Selasa, 08 November 2011

hanya di tanganmu

Muhammad Harir

selembar kertas yang mati, akan dibuat semakin mati atau akan hidup, itu tergantung tanganmu, teringat seorang teman bernama Muhammad Harir, yang saya kenal lewat facebook. saya meng-addnya duluan karena sungguh, saya melihat mimpi masa kecil saya hidup pada bakatnya, seperti saat pertama kali mengenal Bang Arham Kendari hasil  keranjingan ngenet waktu masih awal-awal tertanam di makassar. beruntunglah, dia orangnya lumayan berwawasan luas (yang selanjutnya tahu dia pernah jadi penyiar radio di Sengkang), dia gila musik, suka buku, doyan filsafat, dan jadilah para status kami selalu disisipi komen olehnya. yah, dia (dan beberapa orang) berhasil mengumpulkan kembali saya dengan impian masa kecil : ingin jadi pelukis, kartunis, komikus, apapun namanya itu. dan tangan ini telah kaku untuk menarikan sebuah coretan bermakna di atas kertas. bisa dibilang saya hilang kegilaan karena untuk membuat mimpi menembus kenyataan butuh kegilaan. dan suatu kebanggan bisa menjadi obyek dari sketsa yang dibuat teman saya yang satu ini.


Sketsanya yang lain bisa dinikmati di gallery DTnya.