Sabtu, 30 Juni 2012

celana

 
Di rumah, ada dua anak malas sekali pakai celana. Kalau mau pakaikan celana sama mereka harus kejar-kejaran dulu dan setelahnya menahan tangannya agar tangannya tidak gerayangan membuka celananya. Tapi begitulah anak-anak, kita bisa 'tak menyangka' melihat keajaiban setiap hari dengan merawatnya.

Suatu malam, mereka semua sudah tidur. Saya harus menahan tawa, ketika mendapatkan boneka TIGER mereka pakekan celana punya adeknya yang baru berumur tiga bulan.


Pernah mati lampu, saya mengajaknya ke halaman dan kebetulan bulan purnama. Saya tanyakan kepada mereka. "Apa itu di langit?" sambil nunjuk bulan penuh. Mereka sebenarnya takut maka mereka menjawab :

Yang besar bilang "Matikangngi!"
Yang kecil bilang "Ciuuuup, ciiiuuup!"

Yah begitulah anak-anak, memakai sandal masuk rumah, corat-coret dinding rumah, bikin laptopku kalau dibuka kayak orang manggut-manggut, anarkis sama kucing, dan sederet lagi ulahnya yang meramaikan rumahku. Hahahah!

 

Kamis, 28 Juni 2012

get the cool shoeshine!


Yeah, siapa coba, itu disenandungkan NOODLE, salah satu karakter band virtual GORILLAZ. Memang tidak terlalu familiar sekarang, karena mereka sudah sering LIVE dengan menampakkan wujud aslinya.

Saya mengenal mereka sekitar tahun 2000an, MTv masih eksis di Indonesia. Dulu, kalau mau menonton MTv AMPUH, chart lagu Indonesia yah harus bangun subuh, kalau pagi sampe malam itu diisi ma musik internasional.

Orang di rumah sih sering marah-marah saya nonton MTv, katanya banyak video yang 'porno', nenekku bilang "Kau itu, Nak. Kau contohmi nanti itu. Kau belajarmi Bahasa Inggris bahasanya penjajah!" Ahaha, lucu juga sentimennya.

Soal musik saya bisa dibilang penikmat segala, ada yang terjaring di otakku sampai-sampai harus nyanyi gak jelas, hanya nyanyi bahasa inggris 'versi' apa yang didengar walau pengucapan sebenarnya salah, yang penting senang.

Ada satu, GORILLAZ, hanya ''get the cool, get the cool shoeshine"nya selalu kulafalkan, bagian lirik lain hanya nananananana doang karena nggak tahu persis liriknya. Hahaha. Video klipnya unik, saya pikir dulu ini kayak semacam trailer film kartun, ternyata ini video klip. Kayaknya mereka juga menginspirasi (baiklah, bukan mencontek) ide video klip kartun WAYANG "Jangan Kau Pergi".

Penasaran sama mereka, hingga suatu hari mereka adakan konser LIVE. Keren sih tapi malah bikin tambah penasaran, yang ada di panggung tuh hanya layar besar yang menampilkan karakter mereka secara raksasa di depan penonton. Nanti pas kuliah baru tahu kalau ini proyeknya Damon Albarn setelah pecah kongsi dengan band BLUR, kerjasama dengan sang komikus "TANK GIRL", Jamie Hewlett. Satu kata, KREATIF!


Rise of the Ogre (halaman 30)


MURDOC sang bassis, karakternya dibikin slenge'an, gila perempuan, suka menganiaya teman-temannya, terutama 2D sang vokalis. Sedangkan RUSSEL, drummer, penyayang binatang dan anak-anak. Tidak terlalu dominan ditampilkan karena dia sendiri dibikin menjadi sosok misterius, beberapa kali menjelma raksasa di beberapa video klip sebagai alter egonya. Favoritku, NOODLE, satu-satunya perempuan di band ini. Dia anak perempuan asal Jepang yang telah diamnesiakan karena dia pernah dilatih untuk keperluan militer 'bawah tanah' di Jepang sana, membentuk kesatuan intel anak-anak yang mahir berperang. Karena dianggap proyek ini terlalu membahayakan akhirnya proyek ini dihentikan. 'Noodle', itulah kata pertama yang diucapkannya ketika bertemu MURDOC yang mencari gitaris untuk bandnya.


Rekomendasi lagu :

1. 19-2000
2. 5/4
3. AMARILLO
4. CLINT EASWOOD
5. DIRTY HARRY
6. FEEL GOOD INC.
7. LATIN SIMONE
8. LEFT HAND SUZUKI METHOD
9. PUNK
10. ROCK THE HOUSE
11. STARSHINE
12. THE SWAGGA

Bah, selusin, ahahaha! Masih banyak sih lagunya, tapi itu yang 'enak' menurut telingaku.

Senin, 25 Juni 2012

satu dari seribu

Iseng saja, upload satu gambar dari file netbook, dari sekian banyak fotonya yang kupelototin tiap hari. Ahahaha!

LIKE A ROLLING STONE lyric

Cerpen 20 lembar yang dipadatkan menjadi sebuah lagu.
Diteriaki JUDAS oleh penggemar sebelum menyanyikannya (1965).
Lagu sekaligus lirik "nomor satu" versi Majalah ROLLING STONE.

SALAH NOMOR

Salah satu ingatan yang mengekang, itulah rindu. Pada masa waktu puncak-puncaknya dijajah oleh skripsi, maunya sms teman yang sama-sama mengurus skripsi malah sering kesasar smsku ke nomornya SIPUT. Begitulah, stres dan kangen sedang kompak mengacaukan saya saat itu. Bahkan pada sebuah kesempatan ada sms dari temannya sepupu minta nomor sepupu saya yang baru.


k OLLI : dek, minta nomornya kDAUS yang baru!
Saya : 081234567890, itu nomornya kDAUS yang baru.


Selang beberapa menit, ada sms dari orang lain, seorang teman yang lama tidak berjumpa.


DAYA : kita kenal OLLI?
Saya : iyya saya kenal, temannya sepupuku tapi tidak terlalu akrab sih. ada bukunya baru terbit.
DAYA : itumi. kenapa dia sms saya bilang ada buku beng mau dikasihkan ma saya.
Saya : o, ada kapang temanta yang kasihkan nomorta sama dia, kan sama-samaki penulis to!


Ada orang yang tak menyadari keteledorannya. Kemudian ada sms lagi.


kOLLI : dek, nomor yang kita kasihka namanya DAYA, saya telpon tadi. bukan nomornya kDAUS.
Saya : oh iyyakah? Saya kirim ulang pale 085678901234. betulmi itu, sori yang tadi k.


Setelah melihat ulang sms-sms tadi, baru saya menyadari bahwa letak kesalahan ini ada pada saya.


Saya : minta maafka, saya yang error, saya kasihkan nomorta padahal itu tadi OLLI minta nomornya sepupuku. namata dan sepupuku sama-sama berawalan huruf D, DAUS dan DAYA.
DAYA : matimijah. ahahahah!


Begitulah, rindu membuat kita kehilangan awas. Kita sibuk mengingat seseorang yang tidak ada di depan kita, kita khawatir dilupakan. Zaman digital begini, memang ada teknologi yang bisa mempertemukan. Namun secanggih-canggihnya teknologi dia tetap tidak akan mempunyai hati, terkadang malah teknologi itulah yang membuat tembok di antara kita.

Saya betah berhp poliponik walau zamannya BlackBerry, yang sudah menggeser sedikit demi sedikit fungsi komputer jinjing. BlackBerry mendekati komputer genggam buat saya, bisa internet dan online di berbagai macam social media. Mereka aktif saling menyahut di sana, berbagi lelucon-lelucon baru dan tertawa-tawa walau dengan tulisan ‘hahahahaha’ atau ‘ngakak guling-guling’ sebagai luapan ekspresi walau tak sebenarnya tak demikian adanya.

Sedangkan saya dan teman saya, telah kehabisan bahan lelucon. Pintu berikutnya tersisa hal-hal serius saja. Saya tahu, serius itu kaku, hubungan yang kaku tak akan bertahan lama. Di dunia maya sana, bahan-bahan lelucon selalu terbaharu dengan alami, kadaluarsa sebuah lelucon maka akan datang seseorang untuk menambal karung lelucon itu sehingga stok kelucuan itu baru dan baru lagi.

Baiklah, teknologi hanya pintu, kau sudah lelah membukanya, kau ingin menutupnya tapi kau khawatir dia akan datang lagi mengetuk pintumu. Kau sudah lupa, bagaimana cara dia mengetuk pintumu agar kau mudah mengenalinya. Kemudian, kau telah asik sibuk merindukannya tanpa perlu lagi kehadirannya.

Itu bukan lupa, itu ‘terlalu’ ingat. Dan... itu menyedihkan!


nb : OLLI, DAYA, dan DAUS, ketiganya bukan nama sebenarnya.

Kamis, 21 Juni 2012

HOW SOON IS NOW?

http://supersonicsounds.wordpress.com/category/skena-internasional/morrissey/


Saya mencoba berkenalan dengan MORRISSEY, bulan lalu beliau konser di Indonesia. Saya mencoba mengenal beberapa musiknya, gara-gara invasi Film 500 Days of Summer, salah satu film dengan soundtrack terbaik yang pernah kutonton. Sepanjang film saya berfikir kalau sutradara film ini sangat mengerti musik, beberapa kali serasa menonton video klip dalam film ini tanpa harus menganggu cerita intinya sendiri. Dan betul sangkaan saya, MARC WEBB memang seorang direct beberapa video klip.
Berkat kerja cemerlangnya di 500 Days of Summer banyak dipuji dan berikutnya dia malah dipercayakan untuk menyutaradai The Amazing Spider-Man yang segera rilis tahun ini juga.

Kenapa malah ngelantur sana-sini, padahal saya hanya mau membagi sebuah lagu. HOW SOON IS NOW?, sebuah lagu yang kudengar saat dibangku sekolah, dinyanyikan oleh duo berasal dari Rusia, T.A.T.U. Beberapa hari lalu kaget mendapatkan info dari hasil penelusuran dunia maya kalau lagu ini ternyata punya The Smiths, ciptaan Morrissey (vokalis) dan Johnny Marr (gitaris). Speechles! Koleksi lagu jadulku bertambah lagi. Wehehehehe...


 

Selasa, 19 Juni 2012

KLAIM

Jam sepuluh malam, baru tiba di rumah. Begitulah tiap hari, semua orang di rumah sudah terlelap. Lapar dan mengantuk, padahal tidak ada makanan yang tersedia. Alangkah beruntungnya tikus yang terdengar mengais-ngais di bawah lemari tiap malam, dia kesana kemari mencari makanan, bagi saya merekalah “pemakan segala” sejati, sabun, kertas, semua diembat. Tapi kemudian saya kecewa, mendapatkan fakta bahwa tikus adalah hewan pengerat, dalam artian mereka punya gigi seri yang terus bertumbuh. Jika tidak sering menggigit maka gigi tersebut ukurannya akan tidak seimbang dengan tubuh  mereka malah bisa-bisa menyakiti tubuh mereka sendiri. Jadi teringat ponakan-ponakanku, saya selalu pura-pura jadi tikus kalau tiba-tiba ada sesuatu yang menginterupsi lelap tidurnya.

Jam sepuluh malam, dengan gontai saya merapikan mobil satu persatu. Remang-remang cahaya, kuberfikir sambil memegang mobil mini mainan ponakanku. Seandainya mobil ini sungguhan, saya tak perlu lagi beli mp3 player untuk menyingkirkan gonggongan anjing depan kompleks, tak butuh lagi jalan buru-buru karena berisik akan petikan gitar para remaja di jalan kompleks, saya tak perlu ditatap dengan penuh curiga oleh penjual nasi goreng, seolah saya bertanggungjawab atas semua kejelekan yang dilekatkan pada malam. Salahkan para pencuri, salahkan para hidung belang, salahkan para pelaku pelecehan seksual yang mengeksploitasi gelap untuk berulah, bukan sayaaaa! Dan… saya tak perlu menyetop beberapa pete-pete yang sopirnya menggeleng saat saya bertanya “Sudiang, Pak?”. Tapi jika saya punya mobil yang saya kemudikan sendiri, maka saya tak bisa lagi tidur di perjalanan dan nanti terbangun ketika pete-petenya bergoyang melalui jalan yang buruk rupa, yang kalau hujan menyerupai empang. Jika jalanan sudah terasa melalui ombak, maka tak salah lagi, kompleks tempatku tinggal sudah dekat.




Ketika jam sepuluh malam, apa yang salah dengan Sudiang? Sebegitu terpencilnyakah sampai-sampai seorang teman bercanda kepada saya “Du, jauhmu dek! Jauh dari peradaban memang tempatmu tinggal.” Saya hanya bisa tersenyum saja, tak bisa tertawa karena bagaimanapun saya telah bernafas di sini selama tujuh tahun terakhir. Seolah Sudiang itu area aneh, menghilang setelah jam sepuluh malam. Saya tidak bisa banyak bekerja di rumah karena banyak pengganggu, terutama dua ponakan yang sepertinya selalu percaya netbookku ini mempunyai daerah rahasia untuk menyembunyikan berbagai hal kesukaan mereka, entah gambar SpongeBob dan kawan-kawannya, iklan lucu, video klip kartun dan semacamnya. Monitor netbookku sudah seperti kepala yang manggut-manggut jika dibuka akibat keanarkisan mereka. Tempat paling aman dan nyaman untuk bekerja yakni di warkop yang ada fasilitas wi-finya. Karena saya masih menganggur, saya berusaha menghemat, dari yang tadinya sangat menyukai cappuccino dingin kini berusaha belajar menyenangi kopi hitam. Mau diapalagi, itulah menu yang paling murah. Orang kaya memesan menu yang paling enak, orang kere memesan menu yang paling murah, begitu kan? Asyik juga ternyata, racikan kopi ala warkop langganan saya lebih pekat daripada yang biasa saya bikin di rumah, lumayan pahit dan justru karena rasanya itulah saya tidak bisa meneguknya seketika itu pula habis.

Akhir-akhir ini jadi sering-sering nonton berita gara-gara Liga EURO, maklum manusia-manusia yang bermukim di rumahku tidak ramah bagi orang yang hobi begadang jadi saya hanya kebagian beritanya saja di keesokan harinya. JERMAN, saya percaya, saya menonton ataupun tidak menonton, kalian (harus) menang!Dua-tiga hari ini, Indonesia gempar lagi akan berita diklaimnya Tari Tor-Tor oleh Malaysia sebagai warisan budaya. Saya kemudian berfikir, tak maukah Malaysia mengklaim Sudiang sebagai wilayahnya? Sayang, Sudiang bukan area perbatasan padahal ada GOR atau Bandara Hasanuddin yang bisa membuatnya menonjol. Hahaha, saya selalu mengira saya sedang berada di sebuah daerah konflik ketika ada pesawat yang lewat di atas kami. Serasa ingin teriak “tiaraaaaaaap!” seperti di film-film perang, serasa masih zaman penjajahan. Suatu malam, saya berharap ada sekelompok alien yang mengamati Sudiang ini dari planet mereka, sebuah daerah ajaib tempatnya akan mendarat kemudian mengklaim daerah ini. Sudiang akan sangat bersinar di malam hari jika dilihat dari atas langit karena bergelimangan teknologi canggih sehingga membuat daerah lainnya iri. Hoaaahm. Maaf, saya mengantuk!

kotak jwb

some forever not for better



 
   
 

   
       
         
       
       
         
           
           
           
           
         
       
     

             
           

               
                 
                 
               
                               
                 
                 
               
               
                 
                 
               
               
                 
               
               
                 
               
               
                 
               
             
Name :
Web URL :
Message :
by. oggix.com