Senin, 26 Maret 2012

MENCURIGAI BAPAK

"Bujaaaang...
Kau sudah ku larang bertempur, tapi kau bilang kau mau bertempur.
Ku bilang jangaaan bertempur, tapi kau bertempur jugaa.
Itulah, sekarang matilah kau.

Kubur!"

Bagi penikmat film dalam negeri jaman dulu, pasti tahu kalimat barusan adalah dialog yang sangat monumental dari film Naga Bonar. Saya sering mendengar petikan dialog tersebut dari bibir Bapak, saya pun menyimpulkan bahwa film ini pastilah salah satu film favoritnya. Bisa dibilang Bapak adalah pecinta seni walau masih dalam taraf hobi. Dia menggemari fotografi, terkadang Mak marah jika ada orang yang tak datang mengambil foto pesanannya.

Beberapa bulan yang lalu, saya menemukan film Kejar Daku Kau Kutangkap, sebuah film yang membuat Bapak terkadang bersemangat untuk pantengin televisi. Pernah, film ini diputar tengah malam saat kami semua telah terlelap kecuali dia yang masih tetap stay di depan tivi menunggu film tersebut tayang. Diputar kesekian kalinyapun dia akan tetap menunggunya. Terkadang, samar-samar saya sering mendengar soundtracknya, yang biasa pula dia nyanyikan saat iseng.

kupetik sekuntum mawar di taman
kucium wangi harummu menawan
katakan... katakan... kau sayang padaku
katakan... katakan... kau rindu padaku

kutunggu senyummu yang merayu
kunanti belaian kasih mesramu
katakan... katakan... kau sayang padaku
katakan... katakan... kau rindu padaku

alangkah inginnya memeluk dirimu
alangkah inginnya menyunting dirimu
oh, kucinta padamu
oh, kurindu padamu


Markum dan Marni

Saya penasaran seberapa menariknyakah film ini? Sampai pada pertengahan menonton film ini saya mendapatkan dialog Pak Panji, Pemimpin Redaksi surat kabar tempat Ramadan (Deddy Mizwar) bekerja sebagai jurnalis fotografi. Potongan dialog ini sangat menarik perhatian saya sehingga semakin tahulah saya mengapa film ini sangat spesial di benak Bapak.

"Fotografi itu hobi yang bagus sekali, kita bisa mengembangkan daya tangkap kita dengan itu"

Saya pernah menunjukkan sebuah foto di sebuah poster produk fotografi (KODAK), modelnya seorang aktris yang saya lupa siapa namanya, wajahnya begitu detail sampai saya begitu jelas melihat beberapa jerawatnya sehingga menampakkan kulit wajahnya yang sebenarnya. Saya menanyakan kepada Bapak, mengapa foto pada poster tersebut tidak diedit oleh pihak fotografernya atau pihak pencetak poster tersebut. Dia menjawab "Justru karena foto tersebut seharusnya menonjolkan kedetailan sehingga cacat modelnya tak harus diedit, justru tak boleh diedit sedikitpun!" Saya faham.

Kembali ke film. Di luar itu, Asrul Sani (penulis Kejar Daku Kau Kutangkap) memang aset besar yang pernah dimiliki dunia perfilman Indonesia, dialog-dialognya cerdas dan banyak gerak-gerik adegan pada film tersebut yang justru tak mengganggu, malah semakin membuat film ini asik, gestur-gestur yang dihadirkan malah membuat semakin detail adegan. Tanpa Bapak sadari, dia menggemari Deddy Mizwar, juga pun tanpa dia tahu pastilah sangat menyukai karya Asrul Sani, yang juga turut andil bagian dalam film Naga Bonar. Deddy Mizwar merasa membuat Naga Bonar Jadi 2 merupakan tindakan yang nekat karena belum ada yang bisa disejajarkan dengan Asrul Sani.

HAFIDZ, NADHIM dan ...


HAFIDZ, ponakan, hampir memasuki umur 3 tahun (lahir tahun 2009), tapi lumayan sudah tahu berhitung walau angkanya melompat, suka baca buku walau baru tahap melihat gambarnya saja, dan suka binatang. Tiap kali ada binatang yang kesasar masuk ke dalam rumah, entah itu cacing, tokek, atau ayam, dia akan bilang "nacari anaknya!"


 Oh yah dia juga suka corat-coret, dinding di rumah kadang jadi korbannya, ckckck!



Sedangkan, adeknya, NADHIM, sudah setahun, sebentar lagi akan dua tahun (lahir tahun 2010). Juga suka lihat-lihat isi buku, hobi mereka banyak yang sama, jadilah mereka kadang bertengkar, walau benda kesayangan mereka telah dibagikan masing-masing satu, tapi tetap saja akan iri satu sama lain.


Dia juga suka binatang, tiap kali melihat kucing, dia akan berujar "meooong!" sambil menunjuk kucing tersebut, juga bahkan kepada semua hewan. Jadi semua binatang, entah ayam, itik, atau semut, semuanya namanya 'meong'. Hehehe!


Mereka sebentar lagi akan punya adek, hufft! Janin di perut umminya sudah 'akhir' bulan ke delapan, jadi tinggal menunggu hari. Insomnia akan semakin panjaaaaaaang!

Sabtu, 17 Maret 2012

DONGENG : BUKAN PENGANTAR TIDUR

Seorang Ibu, malaikat yang membesarkan anaknya tiap malam dengan dongeng-dongeng. Putri kecilnya pun percaya pada semua cerita-cerita Ibunya itu, cerita-cerita yang mengantarkan sang anak membuka pintu mimpi.

Tiap hari dia sengaja berlama-lama di depan cermin untuk menyisir rambut panjangnya, dia mungkin menyangka dirinya Rapunzel yang suatu hari akan diselamatkan dengan rambut panjangnya dari kungkungan menara sang penyihir. Dia terus menghidupkan Rapunzel pada dirinya, seorang gadis cantik yang tak perlu mengenakan berbagai emas berlian karena di kepalanyalah telah tumbuh rambut kuning-keemasan, yang berkilauan jika diterpa sinar matahari yang menembus kaca jendelanya.

Tiba-tiba bayangannya di dalam cermin berbicara kepadanya.

"Hey, untuk apa kamu memelihara rambutmu itu sampai segitu panjangnya?"

"Kau lupa, saya ini Rapunzel!" jawabnya.

"Lalu kau ingin diselamatkan dari apa? Tak ada penyihir yang mengekangmu?"

Dia bingung menjawabnya. Sementara bayangannya di cermin terus-terusan menunggu jawaban darinya.

Keesokan paginya, saat sang Ibu tengah menyiapkan sarapan, dia menemukan sebuah surat kecil di meja makan.

"Bu, siapakah penyihir dalam hidup kita? Bukan Ibu kan?

Si Ibu pun bingung menjawabnya, tapi yang lebih membuatnya bingung adalah cara putrinya bertanya yang kali ini melalui surat. Dia segera ke kamar putrinya, mengetuk pintunya namun tak ada jawaban. Dibukanyalah dengan paksa pintu kamar, alangkah terkejutnya dia mendapati putrinya mengalungkan rambutnya di lehernya. Dia membenci bayangannya di cermin dan ingin membunuhnya, dia pikir hanya dengan cara membunuh dirinya baru bisa membuat bayangannya pun turut mati. Tubuhnya terbujur kaku bersandar pada kursi riasnya yang mewah, matanya melototi bayangannya di cermin, dirinya dan bayangannya saling memandang dengan benci.

Demikian, dongeng ini justru tak mengantarkan kita kepada nyenyak!



@MENULIS ON THE SPOT 17 Maret 2012

NOBITA kepada SIZUKA

Dekisugi memang selalu rangking pertama di kelas Nobita, justru Nobitalah yang jadi orang bodoh di kelasnya, tapi hanya Nobita yang bisa melakukan ini kepada Sizuka!

dapat di sini

Sabtu, 10 Maret 2012

GALERI ZIYA

Semua pernah mengalami mimpi buruk dalam tidur, tapi bagi saya mimpi terburuk justru terselip di kehidupan nyata. Saya pernah dua kali merasakan, memaksakan bahwa itu tidur tapi tidak, ternyata bukan! Sebelum sekolah, saya pernah 'bermimpi' mengejar dengan-setengah-mati banyak anak laki-laki, sekawanan teman kakak saya yang sudah SD bersorak-sorak, menggiring seekor kucing peliharaan saya, mereka akan membuangnya entah dimana. Saya mengejar mereka sambil menangis, saya tak akan pernah lupa kejadian itu walau saya tak ingat dengan detail kronologis kejadiannya.

'Mimpi buruk' kedua, seperti biasa, saya menggambar saat waktu senggang, saat PR telah selesai semua. Saya begitu ingat, sebelum SD saya tak pernah diizinkan meminjam peralatan menggambar saudara yang lebih tua namun sekarang saya salah satu orang yang telah memiliki mereka. Saya yang tak punya kamar dan meja sendiri, menempelkan karyaku malam itu di kamar orang tua, tempat peralatan sekolah dan segala mainanku menumpang. Saya sudah tak ingat betul, gambar apakah gerangan di kertas tersebut sehingga membuat saya sangat bangga memajangnya. Keesokan siangnya, sepulang dari sekolah, seperti biasa saya selalu antusias, mengerjakan PR matematika, saya suka berhitung waktu awal-awal sekolah, justru menjadi pelajaran favorit waktu itu. Tapi, sesuatu hilang, tidak ada di tempatnya dan tak mungkin dinding itu yang menelan gambarku.

Saya bertanya kepada Mak yang sedang sibuk di dapur, ternyata telah dibuang, bentuknya telah kucel di tempat sampah. Saya lagi-lagi merasa mati, kecuali mata saya yang mengalirkan airmata. Sejak hari itu, saya tahu bahwa kebanyakan orang di rumah tak suka saya menggambar. Saya tak berhenti menggambar sampai SMP, dengan catatan saya simpan baik-baik mereka. Tapi tiap kali menggambar, nada peringatan dari orang rumahpun tak berhenti. "Belajar, jangan hanya menggambar saja kerjamu!". Saya merasa perlu membeli buku, meski buku catatan biasa, bakal calon diari. Jadilah pelajaran mengarang menyingkirkan jauh-jauh posisi 'betapa menariknya' perhitungan di kepalaku.

Tapi, dari akun seorang teman FB, saya mengenal putrinya bernama Azka Zahra Maziya (6 tahun). Saya begitu bersemangat ketika ibunya mentagkan karya Ziya ke wall saya, saya bisa bahagia karena saya merasa mimpi saya hidup di tangan kecilnya. Betapa beruntungnya Ziya punya bunda yang pengertian dan betapa beruntungnya bundanya punya anak berbakat seperti Ziya. :)




Seorang dosen pernah menganjurkan saya untuk menyudahi kegiatan berfacebook, dalam hati saya menjawab "Tidak mungkin, Pak!". Bersosial network membuat saya merasa beruntung, menemukan banyak mimpi menembus dunia ilusi menjadi kenyataan :)

"Perasaan Senang Membuat Semua Menjadi Manis Indah dan Melayang di Angkasa"

"Koran Yotsuba Kazi"

Dia melukis salah satu mimpi dalam tidurnya
















Dasar anak-anak, imajinasinya selalu keren! Mereka masih belajar tentang semua hal-hal dasar, ucapkanlah satu kata yang asing baginya, yang tak pernah mereka lihat dan mereka dengar, maka otaknya akan membentuk 'sesuatu' tersebut sesuai imajinasinya. Yah, hanya dengan imajinasi saja, setiap anak telah sanggup membangun dunia versi mereka,. Seperti saat kecil saya merasa awan itu kembang gula yang melayang di langit, saat saya masih percaya kita butuh banyak menghembuskan udara saat bernafas daripada menarik nafas di cuaca panas agar mereka kembali menjadi angin penyejuk. Setiap kali makan buah, saya membayangkan saya nanti akan panen karena telah memakan berbagai biji buah-buahan layak telan. Saat pertamakali saya pernah melihat seorang wanita muntah-muntah (mengidam), Mak bilang itu karena dia tengah hamil tapi bayi dalam perutnya masih kecil, seketika itu saya berpendapat bahwa "Oh, mungkinkah bayi itu lahir melalui mulut?" :P

SUBUH TAK JELAS

Kau melihat seseorang, saat dia balik memandang kepadamu, tiba-tiba hatimu serasa ditusuk jarum sepasang mata itu.

Kau mendekatinya, mengharapkan dia bisa bertanggung jawab atas apa yang telah (tak sadar) dia lakukan.

Kau memandanginya lebih dekat, saat dia kembali melihatmu, bukan penambal hatimu yang bocor yang kau temukan. Pandangan itu membuat hatimu kini justru teriris-iris.

Kini kau mengharapkan perekat terhadap hatimu yang telah berserakan, begitulah seterusnya. Tak ada penawar yang tepat untuk mengobati perasaan cinta.

Kau mungkin telah menjadi orang dengan pengoleksi foto terbanyaknya, atau cukup satu saja, tapi kau letakkan di tempat paling strategis, dimana kau bisa melihat dan menyentuh foto itu dengan rahasia. Matanya, membelai pipinya, menyentuh bibirnya.

Kau membiarkan hatimu terus-terusan berbicara kepadanya, lebih tepatnya ke fotonya yang kau simpan tersebut, sebagai usaha menghipnotisnya "jarak jauh", tapi tidak. Yang tejadi adalah kaulah yang kian menjadi-jadi korban hipnotisnya.

Sesat!

Senin, 05 Maret 2012

Can't Help Falling In Love

Telah mendengar lagu ini secara samar-samar, sejak kecil, dan tahu yang menyanyikan itu Raja Rock N Roll, eyang ELVIS PRESLEY yang ganteng :P. Demen LILO and STITCH, salah satu soundtracknya adalah lagu ini karena ceritanya si Lilo, gadis kecil Hawai ini selera musiknya jadul, ehehehe saya banget. ATEENS dan F4 menyanyikan kembali lagu ini untuk film ini, teman-teman sekolah banyak yang suka sih karena METEOR GARDEN masih segar diingatan. Setahun yang lalu tiba-tiba mendapatkan versi yang ini...



Versi eyang ELVIS PRESLEY dapat romantisnya, tapi versi om BOB DYLAN gimaaaanaaa gituuuu, ngedengernya seperti sedang diseret-seret ma perasaan sendiri, perasaan suka sama seseorang :P

Hiks! *benturin kepala ditembok* Depresi! BOB DYLAN keburu tua, lebih layak jadi om daripada kekasih. *mukul-mukul kepala sendiri* Kepengeeeen amnesiaaaaa!

Sabtu, 03 Maret 2012

"MERASA" saja

Ini bukan malming lagi, malming sudah lewat (masih) dengan dinas-dinas rutin itu, main dengan dua ponakan dan meninabobokannya. Sudah sejam berkeliaran di belantara maya, dan tiba-tiba menemukan foto ini, eksklusif dari akun facebook seorang teman, yang ada di dalam foto itu juga, pas dekat mempelai wanitanya, namanya IKHLAS. AKBAR (dengan nama beken RAKA) menikah kemarin.

3 Maret 2012

Tiba-tiba teringat dengan rambut 'helm'nya yang telah dia tanggalkan, juga teringat saat saya dan siput sengaja datang pagi-pagi ke perpustakaan fakultas untuk mendapatkan KOMPAS dalam keadaan masih baru, maka suasana tak hening lagi jika RAKA atau ABDI sudah ada di sana duluan. ABDI lebih sering mengalah, tapi RAKA yang punya kepentingan mengisi TTS merasa penting untuk menjawab dan menulis di kotak-kotak teka-teki itu daripada didului orang lain, saya yang mengincar BENNY and MICE sedang siput dengan naluri infotainmennya yang selalu kehausan bahan gosip tiap hari. :P

Perasaan "entah" lagi menjangkiti tiba-tiba, saya teringat mereka. Mereka senang duduk depan taman kelas ketika ada waktu lowong. Diskusi tentang hal-hal yang tidak penting sebenarnya, tapi jika mereka yang membicarakannya maka tiba-tiba jadi 'harus' disimak. Saya sering melewati mereka dan terpaksa ikut dalam arus diskusi mereka. Saya tak lagi begitu mengingat topik-topiknya, karena mereka diskusi dengan tema random, hahaha! Mereka memang jago memanipulasi isu :D

cover boy majalah REKTORAT :P

Entah perasaan apa ini. Apakah begini perasaan menjadi seorang sarjana? Ataukah hanya "merasa seorang sarjana" saja?