Kamis, 27 November 2014

untuk apa tulisan yang bagus

Gadis Surat, sungguh tidak kekinian. Barangkali memang ada baiknya mengganti nama blog ini dengan ''curhat picisan'' saja. Makin hari tidak ada postingan bagus, saya juga tak ada niat untuk menghilangkannya, bahwa saya juga pernah alay, menye-menye dan semacamnya, agar saya tidak sok eksklusif, saya pernah melalui fase itu. Dengan begitu saya tak mudah mencela selera orang lain.

Jadi ingat seorang kawan, kini diakui sebagai penulis, sekarang malang-melintang di festival-festival. Ketika pertama kali membacakan puisinya, seorang senior seperti memandangnya sebelah mata. Kini, senior itu justru berbalik jadi jempolers di setiap apa yang diposting di wall facebooknya, betapa alaynya...

Maksud saya, jangan terlalu cepat meremehkan kemampuan orang lain, hanya karena dia bukan teman komunitasmu sehari-hari beraktifitas bersama, hanya karena kau tak melihat bagaimana dia berusaha. Atau mungkin penggiat seni itu memang butuh eksklusif? Bergaul di antara mereka saja? Masa bodoh.

Jadi penulis kesannya keren, tulisan saya pernah dimuat di beberapa buku. Rasanya biasa saja. Mungkin ini yang dirasakan oleh tokoh pedagang yang di Novel Alkemis, seumur hidupnya dia memimpikan naik haji, namun seumur hidupnya pula dia enggan mewujudkannya, dia takut kalau keinginan satu-satunya tersebut terkabul, maka hidupnya tidak berarti lagi. Dia bukan manusia yah? Yang benar saja, manusia itu banyak keinginan.

Tapi itulah yang terjadi. Tuh lihat, novel yang kukutip saja termasuk novel lumayan mainstream, saya malas baca buku memang. Saya tidak ada keinginan lagi bikin tulisan yang bagus, walau sebenarnya selama ini saya tak yakin tulisan saya benar-benar bagus. Saya pernah bikin puisi, tapi kata abangku, apa artinya semua puisi kalau egomu yang berkuasa, ''kau sekedar indah di kata-kata''. Sempat juga tertarik jurnalisme sastra, tapi belakangan sadar, keindahan hanya dijadikan orang-orang menyelipkan hal-hal yang sebenarnya buruk, yang membaca jadi memaklumi, tapi itu tergantung sih.

Selasa, 11 November 2014

GALERI HAFIDZ, NADIM & SYAMIL

tumben akur
Setelah berapa lama saya terus-terusan dipaksa menggambar buat mereka, akhirnya mereka mau juga meggambar untuk mereka sendiri. Sebelum-sebelumnya mereka memang senang corat-coret. Jangan ditanya lagi, dinding di rumah sudah kayak galeri mereka, penuh dengan gambar random mereka. Saya memberi mereka buku, buku yang tak terpakai lagi, milik sepupunya yang sudah tamat SMA. Apalagi setelah ummi mereka membelikan pensil warna, tambah semangat mereka menggambar.

Suatu kali, saya ingin serius menggambar, tapi jika dihadiahi peralatan oleh seseorang. Khayalan tersebut tak kunjung nyata, daripada menunggu, maka saya putuskan saja menjadikan hal ini sebagai resolusi saya untuk tahun 2015 mendatang, sebisa mungkin menyisihkan uang buat membelikan mereka pensil warna.

Berikut gambar-gambar mereka, favoritku yang berjudul Gajah dan Jerapah.



awan berwajah

ayam

brontosaurus

bus

gajah

itik

jake si anjing

jerapah

kereta dari atas

kucing 1


kucing 2


laut

menulis

mewarnai

mobil 1

mobil 2

mobil 3

mobil 4

mobil 5

mobil 6

pemandangan 1

pemandangan 2

pemandangan 3

pemandangan 4

robot

rumah panggung 1

rumah panggung 2

Selasa, 04 November 2014

I DON'T WANT HIM TO GROW UP

Ada zamannya, ketika kami berdua bangun dari tidur siang, Nenek tak sempat buat cemilan, maka dia memberi uang jajan kami masing-masing, tak banyak, tapi cukup untuk membuat bahagia. Setiap malam minggu, kami bertiga tidur satu ranjang. Sebelum tidur, saya dan dia merencanakan mengejar capung esok hari dilanjutkan dengan kegiatan yang menyenangkan lainnya.

Ketika saya kuliah, saya pernah dikirimi sms oleh orangtua bahwa dia terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera, walau tertahan hanya di tingkat Kabupaten, saya membayangkan betapa gagahnya dia mengenakan seragamnya.

Tiba waktunya dia kuliah juga, kami bertemu, walau saudaraan saya bisa rasakan dia jadi agak canggung, semua kenangan hanya berulang dalam wujud kisah, kami memang ramai membicarakannya, tapi saya tak bisa bohong pada diri-sendiri, kalau yang kurindukan adalah adikku yang bocah, mungkin diapun juga begitu adanya...

Video di bawah ini, membuat saya bercerita, membuat saya tersenyum sekaligus menangis.



Senin, 03 November 2014

TWEEDY

Sudah lama tidak mendengar lagu-lagu Jeff Tweedy, tadi malam iseng nyari info, ternyata dapat twitternya pulak, kayaknya baru dibikin beberapa bulan. Kabar terbaru, ternyata Jeff Tweedy punya proyek baru dengan putranya, Spencer Tweedy, yang merupakan drummer dari The Blisters. Single ''Low Key'' sebagai perkenalan, keren juga. Apalagi video klipnya lucu, gak nyangka endingnya kayak gitu, ahahahaha.... Btw, ini versi live mereka, selamat terbuai...