Kamis, 30 Agustus 2012

TEDx - Ridwan Kamil

sepertinya, ini surat untuk putrinya
 
 
"Kota yang baik adalah kota yang merayakan kebudayaannya."

Kalimat yang dikatakannya di sebuah acara stasiun televisi beberapa tahun yang lalu. Kalimat ini yang membuat saya tidak mudah melupakan sosok ini, sejak beberapa tahun yang lalu. Ridwan Kamil, seorang arsitek, yang bekerja dan menginspirasi di bidangnya, penggiat INDONESIA BERKEBUN.
Keren sekali ini Bapak, hiks!





Sabtu, 25 Agustus 2012

si gemuk dan si kurus

g : eh, elu kok kurus amat sih? lagi diet yah?

k : gak, tuanku kan punya dompet elektronik, nanti pas mau gunain baru ambil. tapi hebat lu yah, perut lo tebal banget...

g : (cemberut) isi gue cuman buntelan bon-bon, gak penting.


*percakapan dua dompet* :D


nb : Berita paling mengejutkan hari ini, dapat kabar kalau AKICHA transfer dari AKB48 ke JKT48. Galauuuu!

o... Princess Mérida

Pakaian Merida sebagai putri
 
Putri itu cantik jelita, tiap hari dayang-dayang menjaga makanannya dan mendandaninya. Dia rutin merawat tubuhnya dengan berbagai macam ramuan, kulitnya cantik karena tak pernah tersentuh sinar matahari yang panasnya menggigit. Hidup di sebuah istana, tinggal membuka jendela kamarnya dan semuanya ada, namun itu hanya milik matanya untuk dipandang, hutan itu sekedar hijau, bukan untuk dipetualangi olehnya. Begitulah gambaran putri-putri di dunia dongeng. Tapi, MERIDA... putri yang satu ini, membuat saya jatuh hati.

Merida @ BRAVE (2012)

Sorot mata birunya tajam, rambutnya yang kriwil dibiarkan tergerai panjang menutupi bahunya, berwarna merah sehingga tampak seperti api yang tersesat di tengah temaramnya belantara hutan.

Beberapa videonya yang kulihat di youtube, malah makin tambah penasaran. Bagaimana tingkah 3 adik kembarnya yang lucu dan usil yang kemudian dikutuk jadi beruang. Tidak sabar ingin melihat rambutnya yang seperti per bergoyang-goyang tiap kali dia bergerak, penghias pribadinya yang selalu ceria. Sekian banyak review yang kubaca, tapiiiii tetap mau nontoooooon. Hiks :( 

Kamis, 23 Agustus 2012

BETTER (bukan merk biskuit)

Baru satu karya Jodi Picoult yang pernah kutamatkan, My Sister Keeper : Penyelamat Kakakku, itu pun beberapa tahun yang lalu. Entahlah, semakin malas membaca.


Bercerita tentang seorang anak (Anna) yang dilahirkan untuk menolong kakaknya (Kate) yang menderita leukimia, bahkan berakibat buruk pula pada beberapa organ tubuhnya. Saya tidak menafikkan, buku ini buku terbaik yang pernah kubaca. Ayah mereka yang bekerja sebagai seorang petugas pemadam kebakaran tapi punya cita-cita terpendam sebagai astronot, selalu bercerita benda-benda luar angkasa kepada anak-anaknya. Sangat menyukai ketika mereka bertiga (Anna-Kate-Ibu) ketika berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, kemudian memutuskan untuk membotak kepala mereka seperti kepala Kate yang memang sakit, mereka melenggang dengan ceria berjalan di tengah keramaian. Bagaimana Anna dan Kate berbagi dalam segala hal termasuk kamar agar Anna bisa membangunkan orang tua mereka jika terjadi sesuatu pada Kate. Kate yang selalu ketakutan, sehingga tiap malam dibiarkan dirinya lelap dalam terang dan selalu memarahi Anna tiap kali adiknya itu mematikan lampu. "Kau bisa menciptakan gelap, tapi aku tak bisa menciptakan terang!". Mengapa Anna harus selalu mengalah?

Dengan mengambil sudut pandang berbeda pada tiap-tiap bab secara bergantian, kita diajak menjadi ibu atau ayah atau Anna atau Kate atau Pengacara Anna atau tokoh lainnya, sehingga kita bisa memaklumi tiap karakternya. Ceritanya menjadi rumit, tak sesederhana memvonis bahwa orang tua merekalah yang salah, atau Anna yang egois karena memutuskan untuk menuntut orang tuanya. Jodi Picoult yang dikenal sebagai penulis novel psikologi, menambahkan hal-hal berbau hukum pada novelnya yang ini. Novel yang keren!

Kira-kira tahun lalu, lebih tepatnya terlambat tahu kalau novel ini telah diangkat jadi film. Salah satu penyemarak film ini, Regina Spektor. Yey, saya suka Regina Spektor! Saya juga suka video-video klip lagunya, dia memang bukan sutradara tapi sepertinya dia yang mengonsep sendiri seluruh video klipnya.


Dalam menghadapi masalah berat, terkadang masalah tersebut terlanjur menjadi racun bagi pikiran kita. Hahaha. Teringat ketika masih menyandang status mahasiswa di ujung tanduk, semua orang, walau tak kenal, walau dengan bibir mingkem sekalipun saya melihat mereka berkata "kapanko sarjana?". Kira-kira begitulah, semua yang ditemui menjelma hakim bagi kita, diri kita tersangka tunggal seluruh dunia. Saat seperti itu, kita butuh sejenak memejamkan mata, mungkin menangis, berusaha keras menemukan ribuan ketegaran dalam diri kita sendiri.

Seperti itulah sensasinya menonton video klip Regina Spektor yang satu ini :


Senin, 20 Agustus 2012

SUMPUNG LOLO

Sumpung lolo (Bahasa Bugis), dalam Bahasa Indonesia mendekati makna menjalin silaturrahim. Baru tahu dari penjelasan kakak kandung kalau ternyata silaturrahmi dan silaturrahim beda. Silaturrahim artinya menjalin hubungan lebih dekat lagi dengan keluarga (punya hubungan darah). Sedangkan silaturrahmi, kepada orang luar.


Yang mukanya kuning, mungkin sudah keracunan kue keju :D


Akhirnya, setelah beberapa tahun, kita bisa merayakan Idul Fitri bersamaan. Senang saja, pas ke rumah keluarga, tetangga atau teman, gak usah mereka nanya-nanyain "Eh, kamu lebaran kemarin atau tadi?". Memang hanya hal yang sepele tapi saya menyukainya.

Hari pertama lebaran, belum kemana-mana. Hanya di rumah, bersih-bersih seperti hari biasa dan merapikan dapur sendiri seeeee beeeee luuuuum... pergi mengacak-ngacak dapur orang lain. Hahaha! Nantilah, pas hari kedua, tadinya hanya rencana ke rumah Om yang di Jl. Banta-Bantaeng eh malah ikut-ikutan rombongan mereka pergi ziarah juga.

Bukan hanya satu rumah, tapi empat rumah. Sebelum pergi, saya disuruh sarapan dulu. Karena tak ada nasi, maka buras pun jadi. Jadi pas sampe di rumah Om, malah makan soto saja karena sudah kenyang. Lanjut ke rumah alm. Pungngaji Patellongi/Pungngaji Aminah di Minasa Upa. Waaaa, mereka menyuguhkan buras ketan hitam tapi perut masih kenyang yah sudah, perut hanya punya tempat untuk beberapa sendok agar-agar (makanan penutup).

Lanjut lagi, ke rumahnya kak Ikhsan/kak Fauziah, juga di Minasa Upa. Setelah capek ketawa-ketiwi, alhamdulillah sudah lapar. Coto bikinan kak Uci jadi nambah selera buat makan. Hampir magrib baru ke rumahnya Pungngaji Nurdin/Pungngaji Sari' di Cendrawasih. Sampai di rumah, jam 9 sudah teler, capek campur kekenyangan. Tapi sampai tengah malam masih terus-terusan cerita tentang kunjungan-kunjungan tadi, belum habis indahnya.

Lebaran itu, mungkin juga berarti melebarkan perut... Ntahlah, besok Mak berencana kemana lagi!

Kamis, 16 Agustus 2012

REFLEKSI 17 AGUSTUS 2012 YANG RAMADHAN

Ketika masih duduk di bangku SMP, saya dengan beberapa teman pernah membuat menangis Ibu Guru wali kelas. Dia telah dua caturwulan memberikan peringkat pertama sampai kelima kepada temanku yang notabene keluarganya semua. Saya sengaja berteriak agar didengar olehnya dan teman-teman yang sedang istirahat di taman, bahwa dia tidak adil, bahwa saya punya teman segeng yang lebih pintar yang hanya digesernya menjadi peringkat keenam, dan di caturwulan kedua malah turun ke peringkat ketujuh. Saya merasa ditipu oleh guru saya tersebut karena dia sendiri yang selalu mengutarakan di depan kelas kalau dia menilai keaktifan kami di kelas dan teman saya selalu aktif, bahkan lebih aktif dari yang lain, saya jangan dibilang lagi. Kalau saya tidak mood saya malah bolos, atau kalau gurunya lagi mendongeng saya malah tidur. Tiga tahun, sepertinya saya dan teman saya itu salah masuk sekolah. Semua kelas yang jadi rangking satunya yah keluarga para guru-guru di sana, kecerdasan teman saya dibalas kesewenang-wenangan memberi nilai para pembinanya. Semoga keadaan di sekolah saya tersebut sudah berubah.

Setelah kami lulus, saya dan teman saya tersebut mendaftar di SMA yang sama. Syukurlah, akhirnya, kecerdasan teman saya ini tak hanya saya yang mengakuinya, dia dapat rangking walau tak bisa menggusur seorang teman dari SMP lain yang sepertinya ditakdirkan menjadi peringkat pertama seumur hidup karena orangnya memang pintar. Tak apalah, yang penting beberapa teman yang kebetulan satu sekolah lagi bisa dikalahkan teman saya. Adapun justru yang jadi rangking dua di SMP malah sudah menikah, tidak eksis walau setahuku dia doyan tampil bak model, dia dengan teman segengnya dalam sebulan tak pernah alpa membuat poto bareng di rumah, waktu itu hape jadul pun masih barang langka apalagi hape berkamera (kebetulan di rumah saya ada studio foto punya bapak). Tiap istirahat di kelas mereka menyanyi sambil membaca lirik-lirik lagu Malaysia yang ditulisnya kembali di sebuah buku tulis. Sementara saya dan kelompok kecil saya lebih sibuk merencanakan bolos yang indah “Jam pelajaran Bahasa Indonesia, kemana nanti kita?”.

Lulus SMA, teman saya ini justru tidak bisa kuliah lagi. Yang kudengar dia hanya kuliah pendidikan (bukan sarjana) di ibukota kabupaten, hampir seperti universitas terbuka. Dia konon sudah mengajar sebagai tenaga pengajar honorer sebuah SD di kampung. Yah baguslah, semoga dia bisa menularkan kecerdasannya. Sedangkan saya yang bisa kuliah, sampai hari ini belum bisa ngapa-ngapain. Seperti yang selalu saya katakan, kuliah melenyapkan kesederhanaan berfikir saya.

Saya juga pernah bercakap-cakap dengan seorang teman kuliah, tentang seorang dosen yang lumayan ditakuti di kalangan mahasiswa. “Sial, padahal itu Ibu, lulus jadi dosen karena link. Dia mudah keterima dosen jadi seharusnya dia juga permudah kita kalau berhadapan ma dia, tidak adil. Kau tahu tidak, kalau itu Ibu cucunya Profesor blablablabla makanya gampang diterima.” Begitulah, yang dimanfaatkan banyak orang untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkannya sekarang lebih banyak berlaku lank-link-lunk. Kalau ingat hal-hal begini, saya jadi enggan jadi orang baik, ujung-ujungnya nama saya nanti akan dimanfaatkan. Padahal semua orang tahu, Soekarno pastilah berbeda dengan Megawati, mereka dua pribadi yang berbeda walau hubungan mereka ayah-anak. Jadi ingat sebuah artikel di sebuah majalah, “Keturunan Biologis, Bukan Keturunan Ideologi”. Hahahaha… Bukan saya loh yang bilang, tapi itu benar-benar judul sebuah artikel. Jadi peace buat Bu Mega!

Teringat sms dari seorang teman yang juga punya keinginan jadi dosen, tapi katanya tidak untuk di unh*s. Kita semacam mengkhianati kemampuan kalau memerlukan koneksi untuk mendapatkan pekerjaan. Kalau dipikir benar juga, orang lain setengah mati berusaha untuk lulus, namun ada beberapa orang yang dengan hanya punya ‘orang dalam’ jadi mudah untuk mendapatkannya. Namun hal-hal ini seketika bertubrukan dengan kalimat "sudah rezeki!". Jadi, apakah KPK itu sebenarnya berhadapan dengan kemauan Tuhan? Seperti peminta-minta sumbangan yang selalu mengganggu istirahat siang, kata udztas, berilah harta kita seikhlas kita, jangan diusir, jangan sampai itu adalah jelmaan malaikat. :o Maafkan saya ya Allah, saya masih mempertanyakan apa yang mereka (sering) katakan. Para pengemis itu, mereka malah akan jadi tambah malas walau tak semuanya, ada beberapa yang benar-benar harus dimaklumi mengapa mereka sampai harus mengemis. Udztas juga manusia!

Di sebuah forum kecil yang saya salah satu terlibat di dalamnya, sampai pesertanya berdebat. Salah satu pihak malah menggeser hal nepotisme ini mengarah ke zaman Nabi Muhammad saw. “Mengapa tidak, Nabi dulu mengangkat orang-orang terdekatnya sebagai petinggi/pejabat negara.” Ampun, daripada bingung, saya mau sahur dulu pemirsa…

Lebaran, suci seperti terlahir kembali...


Olimpiade 2012 memang telah selesai, tapi di rumah saya masih tetap atlit, walau sampai sekarang belum diakui oleh dunia sebagai sebuah cabang olahraga : MENGAYUN. Di rumah ada tiga manusia kecil yang bergantian diayun setiap hari, mereka lumayan aktif jadi rasa ngantuk di mata mereka butuh dipancing dengan mengayun mereka, yaitu dengan menidurkan mereka pada sebuah kain yang sudah dikaitkan dengan per yang digantung, tapi tidak usahlah saya menjelaskannya secara mendetail karena hanya orang yang keterlaluan modernnya yang tak tahu bagaimana penampakannya. Begitulah, saya merasa jadi “polisi tidur” yang harus mengamankan setiap mimpi mereka, maka menu insomniaku bertambah lagi. Apalagi setelah setahun lebih fokus menyelesaikan tugas akhir, tiap bangun pagi siang saya mencek warna kelopak mata bawah bagian dalam di cermin. Bayangan di cermin seperti mengolok-olok, saya (yang di cermin) tinggal menjulurkan lidah. Tiap hari berjalan ke kampus seperti orang mabuk, ngefly itu murah ternyata, tidak butuh obat atau minuman keras, cukup dengan sering-sering begadang.

Tapi setelah ramadhan dan kebetulan urusan kampus sudah tamat, saya menganjurkan diri saya lebih banyak di rumah. Saya bercerita kalau mengayun ponakan beresiko insomnia, kebalikannya jika tugas itu pas pagi/siang hari, apalagi ramadhan, teler jadinya. Tidur, sepertinya ibadah paling banyak yang kulakukan ramadhan ini, balas dendam. Terlalu banyak tidur dan dendam, makruh pangkat dualah puasa ini. Jadwal tidur saya bahkan bisa menyamai jadwal tidur ponakan yang paling kecil yang baru berumur empat bulan, yang terbangun hanya karena lapar atau pipis. Lebaran nanti, saya benar-benar kembali jadi fitrah bayi. Lega rasanya, menjadi manusia lagi, bukan burung yang terbang atau hantu yang melayang ketika berjalan kaki.

Minggu, 12 Agustus 2012

pindahan

Seorang teman pernah meminta tolong karena akunnya di hack oleh seseorang. Saya sebenarnya tak bisa banyak membantu maka saya hanya bisa merekomendasikan seorang teman yang lain, yang lebih ahli tentunya. Walau teman saya telah berusaha meraih kembali akun teman saya tersebut, ternyata tetap tak bisa diselamatkan. Entahlah, siapa yang usil atau (bisa saja) iri kepada beliau. Yang kutahu teman yang telah di hack akunnya tersebut adalah penulis yang lumayan produktif. Saya pun turut bersedih, banyak catatan-catatannya yang tersimpan dalam akunnya tersebut. Bagi penulis, tulisan-tulisan itu selayaknya anak-anak yang telah dia lahirkan, kira-kira begitulah rasanya. Karena dia menghubungi saya dari akun yang baru dibikinnya, maka yang bisa kulakukan hanya menghiburnya. Saya mengatakan padanya kalau dia tak boleh putus asa, musibah ini seharusnya jadi cambuk baginya untuk berkarya lebih baik lagi. Sama halnya ketika MULTIPLY mengumumkan akan tutup sebagai social-network mulai 1 Desember nanti. Ada percahan diriku yang tertinggal di sana. Ada celotehan-celotehan, bercandaan di kotak komen, saling teriak di guestbook. Tapi ya sudahlah, dari pihak MULTIPLY ingin mengubahnya jadi pasar, jadi yah hak mereka. Saya hanya berusaha menyelamatkan beberapa tulisan. Mohon maaf, saya malas mengeditnya! Berikut beberapa tulisan yang saya pindahkan dari sana... 





130903

Kau… adalah lelaki pertama yang menyentuhku.
            Ingatkah kau? Tentang acara bangun dini hari kita. Menggelitik pipiku dengan kumis tipismu yang setiap jum’at kau bersihkan. Aku terbangun akibat gelinya. Bersama, kita melawan dinginnya suasana. Mempersiapkan diri menghadap Yang Maha Kuasa.
Ingatkah kau? Dengan memendam kantukku kau memaksa mataku terbuka lebar melihat bintang-bintang yang sengaja begadang sampai dini hari demi untuk menyaksikan keromantisan kita berdua yang bergandengan mesra menuju rumah-Nya. “Lihat! Bintang saja berkerlap-kerlip malu memandang kita…” senyummu.
            Ingatkah kau? Saat semua orang memaksaku memerankan lakon seperti yang mereka inginkan : “Aku ingin melihat kau seperti orang lain!”. Kata-kata itu memborong habis telingaku. Saat orang-orang terdekatku tak bisa memilikiku dengan keGUEanku ada seseorang yang memproklamirkan kemaklumannya terhadap diriku. Itu kau…
            Ingatkah kau? Cara merayumu itu! Begadang kadang membuatmu lapar. Sesekali (bahkan sering kali) memaksamu menggombalku. Kau melingkarkan kedua tanganmu di leherku dan memohon : “Aku rindu kopi manismu!” atau “Nasi habis!”, lalu kau menyodorkan mie instan… Heh! Dasar!
            Ingatkah kau? Saat kita berboncengan menuju malam dan kau bernasehat : “Jangan pernah mau dibonceng sembarang lelaki!”.
Tapi tidak bagi kau kan? Karena kau adalah lelaki sahabatku.
13 September 2003
        Entah, hari ini tanganku ringan memilih warna hitam sebagai atasan dan bawahanku. Aku tidak percaya pada firasat. Bukankah kau yang mengajarkan itu, wahai lelaki? Aku menungguimu di sini. Berharap kau bisa beristirahat dengan tenagamu yang tersisa.
        Aku kini setengah mati mengemis padamu… Istirahatlah! Istirahatlah dengan penjajahan jarum infus di tanganmu! Istirahatlah dengan masker tabung gas yang menopengimu! Istirahatlah dengan nyanyian suara tape dan bising ‘kotak ajaib’ para coass di ruang ICU ini. Istirahatlah! Kumohon….!
        Seandainya ada yang bisa meredam sakitmu selain tidur, maka kami akan mengusahakannya. Hatiku teriris melihat matamu yang bertempur melawan sakit. Perih… nyeri… seandainya bisa, bagilah rasa sakit itu kepadaku! Lelaki sahabatku, maaf! Aku tak bisa berbuat apa-apa selain mengemis agar kau beristirahat!


Ba’da Dhuhur
        Tidaaaaakkk…. Kau sudah istirahat, betul-betul istirahat! Aku hanya mengizinkanmu untuk tidur, bukan MATI….


14 September 2003
        Dari sore kemarin sampai sekarang, lihatlah aku. Mataku seakan tak pernah habis-habisnya mempunyai persediaan air mata. Air mataku sudah menjadi mata air, selalu menyeruak keluar untuk tumpah. Mataku tak punya ruang kosong lagi untuk air mata. Mataku telah dipenuhi oleh kesedihan akan istirahatmu! Kau kejam! Saya dari kemarin duduk di sini memandangmu dengan mata bengkak, sedangkan kau selalu membalasnya dengan senyum. Mengapa kali ini kau tidak memaklumiku. Kau kejaaaammm! Saya ingin membencimu, tapi tak bisa. Tak ada stok dendam untukmu di hatiku. Yang ada hanya cinta.
        Saya tak bisa membalas dendamku kecuali hanya dengan membalas senyummu dengan satu kecupan….
        Hah… ternyata aku belum puas. Senyummu itu…. terlalu kejam, terlalu tega! Kupeluk dirimu, mencoba membisikkan sebuah nada sinis “Kau kejam!”
        Kupejamkan mataku, merasakan terakhir kalinya bersentuhan denganmu. Izinkan aku menunggu kebahagiaan dari pelukan ini! Izinkan aku bahagia sejenak agar aku kuat menghadapi kengerian hidup tanpamu…
        Sial! Tak terbit jua kebahagiaan itu, yang ada tetaplah air mata!
Dan kau… kau masih tersenyum… Kau kejaaaammmm!

16 September 2003
        Dengan peci hitammu, mengenakan baju koko hijau hadiah dari seorang anak laki-lakimu, dan tentu saja, masih dengan senyummu itu….
        Oh… ternyata kau datang menjawab gerutu : “kau kejam!”-ku kemarin.
        Senyummu menjelaskan suatu kebahagiaan, bahwa setelah orang mati akibat sakit maka ada kenikmatan. Seperti halnya ibu yang baru saja melahirkan, tersenyum bahagia saat mendengar bayinya pertama kali menangis. Sakit dan nikmat ternyata hanya berbeda sepersekian detik saja. Tak ada kata-kata, karena senyummu sudah mengungkapkan semuanya…
        Senyummu buyar, wajahmu hilang, bayang-bayangmu samar… ternyata hanya mimpi…
Terima kasih lelaki sahabatku atas semua jawaban dan pengakuan yang kau lakukan. Terima kasih atas kedatanganmu menjawab bisikanku tempo hari…
Terima kasih Bapak!
Lelaki sahabatku selalu tersenyum kepadaku lewat matanya : “berbuat baiklah… dan lupakan!”
Lelaki sahabatku, mataku sesak akan air mata saat mengingatmu. Selalu saja begitu…”





KAPAN BUKU KEEMPAT?
Aug 25, '08

Setelah lama ditunggu-tunggu dan menonton episode-episode yang diulang-ulang terus akhirnya GlobalTV menayangkan episode baru AVATAR, Buku Ketiga : FIRE (16 – 18 Agustus 2008). Hal yang mengagetkanku, ternyata Pangeran Zuko selain cucu dari Raja Zousin yang jahat juga merupakan cucu Avatar Roku dari ibunya. Sisi baik dan sisi buruknya terus berperang dalam dirinya, mengantarnya menjadi seorang pelarian di suku pengendali tanah, tentu saja ditemani oleh sang paman. Jadi hal yang wajar jika selama cerita dia malah menganggap dirinya seorang yang abu-abu tak beridentitas.
Avatar Roku dan Raja Zousin sewaktu muda memang bersahabat sekaligus satu perguruan, namun visilah yang membuat mereka berpisah. Setelah mereka tua, walaupun terus bermusuhan, mereka berusaha saling mendekatkan dengan cara mengawinkan anak mereka. Pangeran Ozai (Raja Api : ayah dari Pangeran Zuko) akhirnya beristrikan anak dari Avatar Roku yang mempunyai hati yang berkebalikan dari dirinya. Dari mereka juga lahir Putri Azula, adik dari Zuko. Azula yang mewarisi sifat ayahnya, sedangkan Zuko karena selalu lebih dekat dengan ibunya akhirnya dianggap pengecut karena melanggar sebuah peraturan kerajaan. Selain berakibat luka permanen di wajahnya, Zuko juga disanksi untuk menjauh dari Kerajaan Api sekaligus menangkap Avatar Aang.
Saya juga kini tahu mengapa Iroh (Paman Zuko) juga mendukung keponakannya untuk tidak terlalu terobsesi memburu Avatar Aang, karena dia satu-satunya yang tahu kalau Zuko ditakdirkan untuk membantu Aang, sang musuh.
Dan inilah yang paling mengejutkanku….:
ZUKO yang selama ini jadi musuh  AANG  akan jadi guru pengendali apinya….
WOOOO…. Nggak nyangka…..!!!!
Memang Azula lebih hebat dari Zuko, tapi Zuko sudah mempelajari mengendalikan kilat diajari oleh Iroh. Selain itu, di episode baru Saka si pria boomerang, dikarenakan harus menyamar dan berbaur menjadi suku pengendali api mengantarkannya bertumbuh menjadi si ahli pedang. Aang juga jadi banyak tahu tentang negara api karena dia tak tahu pakaian pengendali api yang dikenakannya adalah pakaian sekolah calon pengendali api. Di terlantar di sekolah itu. Hahahahah!
Penyamaran juga mengantarkan Katara bertemu Nenek Hama yang ternyata sedang menyamar juga. Dia sesungguhnya sewaktu muda adalah seorang tahanan perang, asli suku air. Hanya dialah yang berhasil meloloskan diri dari penjara dengan ilmu baru ciptaannya : mengendalikan darah (darah : berelemen air).  Dia berhasil lolos karena sanggup menaklukkan penjaga penjara dengan mengendalikan darahnya hingga tak berkutik lagi. Katara mewarisi ilmunya, namun sayang hanya bisa digunakan pada saat bulan purnama saja.  Toph, si buta juga kini bisa mengendalikan metal dan tanah luar angkasa yang digunakan negara api sebagai senjata untuk memerangi suku lain.
Tidak sabaran mau lihat kelanjutannya…  yah… wajar saja lama baru di putar episode barunya. Selain karena alasan komersil (harga) juga karena di NICKtv AVATAR diputarnya sekali seminggu, sedangkan di Indonesia tiap hari, jadi harus nunggu lama kalau mau lihat episode yang barunya…
Kemarin coba browsing… dapat beberapa gambar aneh-anehnya Avatar, salah satunya yang ini… :
 
 Saya dapat dari salah satu web diskusi sesama penyuka Avatar. Mereka membayangkan jika Katara di kemudian hari ‘jadi’ dengan AANG atau ZUKO. Hi…. !





CANGKANGKU SAYANG
Jul 26, '08

    Siput mengejekku, "tak pernah ada penelitian bahkan dongeng sekalipun Badak memakai cangkang..." Ya, tapi inilah yang terjadi. Si Badak gila ini punya cangkang, spesies baru. Saya balik mengejeknya "kok Siput tak pakai cangkang, nanti lu dipecat jadi Siput baru tauk rasa lo..." Siput hanya senyum-senyum saja.

    Memang dia malas mencari rumahnya karena dia tak suka memakai cangkang. Ceritanya Siput lagi bermetamorfosis menjadi seorang wanita yang feminin, menjadi ROKER sejati (roker : pemakai rok). Dia beranggapan yang memakai cangkang terkesan sportif dan tomboy. Ah... gak juga (dik!). Sudah banyak kok tawaran-tawaran model cangkang yang feminin. Tuan Putri di rumahku saja tertarik mau membeli sebuah cangkang padahal dia 'feminin' sekali. Barang-barang yang dibawanya dengan tangannya membuat pundaknya sakit. Dan itulah salah satu penyebabnya saya memutuskan untuk bercangkang, tidak membuat tangan, lengan, pundak sakit sebelah.

    Tawaran untuk memakai cangkang sebenarnya datang sejak SD dulu. Kepsekku, Pung Uleng yang menyarankannya. Saya suka bawa buku banyak (baik untuk betul-betul dipelajari maupun hanya untuk sok belaka). Jadi, guruku yang paling baik di dunia itu menawariku untuk memakai cangkang. Dia memperlihatkan sebuah literatur yang memaparkan bahwa cangkang lebih sehat daripada tas-tas model lainnya, terutama untuk kesehatan punggung. Mulai sejak itu saya mencintai cangkangku. Walau sudah beberapa kali berganti cangkang, adaptasi terhadap setiap cangkang baruku tak membuatku untuk segera bosan dan meninggalkannya. Untuk pertama kalinya, cangkangku yang sekarang adalah pilihanku, sesuai dengan warna favoritku, hitam.

    'Cangkang...', sebenarnya itu teriakan dari salah seorang teman sefakultasku, Rieske jika memanggil saya. Katanya kalau tidak pakai cangkang maka saya akan dipanggil 'Celengan'. Saya akan selalu melekatkan cangkangku pada diriku karena kalau tidak... Gara-gara cangkang juga, Basman (Betmen, begitu kami sering memanggilnya) menyapaku dengan panggilan : "Oe... Kura-Kura Ninja!"

    Cangkang, dia mengingatkanku pada teman-teman SMA sesama pemakai cangkang dengan celotehan : "Mau ke Padepokan mana Kisanak?", seakan-akan kami adalah tokoh serial silat jawa semisal Wiro Sableng. Hehehe!
    Cangkangku sayang....

NB : Tulisan ini tidak penting sekali (dik?). Ya, memang karena hanya rindu teman-teman SMA saja. Sudah lama kita tidak berkumpul lagi untuk bernostalgia, saling maccalla satu sama lain.
"Mau ke Padepokan mana Kisanak?", sapaan ini membuat Andi, salah satu teman kami menyukai nama barunya : KENDI. Sok jawa (dik?)





HUJAN DAN LELAKI PENDONGENG
Nov 2, '08



Hujan mengantarkanku pada kenangan bersama seorang teman sedolanan yang paling pertama mengajakku berhujan-hujanan. Dia melebarkan tangannya, menyambutku bergabung dengannya untuk merasakan ketukan-ketukan air hujan yang menyasar ke dirinya.

Ajakkannya saya tolak, betapa sakitnya memikirkan dikenai serangan peluru air yang banyak. Maka dia sendiri yang akan menarikku, memelukku di tengah air yang terus menumpahi… ‘jangan takut, saya melindungimu! Ini hanya butuh pembiasaan!’. Sambil memejamkan mata dia menengadah ke atas, setengah mati bernafas karena ruang kosong telah disesaki air. Dan saat dia merasakan lengan kecilku meregang di pinggangnya, matanya berkata menunduk ke wajahku ‘nah, nggak apa-apa kan?

Seketika… kami menari persembahan kepada langit agar hujan tak mereda. Hujan belum berhenti, namun pesta-hujan dihentikan oleh kemarahan Mak kepada kami, terutama terhadap dia yang telah memprovokasi ‘Adikmu kau ajak juga! Bagaimana kalau kalian sakit!’ tegur Mak sambil menyelimutiku…

Setelahnya kami jarang berpesta-hujan lagi karena menghindari Mak marah. Namun, kami akan bertemu dengan mereka lewat jendela yang belum bisa kugapai. Maka dia akan mendorongkanku sebuah sofa ruang tamu agar wajahku dan wajahnya bisa berdampingan melihat hujan. Kepadaku dia berdongeng, tentang kekacauan yang terjadi di langit. Terjadilah perang yang dipersenjatai cahaya yang bernama kilat dan berbunyi guntur. Maka wanita dan anak-anak yang ada di negeri awan menangis sejadi-jadinya agar pihak yang berperang berdamai. Akan ada cahaya SELAMAT DATANG warna-warni berpendar dari perayaan kedamaian setelah perang usai. Lingkaran itu dinamai Pelangi…

Naluri kanak-kanakku berimajinasi, menggambar dengan jari telunjukku sebuah wajah gadis kecil kumiripkan dengan diriku di jendela yang dilapisi titik-titik air, kunamai ‘lukisan air’, dan kutoleh dirinya sedang menulis namanya diekori nama Bapak terkasih… Dia menyadari mataku mengarah kepadanya. Dia menghentikannya karena dia selalu malu memperlihatkan tulisannya kepada orang lain. Dia mengalihkan suasana dengan menunjuk ke gambarku. ‘Ada yang kurang’ katanya, kemudian dia membentuk dua buah tanduk mengarah ke bawah di antara bibir sang gadis. ‘Kamu kan bergigi gingsul! Nanti kamu jadi drakulaaaaa…!’ dia selalu mendongeng anak kecil yang bergingsul akan jadi drakula dewasanya. Dia tersenyum menang menampakkan lesung pipinya, berhasil mengelabuiku agar dia tak tenggelam dalam rasa malu karena tulisannya. Kugebuki dia, tapi dia tetap menertawaiku…

Kau, punya lesung pipi. Kau akan jadi rembulan karena punya banyak bekas luka jatuh di wajahmu. Bulan kan jelek seperti mukamu…’ balasku… Kami akan terus bertengkar sampai suara Mak meleraikan kami dari arah dapur. =)





ZUTARA
 Oct 21, '08

  
Agak kecewa tau kalau Katara jadian ma Aang, banyak fans yang lebih suka jika Katara dengan Zuko saja. Tapi bingung mau jadi apa nanti? Satu pengendali air satunya pengendali api. Mungkin hal itu semacam kejutan, seperti surprisenya bahwa buyut Zuko dari garis keturunan ibunya adalah Avatar Roku yang merupakan sahabat lama sekaligus musuh Kakeknya dari Ayahnya. Bisa-bisa saja ZUTARA benar-benar terjadi tapi yah penggemar Avatar bayangkan sendiri-sendirilah…. Hehehe!

Saya mengkhayalkan…, saat dunia telah damai tak ada perang lagi, Zuko menyatakan perasaannya dan berjanji menikahi Katara. Pernyataan cinta Zuko membuat Katara sadar bahwa perasaannya kepada Aang hanya sebatas sebagai kakak saja. Zuko pun punya rencana untuk keluar dari lingkup kerajaan. Tahta dia serahkan kepada Aang yang memang dia rasakan pantas untuk memimpin kerajaan api. Zuko punya ide untuk membuat usaha kedai teh bersama Katara, tentu saja disertai sang ahlinya Iroh sang Paman tercinta. Zuko punya kekuatan api untuk membuat air hangat, ada si pengendali air dan si pemilih teh… Lengkap sudah! Sesekali Aang bertandang ke sana...

Trus… Aang ma sapa dong? Sama Toph ajah! Hehehehe!






BEPPA KURASSARA*
Aug 28, '11


Jika sudah kepepet menjelang lebaran kayak gini, kue sederhana ini bisa jadi alternatif solusi. Performancenya mirip Kue Kurma, kue kering yang dioven khas bugis. Kalau Kue Kurma, adonan (polos) yang sudah masak dicemplungkan ke dalam gula pasir yang sudah dipanaskan dan setelah itu diberi kacang yang digiling kasar (bisa diganti wijen) sebagai hiasan luar.
Nah, kalau kue yang satu ini (entah apa nama resminya, saya tak tahu juga asal-usulnya), kita cukup membeli biskuit susu yang berbentuk bulat, kemudian dibelah menjadi dua bagian yang sama. Seperti Kue Kurma, biskuit ini kemudian dicemplungkan ke dalam gula pasir yang sudah dipanaskan (warna sudah menjadi merah tua). Kemudian angkat ke wadah yang sudah ditaburi kacang yang digiling kasar, lalu balik agar bagian atas juga tertempeli kacang...
Dana yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan Kue Kurma, biskuit yang biasa kami pakai di rumah itu biskuit merk PIRAMIDA buatan Makassar, harganya 2500 per bungkus. Satu bungkus bisa jadi satu toples sedang.
Sekian, moga bermanfaat. Salam KUTTU! =P

*"Kue Malas-malasan", saya menamainya demikian.





MUSIM WOTA TELAH KEMBALI
Jun 6, '12




Setelah akhir-akhir ini Indonesia penuh akan hal-hal berbau Korea, tiba-tiba beberapa bulan lalu melihat iklan POCARI SWEAT, jinglenya kok Bahasa Jepang yah? Tapi modelnya orang Indonesia, bukan seperti iklan versi Aelke Mariska, yang ini rame kayak girl band. Akhirnya nyari tahu, mereka adalah JKT48 yang merupakan 'sister' dari AKB48.

Akhirnya, kembali mengjepang setelah lama tak mendengar hal-hal berbau Jepang. Si DOKKUN Nishikido Ryo, apa kabarmu sekarang? Hiks...

Saya sangat mengakui ide cerdas Yasushi Akimoto ini, padahal yang dikerjakannya bisa dibilang mencontek apa yang telah dilakukan Johnny Kitagawa yang lebih cenderung mengumpulkan model dengan berbagai macam talent untuk dimanaje lebih matang. Oh yah, AKB sendiri adalah akronim dari AKIHABARA. Yasushi Akimoto memang cerdik memilih sasaran (tempat) pasar karena Akibahara adalah pusat elektronik, budaya populer, anime yang ada di Tokyo.
AKB48 adalah group idola wanita, tapi tak ada halangan kan untuk saya menyukainya? Saya suka lagu-lagunya, mereka yang ceria dan meriah, begitulah mereka disetting. Melihat mereka, kita seperti melihat karakter-karakter komik yang berwujud manusia. Tinggi, imut, identik dengan seifuku yang keseringan 'rok pendek' dengan berbagai macam tatanan rambut. Coba lihat video live mereka yang bertebaran, yang nonton dan berseru-seru pas mereka nyanyi tuh laki-laki dewasa, mungkin penyuka komik, game, anime, penggemar cosplay atau hal-hal yang berbau Jepang sering diistilahkan dengan sebutan WOTA.

Dan yang paling saya suka adalah mereka pede dengan yaeba (gigi taring yang gingsul) mereka. Saya juga gingsul taring, auuuuuuuuuummmm >.<. Kalau beberapa tahun terakhir, abege-abege suka masang kawat gigi entah itu sekedar gaya atau untuk benar-benar keindahan gigi mereka, di Jepang lain lagi. Gigi gingsul justru sesuatu trend, bahkan ada yang sengaja membayar mahal demi untuk menggingsulkan giginya. (menggingsulkan, istilah macam apa ini? hahaha). Tapi AKB48 masih dipercaya kalau mereka tidak terlalu mengandalkan operasi plastik untuk memperbaiki penampilan seperti yang dilakukan banyak girl band Korea. Ada mungkin satu-dua orang tapi gak separah yang terjadi di Korea sana.

Mereka terbilang muda, mungkin paling tua 20anlah, jadi nda usah susah-susah untuk sok cute. Entahlah, saya melihat AKB48 tampil apa adanya, mungkin itu yang mbikin saya tidak antusias menggilai budaya Pop Korea. Oh yah, tiap tahun mereka menambah personil, hasil audisi. Jadi mereka banyak, mungkin ada kira-kira seratusanlah, yang kemudian terbagi ke beberapa unit AKB48 seperti Baby Blossom, French Kiss, Honegami, dan masih banyak lainnya.

Ada bagusnya juga, jadi kalau ada yang nda bisa hadir misalnya lagi sakit parah pan masih ada yang lainnya bisa mengisi. Tapi tiap orang pastilah kecewa kalau oshimen (andalan) mereka gak hadir performance. Oh yah, ternyata mereka tak hanya nyanyi doang, mereka juga punya show sendiri, teater sendiri. Itulah, mengapa banyak wota yang tak suka AKB48 disebut sebagai girl band, karena mereka bukan hanya sekedar band, karena mereka lebih ke IDOL GROUP, nah catet tuh!

Yang paling membedakan mereka dengan group lainnya adalah setelah selesai show, shakehand (jabat tangan) adalah jadwal wajib yang harus dilaksanakan para member AKB48 kepada penggemarnya karena konsep group ini adalah "idola yang dapat anda jumpai setiap hari”, jadi artis dan penggemar tidak ada batas, mereka saling support. So, gak ada yang istilah jaim-jaiman "lu hanya penggemar" karena mereka 'bertumbuh dengan fans'.

Saya sih senang saja, akhirnya ada hal-hal yang berbau Jepang yang bisa dinikmati lagi karena maaf saya tidak terlalu suka dengan Korea. Saya tak suka dramanya yang 'gila' (over) akan romantis, gayanya begitu saja, rambut mereka kurang eksplorasi. Di Jepang kan ada gaya harajuku, rambutnya bisa lebih ngembang gak dibikin luruuuus melulu. Ehehehe, pokoknya komik banget. Arigatou, Mr. Yasushi Akimoto!

Dengar mereka kayak dengar soundtrack animasi Jepang yang sering diputar di tivi cam SAMURAI X, NARUTO, INUYASHA, dkknya. Eheheheh. Kadang gak bisa tidur karena dengar mereka di laptopku, gak jadi ngantuk gara-gara ketularan keceriaan mereka, yah baguslah, bisa buat panen ide. Sudah hampir jam tiga pagi, padahal besok maunya ingin ikut pelatihan singkat, ada teman yang ngajak, lihat nanti deh kalau bisa yah ikut kalau ngantuk yah lebih baik tiduuuuuur! :P


Kostum favorit saya, seifuku lagu HEBI ROTESHON
(atau HEAVY ROTATION)
padu padan jas militer, dan ey lihat roknya
seperti dari kain perca yang disatukan


Rabu, 08 Agustus 2012

DIGUSUR

http://multiply.com/info/we-are-sorry


Hah, ini belum lebaran, kok sudah ada yang minta maaf. Saya rasa, ini hanya taktik dari pihak MULTIPLY sendiri, jadi berita ini HOAX besaaaaar! Kek Film 2012 ajah. *menghiburdirisendiri* Kita lihat, setelah adanya pengumuman ini, orang berbondong-bondong nengokin akunnya di MP. *sokpengamat*

Senin, 06 Agustus 2012

Seandainya Saya REGINA SPEKTOR

Tulisan ini benar-benar pernah kutulis dalam diaryku.


Regina Spektor - Eet

                               "  Behind every   beautiful thing 
                                     there’s been   some kind of pain  "
                                                                                                    ~ Not Dark Yet (Bob Dylan)

Terima kasih Om BOB!

Tidak ada pundak untuk bersandar, tapi ada lagu-lagumu tempatku mengungsi, ada tiupan harmonikamu seperti angin yang membuka tirai kepedihan yang selalu berusaha kusembunyikan. Lagu-lagu itu memang tempat kepedihanmu menetas, tapi saya bisa menangis walau saya tak mengalaminya. Memang kau tak menangis karena kau 'menyamar'kan kepedihan itu seolah-olah itu bukan kepedihanmu. Maka serta merta saya-tidak-tahu-apa-sebabnya justru malah menjadi kepedihanku.

Semua orang hanya bisa bertanya mengapa mataku bisa sembab, tapi di lagumu saya menangis tanpa harus banyak menjawab karena memang kau tak bertanya, kau menghamparkan jawaban-jawaban (cerita) yang kemudian diklaim oleh penikmat karya-karyamu "lagu ini gue banget!".

Kau meniup harmonikamu sehingga 'bernafas' menghembuskan kepedihan-kepedihan itu. Saya tahu, kau belajar memainkan gitar dan harmonika secara otodidak, guru terbaik memanglah pengalaman, yang mengajarkan bukan dengan teori, tapi kitalah yang yang harus langsung menyelaminya. Begitulah belajar dengan hati, mengikutkan perasaan, merasakan senang sedih dalam semua hal tanpa harus takut sakit atau kehilangan.

Saya tak bisa membalas 'kebaikan' lagu-lagumu, saya sebenarnya bisa menyanyi tapi pas-pasan dan sampai hari ini belum bisa memainkan gitar atau alat musik lainnya, saya hanya bisa curhat. Jadi biarkanlah Regina Spektor yang mewakili. :D Sekali lagi, terima kasih Om BOB!