Senin, 06 Agustus 2012

Seandainya Saya REGINA SPEKTOR

Tulisan ini benar-benar pernah kutulis dalam diaryku.


Regina Spektor - Eet

                               "  Behind every   beautiful thing 
                                     there’s been   some kind of pain  "
                                                                                                    ~ Not Dark Yet (Bob Dylan)

Terima kasih Om BOB!

Tidak ada pundak untuk bersandar, tapi ada lagu-lagumu tempatku mengungsi, ada tiupan harmonikamu seperti angin yang membuka tirai kepedihan yang selalu berusaha kusembunyikan. Lagu-lagu itu memang tempat kepedihanmu menetas, tapi saya bisa menangis walau saya tak mengalaminya. Memang kau tak menangis karena kau 'menyamar'kan kepedihan itu seolah-olah itu bukan kepedihanmu. Maka serta merta saya-tidak-tahu-apa-sebabnya justru malah menjadi kepedihanku.

Semua orang hanya bisa bertanya mengapa mataku bisa sembab, tapi di lagumu saya menangis tanpa harus banyak menjawab karena memang kau tak bertanya, kau menghamparkan jawaban-jawaban (cerita) yang kemudian diklaim oleh penikmat karya-karyamu "lagu ini gue banget!".

Kau meniup harmonikamu sehingga 'bernafas' menghembuskan kepedihan-kepedihan itu. Saya tahu, kau belajar memainkan gitar dan harmonika secara otodidak, guru terbaik memanglah pengalaman, yang mengajarkan bukan dengan teori, tapi kitalah yang yang harus langsung menyelaminya. Begitulah belajar dengan hati, mengikutkan perasaan, merasakan senang sedih dalam semua hal tanpa harus takut sakit atau kehilangan.

Saya tak bisa membalas 'kebaikan' lagu-lagumu, saya sebenarnya bisa menyanyi tapi pas-pasan dan sampai hari ini belum bisa memainkan gitar atau alat musik lainnya, saya hanya bisa curhat. Jadi biarkanlah Regina Spektor yang mewakili. :D Sekali lagi, terima kasih Om BOB!