasley (sahabat Harry Potter), maka dia (atau crewnya?) memutuskan menjadikan Rupert Grint sebagai model video klip Lego House, cerdas. Saya merasa Ed Sheeranlah yang berhasil membawa ''kesederhanaan'' muncul kembali ke panggung musik yang besar, konser livenya hanya akustikan, semoga tetap begitu.

WARNING!!! Cute overload :)


Minggu, 11 Oktober 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 7

Penjual (cowok) : Mampirki' belanja, Ani... *Rhoma kapang
*Cewek yang ditawari lewat saja
Penjual : Apa kita cari, dek... Nuuuur... Nisaaaa..., Fitri...., Diaaaan....
*Cewek yang dipanggil malah makin jauh, semua nama salah... -_-


A : Sudahmoko makan? Simpanki kembali piringmu naah....
B : Ngapamieeee...
A : Marahmarahki nanti Jodha hilang piringnya...
*Jodha, sebutan buat penjual nasi langganan, bukan nama sebenarnya :p


A : Weee, ketemuka teman menjualta kemarin.
B : Iya, ketemuka juga kemarin, di sampingki tooo?
A : Iyo, samaki cowok...
B : Pacarna ituuu.
A : Pacarna? Masak? Daeng Bentor?
-_-


''Bu, beliki bajuku kodong, tiga harima tidak makan di Bambuden.''


Penjual : Apa kita cari dek, mondar-mandir dari tadi. Toddo' poing maki' sajaaa...
Pembeli : Carika kemeja warna kuning telur.
Penjual : Kuning telur masak atau mentah?
* -_-


Ketemu Mas tetangga lapak.
Saya : Bah, banyakna kita beli air minum. Kita ndak bawa sendirikah?
Mas : Malas bawa air, tidak berkah...


"Dimanakah rumahmu sebenarnyakah? Oooo, di perbatasannya Indonesia-Australia? Yang naik gunungkik tooo, di lihatmi Jeneponto, sebelah kiri Singapur, tengok ke kanan di dapatmi New York...''

Senin, 28 September 2015

DI UJUNG JALAN* by SAMSONS

Selamat ulang tahun.... 

Banggakan terus golongan darahmu itu, cintai terus tanggal lahirmu itu, zodiakmu itu. Walau aku tahu banyak yang kau sembunyikan, seolah-olah dunia ini sangat butuh dirimu, seolah-olah banyak rahasia penting yang harus kau jaga baik-baik. Segitu saja, tidak berbagi, semua kau simpan untuk dirimu sendiri.

Jika bagimu ini ujian bagi orang yang menyayangimu, maaf, mungkin kau telah kelewatan. Kau tidak bisa seenaknya datang-pergi-datang ke kehidupan seorang. Semua orang menjadi tidak penting bagimu. Kau tidak peduli orang itu sedih atau tidak akan sikapmu, yang penting kau bisa bahagia dengan pergi dan datang semaumu. Hubunganmu dengan orang sebatas “membutuhkan”, kau butuh berbuat baik pada mereka, setelahnya pergi.

Saat kau menghilang, pergi tak ada kabar setelahnya, dia lelah menunggu, kau akan ''tidak ada'' baginya. Tiba-tiba kau datang, mungkin dia berusaha tetap baik terhadapmu, tapi tak akan sama lagi. Dia bukan lagi yang kau kenal dan kau bukan lagi yang dia kenal. Mungkin, kau tidak berhak lagi muncul lagi di kehidupannya, kau telah membuat kosong sebuah tempat di hatinya yang hanya diperuntukkan untukmu.

Ketika seorang bertanya, mengapa kau menyembunyikan dirimu dari dunia, “Hidupku sekarang sedang rumit!”, keluhmu. Yah, kalau rumit, hadapi. Oh, atau perlu kutambah lagi, kau juga sepertinya mencintai “masalah”mu itu. Selamat!

Kau terlalu mencintai dirimu walau hanya sesempit zodiak dan golongan darah. Jangan pernah berhenti, ataupun bosan mencintai itu semua, hal-hal remeh itu. Karena kalau kau bosan, kau tidak akan tahu siapa yang patut kau cintai. Hanya itulah yang kutahu tentang dirimu sekarang, kau telah menghentikan “perkenalan” itu tiba-tiba. Aku mengenalmu, dulu, tidak tahu sekarang.



Dari orang yang membenci semua orang, termasuk dirimu, terlebih lagi dirinya sendiri.


*interpretasi lagu

Minggu, 27 September 2015

Sabtu, 26 September 2015

Iseng

NADIFA gif

Selasa, 22 September 2015

Djakarta-00

Sebuah animasi karya Galang E. Larope, Pemenang XXI Short Film 2015, kwerreeeeeen...

MOLDY PEACHES - ANYONE ELSE BUT YOU

Yang pernah nonton JUNO pasti sudah tahu lagu ini. Film ini sudah lama saya download, pertamakali nonton lompatlompat saja karena waktu itu lagi selesaikan tugas. Sekarang, baru lowong, ternyata malah ketagihan buat ngulangngulang nontonnya, kisah cinta terCUTE yang pernah saya tonton, highly recomended buat yang belum nonton. Setelah nonton, kita akan senyumsenyum sendiri dengar lagu ini... Jadi pengen cari lagu Kimya Dawson dan Adam Green yang lain, hehehe, folkfolk manis gimana gituuu :)


Sabtu, 19 September 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 6

''Salatullah salamullaaaah...
Salah satu salah semua....''
*salawatan ala sentral -_-


si A : Bagaimana kabarta kak? Sehatsehatjakik?
si B : Alhamdulillah... sedikit!
*sedikit sehat atau sedikit sakit???? -_-


si A : Weh sini dulu motormu, piii ambil barang duluweh.
si B : Ndak bisaaa...
si A : Sebentarji, ngapami eee.
si B : Ndak ada bensinna.
si A : Sinimi kujual motormu baru beli bensin.


si A (penjual) : Mana kita pilih dek, liatliatmaki.
si Pembeli : Iye, adami tadi kubeli, lagi naambilkanka itu anak buahta... (si C, korban bully)
si A : Yang mana layanikik dek tadi?
si Pembeli : Yang mukanya kotak
*dasar pembeli, yang diingat bentuk wajahnyaa, bukan warna bajunya dan seterusnya hahaha*
si Ucup (penjual juga) : (nyeletuk) Muka kotak? SpongeBob doooong!
*dengan demikian, resmilah si C punya nama panggilan SpongeBob -_-



BONUS!



Saya akan cerita, kali ini sayalah yang kena sasaran. Di lapak Om saya dan lapaklapak sekitarnya, seorang anak muda bernama Ucup (saya ndak yakin ini nama betulannya, kulitnya lebih gelap, mungkin karena dia mirip Ucup sahabatnya Lupus makanya dipanggil demikian), menamai semua orang seenak udelnya. Cewek yang kerja di depan, sering memakai warna biru, dipanggilnya Doraemon. Ada juga yang dipanggilnya Rapunzel karena cewek ini anak rumahan, kalau diajak jalanjalan gak pernah mau. Saya pun dipanggilnya Patrick, ikutikutanlah kebanyakan orang manggilmanggil saya Patrick.

Karena saya maksa diri tengah malam begadang, maka saya makai celak niatnya supaya mata gak keliatan ngantuk banget. Satu jam pemakaian sih masih rapi, tapi mungkin karena kantung mata saya, setelahnya, celak saya agak belepotan. Suatu hari, Ucup menghampiri saya yang sedang melayani beberapa cewek.

"Dek, hatihatiko dek sama itu yang layaniko'', cewekcewek itupun memandang agak curiga ke arah saya...
''Awasko, nahipnotisko nanti. Liatmi hitamnya matanya, temannya Dedy Corbuser ituuu...'', semua orang tertawa.
Uuuuuh, dasar Ucup.

Kemudian, yang sering dipanggil SpongeBob membela saya, kebetulan saya dan dia lumayan akrab.
''Jangko kasih begitu tawwa, sobatku saya ini eee, toooo, dek tooo?''
Kemudian Ucup menyudahi dengan ''Oooooh, ini SpongeBob, kau Naya jadi Patrick, temannya SpongeBob, cocokmi...'' Lalu dia ngomong dimiripmiripkan suara Patrick Star. Ngeselin sih, tapi sudahlah... Lumayan terhibur juga, tidak sampai merasa benci karena kesannya malah lebih ke luculucuan daripada menghina. :)



bersambung...

Rabu, 09 September 2015

Gak Penting Lagilah Menulis-Nulis Ini...

Mengikutkan tulisan ke lomba/sayembara, mengapa kita harus menang?
Mengirimkan tulisan ke media, mengapa harus terbit?
Mengapa tulisan yang panjangnya hanya tiga paragraf dipaksakan jadi cerpen?
Setelah terkenal, mengapa harus berbagi tips ma penulis pemula?
Mengadakan jumpa fans? Ikut festival A, festival B?
Menerbitkan buku? Diskusi setelahnya... Mengapa?


MENGAPAAAAAAAA!!!!

Apa salahnya menulis untuk diri-sendiri? Mengapa harus membuat orang lain kagum?

Jadi apa bedanya, "pemelihara mimpi" dengan yang "enggan bermimpi", sama sajaaaaaa... 

Kamis, 03 September 2015

Neil Young - Old Man

sedang musim lagu ini...


Minggu, 30 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 5

si A : (kelaparan) Waduuu, manami Mbak tempatku pesan gado-gado? Lamaanaaa...
si B : Pingsammi kapang maccobe'


Seorang anak kecil menghampiri Bapaknya yang sedang jaga jualan, dia ingin menangis karena barusan terjatuh di tengah jalan.
si Anak : Jatuhka, Bapaaaak! (sambil megang lutut yang lecet)
si Bapak : Di manako Nak jatuh sede'?
si Anak : Di sana tadi...
si Bapak : (menghampiri mengusap luka si anak) Ndak papaji itu, Nak. Asalkan jangan jatuh dari helikotter.


si A seorang cowok, naksir ke si B, seorang cewek. Mereka sering bertemu di Pasar lantaran tempat kerja mereka berhadapan.
si A : Sudahmako makan, Dek? Kupesankanko, apakah nusuka, mie, gado-gado, nasi goreng?
si B :  Sudahmaka, kenyangma, makan basso barusan.
si A : Oooo... Sudahmi mubayar bassomu? Ne'ang (si C, korban becandaan) pa yang bayar bassomu...


si A : Weee, pergi laloomookoo naik pesawat.
si B : Kenapa tossi nu suruka naik pesawat?
si A : Bosamma liatko, Ne'aang. Kalau perlu kubayarkanko pesawatmu.
si B : (mulai khawatir akan jadi korban)
si A : Kalau naik pesawatko, kecelakaanko, langsungka' jadi ahli warismu...
si B : Siala'
si A : Iyo, nanti tooo, kalau perlu kutegel kuburannu, kupanggilkanko Udztas Maulana untuk acara takzia, kalau perlu kupanggilkanko elektone.
*paraaaaaaah*


si A : We, kenapa lama duduwi mupilih itu parfum?
si B : Cari'ka parfum rasa kaldu ayam.


Pembeli : Ada pasmina polos warna hijauta', Bu?
Penjual : Hijau apa dek, hijau daun? Lango-lango dadar? Hijau tai kuda? Atau hijau tai ngongo?


Jam 05.30 sore
"Mas, nasi gorengta, kasi banyak ayamnya, ka penghabisanmi to!"


si A : (kepada penjual gado-gado langganan) Mbak, gado-gadota satu nah!
si B : Pedas?
si A : Nasrami, seperti biasaji, Mbak.
si B : Oke, tunggumi.
si A : Kalau perlu yang pedasnya membunuh mertua.


Seorang anak kecil memukul anak tetangga lapak Bapaknya. Nasehatnyakayak gini, "Janganko jadi preman begitu, Nak. Kalau perlu, pigiko Masjid sana eee, ikutko Jama'ah Tabligh, trus jadimako pengusir jin kafir, tinggalmako di Perumas.
Seseorang nyeletuk, "Kenapa tossi Perumnas?"
si Bapak jawab, "Kan ada ayatnya begitu di Qur'an"
"Sotta'koooo"
si Bapak kembali membalas, "Ada tweee, jangko begitu nah. Bunyinya ginieee, minal jinnaati wannaas, tohh, sini kukasihtahukanko artinna, artinna sesungguhnya jin-jin itu tinggal di Perumnas, bagaimana? Cocok toooh?"


bersambung...

Kamis, 27 Agustus 2015

Tujuhbelasan ala 2015

Perlombaan yang saya ikuti mungkin hanya lomba batuk pas di sentral, suara batuk saling sahut-sahutan di pasar. Kemarau, panasnya cuaca membuat kita harus menipu badan ini dengan meneguk minuman dingin/es. Belum lagi dengan mataku yang sudah mirip mata panda (bukan pocong loh yah *ngeles), terpaksa minum air banyak supaya bangun pipis, begitulah rutinitas kemarau tahun ini. Minum banyak, tidur, bangun pipis, kasih ngalir air, matikan dinamo, minum air lagi, tidur, begitu seterusnya, demi untuk menabung air untuk sekedar mandi pas paginya. Kalau tidak, pas paginya jatah airnya hanya cukup untuk mandi minimalis alias cuci muka doang. Hahaha...

Oke, itu bukan masalah besar, dibanding dengan orang-orang pedalaman yang harus kesusahan mendapat air bersih (gak usah sok empati gitulah, basi, klise), yang jadi bikin kesel adalah kalau nemu sopir pete-pete usil. Kitanya lagi mojok, duduk paling belakang, posisi nyaman buat nyicil ngantuk, eh malah dia kadang suka gas tiba-tiba, otomatislah tidurannya terinterupsi. Kadang saya melihat dia tersenyum setelah melakukannya. Dia seolah berkata "Enak saja luh, gue yang harus sadar seratus persen buat nyopir, elu malah enak-enakan tidur di belakang". Sial! Tapi bagus juga sih, supaya tujuan tidak kelewatan. Hehehe.

Tapi, saya harus bersyukur, kurang lebih setengah tahun membantu Om menjaga lapaknya. Saya belajar banyak hal. Betapa beratnya hidup para penjual kaki lima mereka masih bisa bercanda satu sama lain, saling menghibur. Membantunya membuat saya sedikit demi sedikit pulang ke "kesederhanaan" saya, yang selama ini ditutupi oleh gengsi akan kesarjanaan, pendidikan tinggi, harus sekolah luar negri, blablabla.

Tiga hari ini ada job fair diadakan besar-besaran oleh Disnakertrans Makassar di Graha Pena Fajar, tapi tak tertarik melayangkan lamaran selembar pun. Saya sebenarnya tak tahu ini gejala buruk atau baik untuk diri saya, apakah karena menjaga (yang katanya) "idealisme" atau sekedar menurutkan rasa malas. Pernah satu dua kali menemukan pegawai kantoran mentereng membeli di lapak, lagaknya seolah menganggap enteng kami, yang mungkin baginya hanya tammatan SMA. Saya tidak suka!

Akhirnya, terbuka pintu itu, kembali ke "kesederhanaan", menghargai kerja-keras, yang tak perlu mengumpat mengapa nilai rupiah terhadap dolar mencapai Rp. 14.000/satu dolar Amerika, itu urusan ekonom dan analis pasar dan semacamnya, kami tahu apa! Kami hanya tahu bilang "halo misteeeer!" kepada bule yang kebetulan lewat depan lapak.

Rabu, 19 Agustus 2015

TO LIVE/HIDUP (Yu Hua)




"Komandan Kompi, kita ada di mana?"
"Kamu tanya aku, sialan, terus aku harus tanya siapa?"
(halaman 61)


Sederhana, menggelitik sekaligus membuat haru/sedih. Itulah kesan saya sepanjang membaca buku ini. Novel ini berkisah tentang seorang pemuda kaya raya di kampungnya, bernama Fugui, yang jatuh melarat karena semua harta keluarganya yang bakal jadi warisan untuknya habis di meja judi. Bagaimana selanjutnya dia menghidupi anak-istrinya?

Kisah selanjutnya bukan hanya sekedar "menjalani" kemiskinan, menjadi lebih sulit karena keluarga Fugui harus menghadapi perang, dirinya dipaksa berperang ketika mencari nafkah, dan paling berat adalah ketika harus melalui Revolusi Kebudayaan yang terjadi di Cina pada saat itu. Aturan Komune mengharuskan semua harta mereka (termasuk alat-alat masak) dikumpulkan untuk menjadi harta bersama.

Ketika sebuah topik "ideologi" digelar, maka tak perlu ditanyakan lagi, hal-hal serius, perdebatan alot akan mengikutinya, sesuatu yang menggetarkan bahkan bisa menimbulkan efek traumatik dan menyeramkan. Namun gaya bercerita sederhana membuat kita tak perlu serius mengikuti ceritanya. Yu Hua juga cerdas membayar kesedihan yang mengalir ke pembaca dengan menyelipkan lelucon-lelucon sederhana yang membuat kita akan tersenyum. Sepertinya saya akan membaca ulang novel ini. Kisah ini telah diangkat ke layar lebar tapi percayalah, versi bukunya lebih mengharukan.

Ada yang mengatakan kalau novel ini Anti-Komunis, salah satu prasangka yang membuat novel ini kontroversial di Cina sana. Tapi, saya tak menemukan "penolakan" yang berarti tentang komunis di novel ini karena novel ini hanya berkisah bagaimana Fugui menjalani hidupnya sampai tua. Kerja dari Agustinus Wibowo, terjemahan yang baik dari novel ini membuat kita tak terhambat untuk memahami novel ini.

Orang miskin, wong cilik hanya terselip di pidato-pidato orang atas. Ketika orang-orang di atas sedang berperang bahkan sampai tahap pergantian ideologi atau "sejenis apakah itu" yang sulit mereka mengerti, merekalah pihak yang paling mendapat imbasnya. Selesai tercelup pada sungai kesusahan yang satu, akan tercelup kembali ke sungai kesusahan selanjutnya. Seperti yang dilakukan Fugui, kita hanya perlu menjalaninya.

Senin, 17 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part IV

Cowo : (lagi makan dan ngajak makan) ''Dek, eh, makanki'eee!"
Cewe : ''Iyye, masih kenyangja'...''
Cowo : (nyodorin tangan buat menyuap) ''Sinimi, kusuapiko, Dek. Kalau sisaku mumakan langsung pintarko mengaji''


''Es, es putar, es putar, es putaaaaar, siapa bilang es tidak dingiiiin...''


A : ''Weh, pinjam duluwe sendokmu!''
B : ''Inieeee'' (nyodorin sendok)
A : ''Sudahmi mucuci ini?''
B : ''Iyooo, mdedeh segitunaaa...''
A : ''Betulanko?''
B : ''Iyo, sudahmi kucelupkan juga di Sungai Gangga*''
*selokan di belakang lapak.


A : ''Weh, masih cari (si C--->korban bully) 4 orang buat bikin baju kaos, buat bikin geng AGM''
B : ''Apa bede itu AGM?''
A : "Anak Gagahna Makassar...'' (semua tertawa, sementara si C senyum-senyum dijadikan bahan candaan)
B : ''Kenapa tosseng 4 orangji?''
A : ''Supaya genapki 5, karena diami ketuanaaa, capekmi bede' gabung di Lavender''
B : ''Apa lagi sede' itu Lavender, minyak rambut?''
A : "Laki-laki Penuh Derita, hahahaha..''


Setelah 17agustusan, banyak TNI yang lalu lalang.
''Weh, weh, kacang polong kacang polong lewat''


Pembeli : ''Mauka kemeja ini, Dek. Tiga lembar, selembarji inie''
Penjual : ''Iye, sudahmaki dicarikan, nda ada Bu. Ada di rumah stokku, Bu. Kalau mauki kubawakanki besok''
Pembeli : ''Betulannah? Jam berapa?''
Penjual : ''Iye, jam sembilan pagi adama', Bu''
si A : (nyeletuk) ''Baa, Bu. Gampangmi itu, sudahmaki dicarikan na nda adaki. Kalau perlu, titip maami nomor rekeningta'!''
si B : (jitak kepala si A) ''Bodo'na iniee, ta'baleki kapang. Kau yang kasihki nomor rekeningmu sama Ibu''
si A : ''Cocokmi, sinimi nomor rekeningta, Bu, kutransferkanki tuyul''


si A sibuk memencet hpnya, sedang mati total.
si B : "Kenapai hpnu?"
si A : "Nda mauki hidup"
si B : "Apa merkna hapemu? Sini bede!"
si A : (memberi hp ke si B)
si B : "Oh.. Merk ARFAN"


bersambung...

Minggu, 16 Agustus 2015

Bondan Prakoso feat Kikan Namara - Zombie (The Cranberries cover)

Baru nemu video ini, yeah, baru nyadar kalau keunikan suara Dolores O'Riordan mirip dengan suara Kikan Namara. OOT, selalu suka penampilan Kikan, termasuk selera fashionnya, apa saja yang dikenakannya. :)

Sabtu, 08 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part III

Saya gagal paham, mengapa ada orang yang mengelompokkan humor "cerdas" dan humor "rendahan", memuja Stand Up Comedy sedangkan mencela acara macam OVJ. Saya hanya bisa bilang itu "alternatif", gak ada yang bagus maupun jelek, semua sama fungsinya, menghibur, untuk entertain. Toh, para komik pada akhirnya banyak juga yang harus kecemplung ke acara-acara dan terlibat film (terbilang) gampangan.

Akhir-akhir ini merasa lebih mudah tertawa, tiap hari ketika pembeli sedang sepi, justru kamilah para penjual yang saling sahutmenyahut, ada yang menyanyi, ada juga yang sekedar ngobrol, tapi paling rame kalau tiba-tiba ada celetuk lucu yang muncul untuk mengusir ngantuk dan bosan. Contoh kecil, teman penjual di depan, kami tak pernah saling mengenalkan nama, maka untuk memanggil saya atau perempuan lain yang tak dia tahu namanya, dia akan memanggilnya dengan sembarang nama, misal Sapna, Samanta, atau Sakati. Halhal seperti itu menggelikan, hehehe, berikut kondisikondisi lucu lainnya... *baru sempat jelasin panjang lebar padahal sudah part 3 khusus tema ini.


"Cari apaki cewe', celana botol, lengkap, pakek kantong, pakek AC, pakek remote!"


si A : "Weh, kucaricariki di lapaknya Aji penjual kerudung, berentimaki paeng dih di sana.."
si B : "Iye, sayang, di sinika lagi konser jualan baju ma celana"
*konser, maksudnya teriakteriak nawarin barang ke calon pembeli


si A : "Weh, ada tadi polisi kau we di sini"
si B : "Iyo kauweee, apa ngaseng kejadian di sebelah sede'."
si A : "Apanya bede mukentarai bilang polisi betulan itu?"
si B : "Itu tulisan di kaosna, punggungna, bacana POLICE..."
si A : "Seriusko? Gappaka tulisannya POP ICE na kau kira bacana Polisi, Ne'aang"


bersambung...

Selasa, 04 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part II

Bulan puasa, si B seorang lelaki pada jam dua siang terlihat merokok.
A (cewe') : "Mdedeh, nda puasako?"
B (cowo') : "Baaah, puasaja'!"
A : "Baru jam dua, namarakokmokooo!"
B : "Buka puasama' ini, sotta'. Saya puasa full setengah hari, jadi total puasaku 15 hari donggooo!"


A : "Weh, ayok pi karokean"
B : "Iyo, panggil semuaki personilka"
C : "Nda' bisaka saya ikut!"
A : "Ngapamoeee, malam mingguji lagi"
C : "Ih, kaaa capekki, mau istirahat"
B : "Sudahmi, jangko gangguki Rapunzel (si C)"


Si Bos : "Jam berapami, dek?"
Anak buah : "Setengah enammi, bu"
Si Bos : "Okeee, angkatmi jemuran!" (maksudnya rapikan jualan karena sudah akan ditutup)


Si A : "Weh, berapa jahitannya tanganmu?"
Si B : (sambil memegang tangannya yang habis di jahit) "Tujuh"
Si A : "Berapa mubayaranki?"
Si B : "Tiga ratus lima puluh kauwe, mahalnaaaa"
Si A : "Tapi bagus to, itu jahitannya tidak dilepasmi karena jadi dagingmi nanti"
Si C : "Iyo tawwa, coco'mi, banyak dudui goyammu pas pembukaaan dua"
Si B : "Memangnya saya perempuan bisa melahirkan!" *kesel
Si C : "Tapi memang mahal tawwa, karena rambutna ikan hiu itu benang jahitnya, ahahahaha"


Si A : (ngajak teman di depannya untuk minum minuman bersoda) "Weh, minuum!"
Si B : "Tidak, trima kasih, nalarangka dokter pribadiku minum minuman bersoda"
Si A : "Gayaaaaanuuu, dokter pribadi, palingan dukun pribadi!''


bersambung...

Senin, 03 Agustus 2015

Dave Grohl's SXSW Keynote Speech (2013)

.... Fuck guilty pleasure. How about . . . just pleasure? I can truthfully say, out loud, that "Gangnam Style" is one of my favorite fucking songs of the past decade. It is! Is it any better or worse than the latest Atoms for Peace album? Hmmmm . . . If only we had a celebrity panel of judges to determine that for us! What would J-Lo do? Paging Pitchfork, come in, come in!!! Pitchfork, we need you to help us determine the value of a song!!! Who fucking cares!!!! I fucking LOVE IT!!! Who is to say what's a good voice and what's not a good voice. The Voice? Imagine Bob Dylan standing there singing "Blowin in the Wind" in front of Christina Aguilera. "Mmmmm . . . I think you sound a little nasally and sharp. Next . . ." ....


When Kurt died, I was lost. I was numb. The music that I had devoted my life to had now betrayed me and broken my heart. I had . . . no voice. I turned off the radio, I put away my records, and packed up my drums. I couldn't bear to hear someone elses voice singing about pain, or joy, or love, or hate. Not one note. It just hurt much too much.

But eventually . . . that feeling that I had Independence Day, July 4th, 1983, at the base of the Lincoln memorial steps, that feeling came back to me. The same feeling that made me feel possessed and empowered and inspired and enraged, and so in love with life, and so in love with music that it had the power to incite a riot, or an emotion, or start a revolution, or just to save a young boy's life. I felt it again.

I found a studio down the street. I booked six days. Loaded all of my gear into the car, bought some good, strong fucking coffee, and got back to work. Fourteen songs in five days, with one day to mix. I played every instrument, running from the drums, to the guitar, to the coffee maker, to the bass, to the vocal mike, to the coffee maker, back to the drums, back to the coffee maker . . . here I was again, left to my own devices, with no one to tell me right or wrong, the same one-man band 20 years later, multi-tracking all on my own. Though, long gone were the two-cassette recorders and songs about my dog, my bike, and my dad . . . I was singing songs about starting over. And, maybe a few about my dad ...

I dubbed 100 cassettes. Gave it the name "Foo Fighters" so that people would imagine that it was a GROUP, rather than just one strung-out coffee junkie scrambling from instrument to instrument. I gave them to friends. I gave them to relatives. I gave them to people at gas stations. I was . . . starting over.

It wasn't long before I got the call. An A&R guy. The tape was getting around. Those six days that I spent alone in the studio that I considered to be a demo, I considered it an experiment, I CONSIDERED IT TO BE FUCKING THERAPY, FOR CHRISTSAKES! They thought it was a record! I didn't even have a band! I called my brilliant friend and lawyer, Jill Berliner, for advice. Know what she told me? The musician comes first.

I started my own label, Roswell records. Yes, that's right, ladies and gentlemen, you are staring at the president of a record company.

After all that had happened, deep down I was still the same kid that, at 13 years old, realized I could start my own band, I could write my own song, I could record my own record, I could start my own label, I could release my own record, I could book my own shows, I could write and publish my own fanzine, I could silkscreen my own T-shirts . . . I could do all of this myself. It may have been an entirely different world now, but once again, there was no right or wrong . . . because it was all mine.

From day one the Foo Fighters have been fortunate enough to exist within this perfect world. WE write our songs. WE record our songs. WE make our albums. WE decide when the album is the album. WE OWN the album, and we'll license it to you for a little while, but you gotta give it back. Because it's MINE.

Because I am the musician. And I COME FIRST.

I have to imagine that the reason I am here today in front of you all is exactly this. Am I the best drummer in the world? Certainly not. Am I the best singer-songwriter? Not even in THIS fucking ROOM! But I have been left alone to find MY VOICE since that day that I heard Edgar Winter's "Frankenstein" on that public school turntable in my bedroom. ...


..... Recently, I came home with the new Beatles vinyl box set. It's amazing. It's the size of a fucking Tumi suitcase, it weighs 50 pounds. As I walked into the house, my daughters Harper who's three, and Violet who's six, looked up and gasped, "WHAT IS THAT????" I said, "It's all of the Beatles' RECORDS!!!" Now, I have already spent hours brainwashing them with Beatles songs . . . they're cool. But this was vinyl! They had never seen that before. I set up the turntable in their room, opened the box, and started showing them how it's done. "Ok . . . you take the record out of the sleeve, here are the songs on this side, here are the songs on the other side . . . carefully place it on the turn table . . . gently put the needle down . . . CAREFUL!" They were absolutely BLOWN AWAY. I left the room, came back half an hour later, and there they were, dancing to "Get Back," album covers strewn all over the floor . . . sound familiar? We have all been there. ....

:D


Selasa, 28 Juli 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part I

Pengemis (anak muda) : "Ibu, sedekahnya duluuuu!" (sambil menyodorkan toples kosong ke sasaran)
Si Ibu : "Eh, dek, kau masih muda, daripada kau pii minta-minta, lebih baik ko pergi kerja, blablablaaaa..."
Pengemis : (Kesal dan berlalu) "Orang minta sedekah kok malah diceramahin."


Anak kecil pengemis : (ngemis kepada seorang pembeli) "Kakak, uangta dulu kak!"
Penjual : "Eh, dek, sama-samajiki dek orang miskin. Itu kakak-kakak uangnya mintaji sama mamaknya"


Milih, pria, random, yang hanya kebetulan lewat.
A : "Cowo', cowo'... (si pria menoleh, si A mendekat ke temannya, si B) Teman SMPta'kah ini (si B)?"


Pembeli : "Berapa ini dek?"
Penjual : "Itu 35ribu bu!"
Pembeli : "Nda bisa 20 dek?"
Penjual : "Harganyami bu!"
Pembeli : "Kurangimiii, 25mo pade!"
Penjual : "Nda bisa bu, 35ribu itu"
Pembeli : "30 ribumo pade!"
Penjual : "Menawarmaki bu sampeta' kembar!"


Si A : "Weh, ada orang meninggal di sana kemarin eeee, bunuh diri bedeng, ngerinya."
Si B : "Iyo kauweee, prestasiki bedeng"


Si A : (mungut sandal yang ada di jalan) "Weh, sapa sandal inieeeee? Jaga i sandalnu"
Si B : "Ooo, sandalnya Katy Perry!" (sambil lempar sandal ke depan si empunya)
Si C : "Weh, jangko kasih begitu tulang rusukku!"


Si A : "Jadi berapa semua total tadi harganya nasi'ta'?"
Si B : "Lima belas" (Si A mengulurkan uang lima ribu tiga lembar, si B kemudian menghitung) "Lima jutaaaaa, sepuluh jutaaaa, lima belas jutaaa, oke pas!"


Seorang remaja perempuan, mungkin baru pertama kali ke pasar.
Pembeli : "Kak, ta'berapa jilbab parista?"
Penjual : "Sembilan ribu dek kukasihki kalau ambil sepuluh lembar" (dengan semangat nyomotin jilbab paris beda-beda warna sebanyak sepuluh lembar kemudian dihitung dan dibungkus oleh si penjual) "Sepuluh lembar, dek nah...."
Pembeli : (nyodorin uang selembar sepuluh ribu, kemudian nunggu berharap kembalian)
Penjual : "Aduh, dek, maksudku sembilan ribu per lembar ambil banyak, jadinya sembilan puluh ribu semuanya"
(si pembeli akhirnya hanya ambil satu lembar jilbab paris uangnya hanya cukup untuk selembar, kemudian ngacir karena malu)
 *ahahahaha, belum tahu dia, bahasa pasar. Dia kira selembarnya sembilan ratus rupiah, wadddduuuuh, pembeli permen.


bersambung...

Sabtu, 25 Juli 2015

Kibouteki Refrain Poster, Sugoi!

Lama gak update tentang idol grup AKB48, dapat lagu baru mereka. Keenam gambar berikut sebenarnya satu gambar yang dibagi menjadi enam, kok jadinya keren yak habis dicapture gitu.






Senin, 13 Juli 2015

jomblo, THR dan pete-pete

blablablabla...

A : weh... THRmu duluwe
B : janganko tanya THR dulu, ka tidak ada ituwe kupakek mudik eee..
A : mentong kau, anak kampungko
B : kau iya? nda' mudikko?
A : buat apa mudik, kita kan anak kota.
B : hahahaha, bagus di'. sombommu. bilang saja kere, yah bagus juga, biar kere yang penting sombong, ndak berlakumi itu rendah hati sekarang di!
A : harus ituuuu.. we, bagaimanami urusanmu sama calonnu?
B : nda tahu juga bagaimana ini, habis lebaran kupikir lagi. LDR itu sebenarnya Imposible Relationship.
A : hahahaha...
B : kau iya, berapami pacarmu mudapat cinlok di pete-pete?
A : tunggu dulu kusurveyki nah, supaya valid jumlahnya berapa...
B : yayayaya... sombong lagi
A : daripada kau, makanya kembalimoko naik pete-pete lagi...

blablablablabla.....

RAMADAN 2015

Seminggu yang lalu, mengalami kejadian yang na’as. Karena keteloderanku, tas tempat uang pembeli di lapak Om diambil orang, saat itu panik luar biasa. Tante hanya bisa pasrah, Om luar biasa kesal dengan saya. Memang sih saya yang salah, tumben juga hari itu tas uang itu tak kuselempangkan, hufh, musibah! Saya hanya bisa nangis, rasa-rasa separuh nyawa ini hilang entah kemana, belum lagi sedang puasa, sampe di rumah mata bengkak.

Padahal sehari sebelumnya seorang pencuri tertangkap basah sedang mengambil dompet seorang penjual. Si penjual menggiringnya keliling pasar sambil berteriak “Weeee, inimieh mau ambil uangku tadi eee, tandai memangmi mukanya”. Si pencuri, seorang ibu-ibu, tak berdaya diseret sana-sini. Jalanan tiba-tiba macet luar biasa, apalagi saat itu banyak orang berbelanja untuk lebaran. Tidak ada kejadian saja, pundak baku pundak bertemu, perjalanan menuju wc terdekat atau ke masjid buat shalat sungguhlah sebuah perjuangan luar biasa, apalagi sedang ada hal heboh kayak gini.

Itu pencuri yang merupakan “lawan” dari penjual di pasar, lain pula dengan pencopet dan preman yang tidak mengganggu penjual, justru ada yang berteman baik dengan penjual, sasarannya adalah pengunjung/pembeli, bahkan saya mengenal beberapa di antara mereka. Jika Anda tidak mengganggu mereka, mereka pun tak akan mengganggu Anda, bahkan bisa akrab dan jadi penolong Anda.

Asal Anda tutup mulut ketika mereka beraksi maka Anda akan aman-aman saja dari hajaran mereka, maksud saya, mereka tidak main-main, akan memukul Anda. Pun dengan preman ini, jika Anda seseorang dari luar daerah (Jawa, Maluku, Papua dan sebagainya), berhati-hatilah berbelanja. Jika di film-film Anda bisa melihat preman-preman itu memalak para pedagang, lain halnya dengan di Pasar Sentral Makassar ini. Preman-preman ini akan memaksa Anda membeli barang yang Anda tawar dengan harga tinggi. Ini semacam kerjasama antara si penjual dengan preman tersebut. Jadi saran saya, alangkah baiknya jika teman Anda saja yang membelikan barang yang Anda ingini.

Inilah pasar, tidak ada peraturan yang menjamin keamanan Anda. Hari ini Anda menyaksikan orang lain sedang sial, mungkin besok giliran Anda! Tetaplah waspada, apalagi para pencopet ini pasti sedang senang-senangnya beroperasi sekarang karena pasar ramai akan ibadah “tawaf” para pembeli, yang baginya adalah sasaran empuk. Selamat menunaikan ibadah “tawaf”, tetap waspada!

Ngomong-ngomong soal lebaran, tahun ini, style yang paling diminati adalah Jodha, seiring dengan merebaknya serial India di tivi. Istilah Jodha buat menyebutkan barang-barang/fashion yang memiliki aksen emas pada bahannya. Jilbab jodha, tas jodha, sandal jodha, bahkan daster jodha pun ada, ckckck. Saya bukan penggemar berat India, tapi saya tidak bisa menafikkan betapa cantiknya kain-kain mereka. Beberapa hal yang membuatku bertahan menonton tivi, fashion dan desaign. Bahkan saya kadang-kadang pantengin Dangdut Academy demi melihat apa yang dikenakan oleh pesertanya, kalau menurutku "jelek" yah tinggal pindah chanel, hahahaha. Tapi apapun yang Anda kenakan, selamat berlebaran, selamat berkumpul dengan keluarga.

SALAAAAAAAM! *pegang dahi, hormat ala Jodha Akbar

Selasa, 07 Juli 2015

Bukan Puisi

Sudah lama rasanya tidak menulis surat cinta, rasanya bahagia sekali saat ada sesuatu yang menuntut untuk diungkapkan. Saya tidak tahu, saya semakin tidak percaya kata puitis, bagiku itu semua gombal. Jadi, maafkan jika nanti kau merasa digombal, kalau memang lebay, itulah saya sekarang. Lebay hanya cara orang lain menyalahkan kita dengan apa yang kita rasakan, menuduh dan mencap kita berlebihan, mereka hanya sedang tak merasakannya sekarang. Mereka tidak tahu, bahwa mereka akan lebay juga jika tiba pada gilirannya.

Setiap hari rasanya berat sekali, tapi ada ingatan-ingatan ini yang membuatkanku perahu senyum, penyelamat untukku sebelum ditenggelamkan berbagai macam masalah seharian. Mengingatmu, adalah hal yang paling menyenangkan akhir-akhir ini. Tak ada waktu luang lagi karena setiap jam selalu saja terngiang namamu. Tak ada yang mendengarnya, termasuk dirimu. Namamu menjelma mantra bagiku, bahwa ketika saya sedang berhadapan dengan masalah ada dirimu, yang di pikiranku, yang menyingkirkan semua itu.

Saya ingat celana jeans tuamu tiga tahun lalu. Robekan di lututnya itu menunjukkan betapa setianya dia menemanimu. Sepuluh tahun mengenalmu sebagai kenalan biasa, membuatku merasa telah berfikir salah tentangmu, bahwa kau suka tampil klimis dan rapi, saya salah. Kau tak seperti dugaan saya selama ini. Kemeja kotak-kotak hitam-biru itu juga, terlalu sering kau kenakan, beruntungnya dia, menjadi kemeja kesayanganmu.

Sepuluh tahun mengenalmu tapi mungkin baru enam bulan ini tahu, kalau ada lesung pipi yang menghiasi wajahmu. Ada dua titik tai lalat mengawal bibirmu. Hal-hal sekecil itu, entah mengapa terasa manis dan penting. Dan jangan khawatir, saya tidak ingin mendesak dan memaksa, izinkan saya mengenal dirimu sedikit demi sedikit, seperti halnya detail-detail itu. Biarkan saya menghayati semua itu, saya tidak mau terpaksa menghafal kalau ujungnya harus lupa dan itu hanya akan membuat dirimu berlalu, kau tahu, maksudku kita jadi kenalan biasa lagi. Saya tak mau.

Baru bulan lalu tahu kalau kau itu suka film drama, entah ini cute atau lucu, katakan saja saya memang usil, sering menertawai seleramu, menyepelekan lagu-lagu favoritemu. Terkadang saya berfikir, sayalah lelakinya, kaulah perempuannya. Hahaha, oke saya memang usil, kau tak mungkin mau jadi perempuan bagi saya yang lelaki. Oke, oke, saya tetap perempuannya, saya mengalah. Lalu kau tertawa menang, tak indah tawa itu karena suaramu sejujurnya cempreng, hahaha. Nah tuh usil lagi kan saya! Tapi itu yang menyenangkan karena itulah jalan yang bisa kutempuh untuk mendengar tawamu, sesering mungkin.

Saya tak mungkin lupa tempat kita berdiskusi, saling menertawakan selera musik dan film masing-masing. Saya sering duduk di situ, dengan kursi kosong tempatmu duduk, di depanku. Terbayangkan, kau di sana, ketika kita hening, kehilangan topik, kita buru-buru menengok gadget masing-masing, handphone poliponik yang tidak canggih yang entah mengapa tibatiba membuat empunya sibuk. Kau menyembunyikan apa dengan itu? Rasa canggungkah? Kalau saya, berharap ada seseorang yang ingin menculikku segera sebelum aktingku ketahuan olehmu.

Mengapa harus menyembunyikan itu semua? Karena saya tak mau mendesakmu, saya tak memaksamu mengambil keputusan, entah itu baik atau buruk untukku. Tak ada yang bisa menjamin kita akan terus menjalaninya seperti ini, melangkah lebih jauh lagi atau justru berlalu begitu saja, tidak ada yang tahu. Jadi saya tak mungkin menuntut kau atau saya akan berjanji sesuatu, hubungan ini jangan terlalu dibebani dengan hal-hal seperti itu, itupun kalau kau masih menikmati hubungan ini. Karena berjanji sehidup-semati, bersama dalam suka dan duka, kedengaran sangat gombal, ya kan? Biarkan puisi-puisi itu mewakilinya, jangan kita, kita bukan puisi. Kita, tak percaya lagi dengan itu semua. Betapa tidak romantisnya kita.

Sabtu, 04 Juli 2015

Kini Baru Kau Rasa - Dewi Yull

Sedikit demi sedikit, selera musik sedikit bergeser gara-gara sering main ke Pasar Sentral. Okelah, banyak lagu mereka, yang sering mereka senandungkan atau mainkan bukan seleraku. Tapi ada satu lagu yang ngena banget. Pergi Pagi Pulang Pagi, memang sih agak suka dengan mereka, bagi saya musik mereka lumayan berkualitas dan matang, setelah ST12 bubar, kayaknya Armada ini penggantinya. Dan lagi, lumayan suka dengan lagu-lagu mereka yang lain, tapi gak ada yang sekena dengan lagu yang satu itu, hahahaha. Kenal mereka sejak mereka masih bernama Kertas Band ; Kekasih yang Tak Dianggap dan Selamat Tinggal Kekasih Terbaik.

Tadi siang, tiba-tiba mendengar lagu ini, diputar oleh penjual CD di dekat lapak Om yang kadang-kadang saya hadir di sana buat bantuin dia menjual. Saya ikut bersenandung, Tante yang liatin saya jadi tertawa. Hahaha, ini salah satu lagu favorite alm. Bapak. "Semakin dalam kau coba melupakan dirinya, semakin dalam kau rasa", bagian lirik favorite beliau. Hehehe... #rinduBapak

Minggu, 21 Juni 2015

The Secret Life of Pets Trailer

Hmmm, ada semuami, hewan piaraan yang jablay, selalu kelaparan, penampilan yang menipu, tukang hayal...

QUEEN - DON'T STOP ME NOW

Beberapa bulan lalu, seorang teman nanya ketika kami nonton trailer Minions pertama kali, dia bilang ''Eh, lagu siapa ini yah? Bagus, beat bassnya keren'', saya jawab ''Lagunya David Bowie ma Freddy Mercury, vokalisnya Queen, judulnya Under Pressure.'' Dia balas ''Sotta*ko di situ'' sambil jitak kepalaku. Saya kemudian memasangkan headset handphone saya ke telinganya, kebetulan lagu itu penghuni di memori hapeku. Setelahnya, teman memandang saya dengan muka bingung seolah bilang ''loh kok bisa ada di hpmu lagu ini?''. Setelah suka dengan lagu Heroes, tak lama kemudian saya nemu lagu Under Pressure ini. Untuk hal begini saya cerita juga di blog yah, pameeeeer!

Bicara soal Queen, saya nemu lagu, baru beberapa hari tapi tidak bosan mendengarnya. Silakan terbuai pada permainan piano Freddy Mercury yang slow pada awal lagu, tapi jangan terlena karena tak lama lagi beat akan lebih cepat. Seperti karya masterpiecenya Bohemian Rhapsody, Freddy Mercury memang mengejutkan.



*sotta : sok tahu

Kamis, 18 Juni 2015

Surat-Surat dari John Lennon



Kayaknya basi banget postingan kali ini yak, soalnya buku yang mau kuceritakan saya beli tahun lalu, hahaha. Tapi gak apa apa, soalnya ini adalah salah satu buku yang paling berkesan yang kubeli, kalau ada buku yang kupunya, habis baca kuhibahkan ke orang lain, tidak berlaku untuk buku ini, mau dibaca berkali-kali. Hehe... Apalagi saya waktu kecil suka dan punya mimpi sebagai perupa.

Dari beberapa artikel yang pernah saya baca, John Lennon seorang anak yang tak terlalu berprestasi di sekolah, dia lebih suka menggambar. Hobi ini membuatnya berteman baik dengan Stuart Sutchliffe, salah satu personil The Beatles awal karir. Mereka berdua bahkan berniat masuk sekolah seni. Stuart konsentrasi pada hobi seninya sedangkan John Lennon tidak jadi serius menjadi seorang seniman perupa karena dia memutuskan konsen untuk ngeband. Lagu Baby's In Black merupakan lagu yang terinspirasi dari pacar Stuart Sutchliffe, Astrid Kirchherr yang berduka karena kepergian Stuart.

Meski demikian, John Lennon yang jenaka selalu menyisipkan gambar-gambar buatan tangannya pada surat yang dibuatnya. Ohhoooo, manis banget! Itulah John Lennon, bukan Paul McCartney yang mudah memberi pujian dan mengungkapkan perasaannya secara langsung.




Rabu, 17 Juni 2015

Justin Bieber - Let It Be (Beatles cover)

Saya bukan Beliebers, pun bukan haters. Saya justru melihat Justin Bieber seperti Michael Jackson, coba dengar MJ ketika bocah, yang tergabung ke grup vokal dengan saudaranya, mirip kan? Suara JB memang bagus, hanya dia terkenal, zaman ketika media terlalu mengekspos akan baik-buruk seorang figur, semua orang dengan mudah melontarkan caciannya via internet. Gak usah panjang lebar, saya menikmati video ini....

Selasa, 16 Juni 2015

Jelang Ramadhan 2015



Besok sudah tarwih, pengemis mulai menjamur lagi. Ngomong-ngomong soal pengemis, tadi malam, nonton Jurassic World sama teman di Makassar Town Square. Karena sempatnya habis maghrib, jadilah pulangnya agak malam. Yang sering ke MTos pasti tahu dan familiar dengan muka ibu-ibu yang ngemis pas depannya MTos. Tiba-tiba teman nyeletuk...

S : Sudah malam begini, jam setengah sepuluhmi, eh itu ibu-ibu ngemis, tahannya di!
N : Iya kak, dia kayaknya pengemis paling familiar di sini.
S : Apa nacari dih?
N : Kita* kapang** nacari, kak (kemudian saya berakting di depannya) ''Kaukah anakku yang hilaaaaang?''

Saya tertawa, dia senyum-senyum nanggung gitu, maybe dia nyesel dengan percakapan ini. Hahahaha, maafkan sayaaaaaa kak, lucu-lucuanji naaaaah... pisss



*Kita : Kau, versi sopan dalam Bahasa Makassar
**Kapang : mungkin

Senin, 15 Juni 2015

DO I REALLY WANT TO GET MARRIED?

Ini note milik seorang teman facebook, Melao Kamisama. Sukaaaa...


Selasa, 19 Mei 2015

MERASA

Kalau ke tempat kerja, senior bilang ''Ko kurusan, Nay. Diet ko, dek?'' Saya hanya membalasnya ''Iyakah, kak? Gak diet, bukan saya sekali!'' Yah, siklus tubuh enam bulan ini agak menyebalkan. Akhir bulan kalau bukan pertengahan bulan ditengok penyakit. Sigh... Jadi tahanan kamar, gak bisa kemana-mana, padahal tiap hari keluyuran kemana-mana, menyusuri belantara Makassar ini.

Sakitnya sih hanya sehari, tapi penyembuhannya itu makan waktu dua hari, Bos di tempat kerja ngomel karena tugas-tugas sudah deadline. Belum lagi dengan perubahan pola makan habis sakit, dari lambung yang kosong melompong karena gak nafsu makan ketika sakit, setelah sembuh harus dipaksa dengan porsi normal seperti biasanya, alhasil itu gas di lambung mengamuk.

Menyebalkan, karena kurus bukan karena diet, bukan karena usaha, tapi karena malas jaga kesehatan. Tapi kayaknya dari dulu gak doyan ma diet-diet, apalagi ada tuh yang lagi trend, food combining, banyakan makan buah ma sayur daripada hewani ma karbohidrat, agak mirip vegetarian yah, dimana bedanya food combining ini ma vegetarian, silakan Anda cari sendiri ya... Lagian kalau saya pikir-pikir, dua hal ini pola makan bangsa timur yah? Kayak di Jepang, makannya banyak sayur. Biksu juga hanya makan protein nabati tanpa hewani, orang Barat dan Eropa sana mencoba dan menerapkannya dan ternyata terbukti lebih menyehatkan, diberi merk bahasa Inggris jadinya kedengaran ''wah'' gitu yak, piss yah buat penggiat vegan ma food combining, ini hanya opini saya, ini hanya opini saya. Gak peduli siapa yang pertamakali menerapkannya, kalau itu menyehatkan kenapa tidak. Saya saja yang malas, karena saya fikir bagaimana kalau yang kerja berat kayak kuli makan sayur ma buah doang, kalau lapar di siang hari pastilah mereka harus makan, tapi yah sudahlah, ini kan sesuai porsi kebutuhan energi mereka.

Memang sih, sudah beberapa orang yang bilang saya kurusan, teman kerja (yang saya ceritakan di atas), seorang tante, seorang lagi sepupu, hallah, belum cukup lima sih, gitu aja bangga, belum valid tuh... Tapi merasa agak kurusan sih.

MERAAAASSAAAA atauuuu PERASAANMU SAAAJAAA, Nay??? *sudahlah, mungkin mereka lelah*

Jumat, 15 Mei 2015

PEMBEBASAN

Sebentar lagi adek ke pulau sebrang buat lanjut studi, kasih tambah lagi namanya. Hiks hiks, sedih... Nda adami lagi yang temani kemana-mana, bonceng antar sana-sini, angkat-angkat barang. Dipikir-pikir, saya kejam juga yak... *baru nyadar* Akhirnya dirinya bebas dariku yang manenna' dan pannooko-nookoreng ini, hahaha.

Sabar yah kaki, betis, besok-besok kita jalan kaki lagi... Caw taw...

OLIF - TENTANG RASA

Sudah diremake ma Astrid ma Anji, tak suka dua-duanya, apalagi yang versi Astrid, gak tahu, suaranya Astrid 'unik'nya terkesan dibikinbikin banget. Coba bandingkan dengan versi aslinya.

Selasa, 21 April 2015

BIRDMAN (2014)*

*Film ini baru tayang di makassar sejak dua atau tiga hari yang lalu.

Riggan : You risk nothing! Nothing! Nothing! Nothing! I'm a fucking actor! This play cost me everything... So I tell you what, you take this fucked malicious cowardly shitty written review and you shove that right the fuck up your wrinkly tight ass. 

Tabitha : You're no actor, you're a celebrity. Let's be clear on that. I'm gonna kill your play.




Saya selalu percaya, bekerja di teater dengan penonton yang menyaksikan langsung di depan mata lebih sulit ketimbang menjadi pemain dan kru film. Di dunia cinema, kita bisa memotong adegan yang tak diperlukan atau mengulang kembali adegan yang dirasa salah atau kurang greget, ini yang tak dapat dilakukan di atas panggung, tak ada cut dan pengulangan.

Riggan adalah aktor senior yang selalu gelisah akan karirnya, masih bisakah dia mempertahankan kepopulerannya sebagai penggiat seni peran.  Dia mencoba melepaskan karakter Birdman dari dirinya, karakter yang melambungkan namanya di dunia perfilman. Hari demi hari berjalan mendekati hari H, kecemasannya semakin menjadi-jadi, khawatir akan penampilannya tidak akan memuaskan penonton.

Film ini menyuguhkan gaya bercerita baru, disertai dialog-dialog keren tak lupa pula gambar-gambar yang dihadapkan ke penonton film  seolah-olah bukan tangkapan kamera, tapi seperti halnya pergerakan alami bola mata manusia memandang. Kita sering kali ditempatkan seperti sosok yang berjalan di belakang aktor yang berjalan di lorong sempit menuju ruang-ruang ganti para aktor.

Putrinya yang terjerat narkoba, perceraian yang sepertinya dia baru dia sesalkan, aktor pendatang baru yang punya kemungkinan untuk menggeser nama besarnya, belum lagi beban akan penampilannya serta perlawanan dari suara-suara yang berasal dari dirinya sendiri, acungan jempol buat instrumen drum yang mengiring hampir sepanjang film yang berhasil menambah semrawut suasana cerita.

Sabtu, 11 April 2015

Fast and Furious vs Melancholy is A Movement

Pekan lalu tertarik nonton film Melancholy is A Movement, antrian panjang banget. Yang ngantri justru beli tiket Film Fast and Furious 7. Gila bener ini film, sudah sampe sequel ke tujuh, bahkan ada temen yang berharap ada episod ke 8 nya? Seriusan? Tanpa Paul Walkel? Sepertinya sudah tiba masanya, orang-orang sinema Indonesia menunjukkan taringnya. Hollywood butuh penulis-penulis naskah punjabi punya, yang ahli bikin skenario ajaib, dikira mati, amnesia, ganti muka, siapa tahu Fast and Furious punya nasib baik kayak Tersanjung dan Cinta Fitri.

Dan benar saja, pas masuk, hanya saya sendirian yang nonton. Wanita yang tugas jaga di studio, yang duduk di bawah berkali-kali mandang heran ke arah saya yang duduk (posisi favorit) paling atas. Saya juga bingung, film besutan Richard Oh ini tentang apa yah, absurd gitu. Tapi saya suka bagian ketika Joko Anwar kencing di pohon, dan ada satu lagi... Film religi yang dibikin dalam film tersebut hampir mirip dengan apa yang selama ini saya selalu pikirkan tentang surga. Saya pernah berdiskusi seperti ini dengan kakak saya.

Kakak : Jangan malas ibadah, kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan.
Saya : Supaya apa?
Kakak : Yah, supaya bisa masuk surga.
Saya : Iyalah, siapa sih yang gak mau masuk surga. Siapa juga mau dijebloskan ke neraka
Kakak : Nah tuh kan, sudah tahu... Kalau perlu bisa sampe ke surga tingkat paling atas, tingkat tujuh, ketemu Nabi Muhammad saw.
Saya : Saya mungkin gak sampe mau ke situ juga.
Kakak : Loh, kenapa?
Saya : Di sana terlalu enak, saya mungkin tidak bisa, membosankan. Saya mungkin surga yang paling bawah saja, mungkin yang di sana kenikmatannya yang sederhana-sederhana saja...

Kelihatan kalau kakak saya kebingungan mau bantah saya. Tapi sudahlah, mungkin itu hanya pemikiran manusia saya, Allah sudah rancang semua itu, di luar kemampuan berfikir manusia biasa.