Senin, 26 Desember 2011

HOME ALONE


Apa gunanya punya anak yang hanya bisa menjadikan keluarganya bahan gunjingan di tengah pesta karena keanehannya? Apa gunanya punya anak yang tidak bisa mendatangkan bahagia bagi keluarganya? Mungkin Tuhan hanya akan menghargainya dengan neraka, ganjaran bagi manusia yang tidak berbakti.

Orangtuanya dan semua saudara kandungnya telah sampai di pintu rumah surga mereka, tiba-tiba sang ibu bertanya pada mereka “Ada yang kurang, Pak! Salah satu anak kita tidak sedang bersama kita!”. Dan betul saja, mereka hilang satu.

Dengan cemas, mereka meminta agar si anak itu bisa dihadirkan di sana, dengan tiba-tiba datanglah si anak itu di tengah mereka, dan mereka telah lengkap untuk menikmati surga.

Namun, sebenarnya, itu bukanlah anaknya yang sebenarnya. Tuhan membahagiakan (menipu) mereka dengan mendatangkan sosok yang persis dengan anak yang sebenarnya. Sebenarnya anak itu sudah di neraka berteriak-teriak melolong minta tolong.

Namun dalam hatinya si anak terus berbisik “Saya mencintai kalian walau tak ada surga sekalipun!”. Begitulah, semua orang senang menjadi hakim! Sang anak telah menghakimi dirinya sendiri karena semua orang telah menjadi hakim, tak akan ada yang mau (sedikitpun) berubah posisi jadi tersangka.