Senin, 26 Desember 2011

HADIAH DARI SINTERKLAS


Dengan gembira, buru-buru saya membuka kotak besar dan berat yang diberikannya kepadaku. Ternyata isinya cangkul dan sabit. Saya memandangnya dengan seribu tanya.

“Hohohoho, sarjana itu tidak penting, Nak!” Dia menepuk pundakku.

Tiba-tiba semuanya gelap setelah dia menepuk pundakku, ada apa ini? Apakah barusan saya sedang di bawah pengaruh hipnotis, dan kukucek mataku segera mencari cahaya, ada yang menyelip di bawah jendela yang tertutup, ini ternyata pagi. Tak ada cangkul dan sabit, ternyata itu hanya mimpi.

Ah, syukurlah hanya mimpi. Hari begini, mau jadi petani dimana? Tak lucu jika saya diam-diam pergi menggusur gedung-gedung tinggi agar ada yang bisa saya garap. Lagipula kesuburan yang dikandung bekas tanah gedung-gedung tinggi tersebut telah dipakai cebok oleh orang-orang di dalamnya. Adapun kotoran mereka yang bisa jadi pupuk, apakah bisa mengembalikan kesuburan tanahnya? Makanan mereka banyak mengandung zat kimia yang bisa saja malah jadi penyakit bagi tanah itu sendiri.

Saya sebenarnya menyesal, tak sempat menyarankan kepada SinterKlas untuk menulis sebuah kalimat basi di keretanya “Tuhan memberikan apa yang kau butuhkan, bukan apa yang kau inginkan!”.

Pagi ini tidak ada apa-apa di dapur, saya hanya sarapan nasi(b) yang kemarin, untuk diteruskan hari ini…

HOME ALONE


Apa gunanya punya anak yang hanya bisa menjadikan keluarganya bahan gunjingan di tengah pesta karena keanehannya? Apa gunanya punya anak yang tidak bisa mendatangkan bahagia bagi keluarganya? Mungkin Tuhan hanya akan menghargainya dengan neraka, ganjaran bagi manusia yang tidak berbakti.

Orangtuanya dan semua saudara kandungnya telah sampai di pintu rumah surga mereka, tiba-tiba sang ibu bertanya pada mereka “Ada yang kurang, Pak! Salah satu anak kita tidak sedang bersama kita!”. Dan betul saja, mereka hilang satu.

Dengan cemas, mereka meminta agar si anak itu bisa dihadirkan di sana, dengan tiba-tiba datanglah si anak itu di tengah mereka, dan mereka telah lengkap untuk menikmati surga.

Namun, sebenarnya, itu bukanlah anaknya yang sebenarnya. Tuhan membahagiakan (menipu) mereka dengan mendatangkan sosok yang persis dengan anak yang sebenarnya. Sebenarnya anak itu sudah di neraka berteriak-teriak melolong minta tolong.

Namun dalam hatinya si anak terus berbisik “Saya mencintai kalian walau tak ada surga sekalipun!”. Begitulah, semua orang senang menjadi hakim! Sang anak telah menghakimi dirinya sendiri karena semua orang telah menjadi hakim, tak akan ada yang mau (sedikitpun) berubah posisi jadi tersangka.

Kamis, 22 Desember 2011

MANTAN

John Lennon pernah membuat home demoFREE AS A BIRD”, seperti benar-benar menggambarkan jiwanya tengah bebas. Seolah mempertegas dia telah sebagai John Lennon tanpa embel-embel keBeatlesannya lagi, namun anehnya Yoko Ono malah mengizinkan lagu tersebut dinyanyikan pada album terakhir The Beatles dimana John Lennon telah tiada. Tapi kemudian setelah mendengarnya utuh kita bisa memaklumi, pada bagian reff justru merupakan penyanggahan, pertanyaan tentang ‘kebebasan’ itu sendiri.

Whatever happened to
the lives that we once knew?
Can we really live without each other?

Bagian ini dinyanyikan oleh Paul McCartney, membuat lagu ini semakin menarik di telinga. Paul melalui suaranya (seolah) mengingatkan bahwa mereka pernah satu dan sungguh naif jika beranggapan fase tersebut bukanlah hal yang penting bagi mereka. Persahabatan Lennon-McCartney sungguh unik, karakter masing-masing jauh, jauuuuh berbeda.

Jika John Lennon, ingin bebas seperti burung yang terbang melengkapi luasnya langit, (hampir senada) Bob Dylan justru pernah berkata “No one is free, even the birds are chained to the sky.” Kebebasan seekor burung yang bisa terbang tergantung dari langit, apalah jadinya jika tak ada langit. Ah, saya telah sering membandingkan dua orang ini, mereka berteman baik dan saya menyukai dua-duanya. Mereka, dua orang yang pernah (dan masih) menjadi ikon perdamaian dunia tapi justru saya menangkap mereka orang-orang yang sulit berdamai dengan diri mereka sendiri. Mereka…. rumit!

Pembahasan di atas untuk merayakan kebebasan saya dari bangku kuliah. Haha! Oke, saya salah, berhenti saat finish sudah di bawah kaki, tinggal diinjak, tapi rasanya capek juga kalau terus-terusan berdiri dengan satu kaki dekat garis finish karena kaki satunya lagi diangkat, ancang-ancang untuk menginjak finish. Cinta dan Pemerintah, dua hal yang rumit bagi saya, setelah duduk di perguruan tinggi membuat saya harus menambah lagi list tersebut menjadi tiga : kuliah. Jujur saya hilang kesederhanaan berfikir setelah kuliah, setiap hari bertemu dengan beberapa ‘reptil’ (begitu temanku mengaTAI mereka). Orang yang sekolah tinggi, bahkan sampai ke luar negeri pun setelah kembali yah kembali, harus mengandalkan kelihaiannya menjilat. Yah seperti skripsi yang menjangkitiku setahunan ini, 10% kerja, 90% melobi (baca : menjilat).

Maka, hubungan pendidik dan yang dididik telah jauh dari hubungan saling menguntungkan. Pengajar merasa mereka sangat dibutuhkan, mengejar tandatangannya bak artis. Haha, saya ingin tertawa mengingat kejadian tadi malam, membuatku harus segera punya keputusan bulat yakni “Tinggalkan!”. Berikut kronologisnya :

Di depan rumah aleena beliau, (kita sepakati saja disingkat jadi Bu AB) saya bertemu dengan pembantunya yang tengah menemani Ibunya Bu AB menjual di warungnya.

Saya : adaki ibu AB di dalam?

Pembantu : tunggu dulu saya tanya sama ibu haji nah…

Dia ke dalam warung dan keluarlah ibu haji mempersilakan saya masuk “Masukmaki, Nak! Adaji itu di dalam.” Pembantu itu menuntun saya masuk sembari setengah berbisik. “Takutka’ tanya langsung ma Bu AB kaa takutka dimarah-marahi lagi!” Duh, makin nggak enak perasaanku.

Bu AB : “Eh Inayah, dudukmako duluuu!” (Dia ke depan sebentar kemudian kembali) “Kenapako Inayah?”

Saya : “Bu, minta maaf Bu. Ada SKnya PD1 bilang angkatan 2004 harus proposal minggu ini, jadi saya mau minta tandatanganta’ sebagai Pembimbing II”

Bu AB : “Oh, pernahmi ketemu PD1? Apa-apa mubilang sama dia?”

Saya : “Saya hanya cerita kalau saya tidak punya kesempatan untuk urus-urus bu.”

Bu AB : “Hanya itu?” (Dia akhirnya meminta pulpen dan menandatangani lembaran itu) “Kau nda’ bilang saya di Belanda?”

Saya : Dia sempatji bilang bu, bilang ---Bu AB ada ke Belanda di’?---“

Bu AB : “Jadi kau bawa-bawa namaku supaya kau bisa diloloskan. Kau jual-jual namaku di fakultas supaya kemalasanmu bisa dimaklumi, nda’ mauka saya nah!” (Saking marahnya, pantatnya pulpenku terlempar, terlepas, jatuh di lantai. Saya hanya bisa mengalihkan pandangan ke punggung suaminya yang duduk tak menghadap ke kami, diam dari tadi mendengarkan tragedi ini. Haha)

Saya : “Nda’ji bu! Saya nda’ bilang saya salahkan ibu!”

Bu AB : “Pokoknya tidak mauka’, kau harus konfirmasi dulu sama PD1 bilang bukan salahku kau di D.O. nah… Kauji yang malas. Tiap hari saya di Belanda saya buka e-mail, saya selalu tunggu e-mailmu tapi nda kau nda pernah muncul!”

Eh, baru tahuuuuuuu kalau bisa email-emailan ma dia. Cwihhhh! Sempat ada kakak kandung menyarankan untuk e-mail ke dia tapi saya urungkan. Sepertinya dia orang yang ‘melakukan’ harus melalui kesepakatan dulu, tiga orang dosen telah mewanti-wanti saya soal ini. Pembimbing I pernah menanyakan nasib saya saat mau membubuhkan tandatangannya di persetujuan pembimbing. “Janganki dulu tandatangan Prof karena belumpi natandatangani Pembimbing II”. Dia kemudian bilang kalau saya harus hati-hati ma ibu yang satu ini, salah-salah nanti malah dipersulit. Widih yang professor saja bilang gitu, apalagi yang lain. Dan benar saja, seorang dosen yang lumayan dikenal suka mengakrabkan diri dengan mahasiswa pernah bertanya. “Inayah, bagaimana proposalmu dek?”. Saya bilang “Nda taumi, Pak. Masih sama Pembimbing II”. Bapak itu kemudian bermuka kesal bergosip dengan temannya “Edeeedeeeh, kenapakah itu Ibu begitu sekali, na ini anak maumi di D.O., seharusnya dia menger-mengermi sedikit!”. Salah satu dosen perempuan lainnya pernah juga memperingati saya “Hati-hati dek bicara sama Kak AB supaya kau nda napersulit, good luck nah!”. Haha. Berbekal dari nasehat dari mereka, setahunan ini saya merasa kemahasiswaan saya sudah tak aman. Bu AB juga pernah meloloskan judul pertama saya namun kemudian dibatalkan karena ternyata judul itu sudah ada yang angkat. Temanku kesal “Kenapa na begitu jurusanta’ Nay, saya di jurusanku naperiksa betul-betul sekertaris jurusan, tidak adapi samanya secara substansial itu judul baru natandatangani berkas pengajuan judulta’!”. Saya hanya geleng-geleng kepala, bukan saya masalahnya, yang masalah adalah KE-CE-ROBOH-AN-NYA itu Ibu AB. Selalu ‘cari aman’ di depan birokrasi fakultas, muka sopan depan dosen senior, sok disiplin ma mahasiswa.

Saya pernah dapat bukti kalau dosen-dosen muda di jurusan takut sama dia, catat yah : takut, bukan segan. Pernah seorang dosen junior mencaci maki saya “bodoh” dan “malas” di depan banyak dosen di ruangan jurusan, padahal setahu saya ibu yang satu ini baik sekali, tidak pernah berkata kasar, semua mahasiswa bilang dia baik, dan saya kemudian pun tahu bahwa ibu itu jadi berubah temperamen, pura-pura marah ke saya agar dia bisa dicap ‘sok perhatian’ sama mahasiswa. Orang baik pun terpaksa jadi reptil di depannya, ckckck berbahaya sekali, menulaaaaaaarrrr!

---Jeda iklan telah selesai, kembali ke ruang tamunya Bu AB. =P

Bu AB : “Kita berdua harus menghadap hari jum’at ke PD1, konfirmasi. Ini tanda tangan saya ambil nah. Saya tidak mau nah, kita ini orang hukum. Kau tahuji too? Kau itu, kalau bukan kasihan saya tidak tolongko Inayah! Kau itu, menjual muka ingin dikasihani terus.”

Dia mengambil lembaran yang sudah dia tandtangani tadi dan melipatnya.

Bu AB : “Sudahmi, pulangmoookooo dulu!” 

Dia kemudian masuk, memunggungi saya. Saya ingin pamit ke dia, selayaknya tuan rumah dan tamu, tapi sebelum saya pamit pulang dia sudah memunggungi saya, telah dua kali terjadi. Saya pernah punya niat memamerkan kesombongan saya juga padanya, maksudnya membalas sikapnya ke saya, tapi ini hanya lelucon saya via sms dengan teman saya (yang juga berada di ujung tanduk).

Saya : “Begitu di’, janji selesai sama-sama, kalau d.o. juga sama-sama. Pembohong!”
Lee : “Saya kan ada bakat poliTIKUS, Nay, jadi janganko heran. Haha. Sori nay, maafkanka’. Apa yang bisa kubantukanko supaya sama-samaki bisa selesai? Saya siap jadi tukang ojek, antar2ko pii rumahnya dosen”
Saya : “Saya mau diantar pakai helikopter sekalian supaya bisa dipamer sama mereka. Ini, apaaa? Ojeeek? Ngga keren, tidak bisa dipamer, memalukan!  :P”

---- Nda usah dilanjutkan, nanti yang baca ketularan gila!

Jadi telah setahun ini, saya mati-matian menghidupkan kembali sebagai mahasiswa yang menyelesaikan kemahasiswaannya dengan baik, urusan rumah sering ditelantarkan, bersahabat ma kopi, tapi kejadian tadi malam membuat diri saya mati. Saya bukan mahasiswa lagi, bukan alumni, tapi mantan mahasiswa! Oke Bu AB, sepertinya hubungan kita akan baik-baik saja seandainya kita bertemu di kemudian hari bukan sebagai mahasiswa-dosen, tapi sebagai masyarakat biasa, tanpa embel-embel keilmuan (baca : sekolah/pendidikan).

Umur kemahasiswaan tinggal sehari lagi… Mari hitung mundurrr….!!!!

Sesekali melirik jam di hape, sementara itu telpon beberapa kali dari Mak, dari kakak, dari teman seperjuangan tak ada yang kuangkat. Wahai kaliaaaaaan, bersabarlah, saya sedang menunggu momen istimewa yang akan kukabarkan kepada kalian! Jadi jangan menelpon, hanya akan mengganggu kekhusyukan ini, jadi tak akan saya angkat. Okeeee?


Oke Nay, rayakan saja!

Rabu, 21 Desember 2011

MERDEEEEKAAAA!

Akhirnya, tidak perlu berjuang lagi, tidak jadi sombong karena berhasil menyelesaikan strata satu. Siapa yang mau menemani saya merayakannya malam ini dengan menonton film APU TRILOGY?

Senin, 12 Desember 2011

batal ngantuk

lima menit yang lalu merencanakan menunaikan tidur, tapi tiba-tiba menemukan gambar ini... ngantuk entah pergi kemana, mungkin pulang pagi lagi.

mungkin bilang "mari berbincang, ada dua cangkir di sini!" =P























*langsung meluncur ke belantara file nyari mp3 'One More Cup Of Coffee (Valley Below)'

Sabtu, 03 Desember 2011

Membajak 50/50

Postingan ini sebenarnya tidak penting, hanya ingin merayakan, kalau Film 50/50 telah tersedia di lautan dunia maya endonesaaaaa, walau kualitasnya masih sedang yang jelas masih bisa dinikmati. Lagian sepertinya film ini tak akan tayang di bioskop, masih banyak hantunya kapang.
Film ini berkisah bagaimana seorang pemuda menghadapi penyakit kankernya. Ditemani sahabatnya, dia berusaha mengisi hidupnya dengan canda-tawa. Dengan enteng dia memperkenalkan diri kepada gadis-gadis yang belum dikenalnya sama sekali di sebuah cafe, dengan kalimat "Hey, I have cancer!", haha, yah ini dark-comedy. Di bawah ini trailernya, yang memperkenalkan telinga saya dengan musik Edward Sharpe & The Magnetic Zeros, salah satu lagunya yang berjudul "Carries On" menghiasi trailer film ini. Cekidot!



*sambil bersenandung "one love gimmi gimmi, one smile gimmi gimmi...!" hehe

Kalimat Paling Sedih : "Jangan Lupakan Aku!"

The sweetest songs are sung by lovers in the moonlight,
The sweetest days are the days that used to be.
The saddest words I ever heard were words of parting
When you said "Sweetheart, remember me."

Remember me when the candle lights are gleamin',
Remember me at the close of a long, long day.
Just be so sweet when all alone you're dreamin'
Just to know you still remember me.


Remember Me (When The Candlelights Are Gleamin'), salah satu lagu yang dinyanyikan Bob Dylan dengan Joan Baez di hotel saat mereka dan teman-temannya tengah istirahat. Video ini merupakan cuplikan dari bonus dokumenter DON'T LOOK BACK (1967), yang hanya bisa didapatkan dengan membeli edisi re-releasednya (2007). Tapi beruntunglah, tim yutub tidak memblok video ini, so sudah disedot sebelum terlanjur dihapus sama yutub. Huahaha!



Bagusnya! Sepertinya lagu ini tepat sebagai ost. kalimat selamat datang di blog gadissurat ini : "Tenanglah... Aku hanya meninggalkanmu, bukan melupakanmu..." Jiaaaah.

Jumat, 02 Desember 2011

tidak penting

Jika KAU menjanjikan martabat bagi orang yang berilmu...
Selanjutnya jika saya yang jadi tuhan, saya akan mengutuk orang-orang yang suka mengmewah-mewahkan ilmu mereka, mendamparkan mereka ke zaman dimana ilmu mereka tak bisa dipakai sama sekali, karena yang mereka sombongkan sebenarnya bukan ilmu tapi sekolah mereka...

Bersyukurmi, saya bukan tuhan! Seandainya saya tuhan, saya tidak perlu capek-capek sekolah, memikirkan banyak hal yang tidak perlu, yang di'ada-ada'kan oleh orang sehingga nampak sangat dibutuhkan dalam hidup. Pengetahuan-pengetahuan yang tidak penting membuat banyak orang tak lagi sederhana, tak banyak waktu untuk bisa lebih mudah bahagia. Berfikir memang membuat otak tajam, namun jika terus-terusan berfikir sampai yang tidak penting pun difikirkan, bisa jadi ketajaman otak itu untuk 'bunuh diri' otak itu sendiri.

Woyyy, dunia ini dibangun dengan kerumitan, nyadar woy! Kalau mau yang sederhana, yah jadi orang gila sanaaaah!

Kamis, 01 Desember 2011

PR dari MEVI*

 *) http://mestand.blogspot.com/

1.      Tokoh panutan dalam hidupmu siapa? Sebutkan alasannya yang dapat menggugah air mata!
Bapakku alm., semua laki-laki bisa jadi ayah bagi anaknya tapi tak semua bisa jadi sahabat bagi anaknya.

2.   Paling males kalo disuruh ngerjain apa? Kenapa?
Disuruh tidur tapi doyan tidur juga sih, hehe. Yeah, begadang sebenarnya adalah jadwal bagi orang-orang yang sudah bosan dengan “kerja di pagi hari, istirahat di malam hari”.

3.   Pernah marah ga?
Yah normalnya pasti pernah

4.   Sebutkan alasan kenapa?
Yang pastinya tidak suka kejadian-kejadian itu, saya juga bingung menjelaskannya.

5.   Kalo bisa nambahin cabang olahraga untuk ditambahkan di kompetisi Sea Games kemarin, apa yang paling cocok? Harus mewakili apresiasi bangsa dan negara ya!
KORUPSI, haha!

6.   Sebutkan hal yang belum pernah kamu bisa dapetin sampai sekarang.
Pengen punya kamera yang canggih.

7.   Makanan apa yang menurutmu paling aneh didunia dan pengen kamu cobain? Makanannya harus beneran ada dan bisa di cari di mbah google ya kalo ada yang mau tau bentuknya :D
Tunggu dulu saya googling, hehe…

8.   Sebutkan 7 keajaiban dunia menurut versimu.
Adanya internet, surat2an Nazaruddin dengan pak Esbeye (gak nyangka dibalas), acara musik jadi acara gosip (lebih ke keanehan daripada keajaiban), ketemu guru SDku, ada angkot, ada eskrim, sandaljepit, masih banyak lagiiiiiii…

9.   Sebutkan mimpi teraneh yang pernah kamu alami.
Saya bertemu anak kecil laki-laki dengan rambut keriting, dan saya akrab dengannya, saya berfikir itu alm. Bapak saya.

10. Kalo ada kesempatan untuk main film Hollywood, kamu mau main film  bareng siapa?
Tom Hanks, saya berperan sebagai anaknya, huahaha! Dasar yatim.

11. Andai kamu presiden Amerika, apa yang akan kamu lakukan untuk menjaga hubungan baik terhadap semua Negara-negara di dunia, terutama dengan predikat Negara adi kuasa. Jawaban harus serius dan berbobot.
Menghimbau kepada seluruh negara untuk bersekutu, ‘menyumbangkan’ militer mereka, bukan untuk berperang tapi untuk menyebarkan benih pohon karena konon Amerika termasuk penyumbang polusi terbanyak di bumi.