Kamis, 24 November 2011

(bukan) TANAH AIR BETA



Kaget lihat video ini, atlet Indonesia yang tanding pada video di atas justru mendapatkan emas. Yah "sesuatu" itu memang selalu mempunyai dua sisi, jika itu bukan "kehormatan" itu sudah pasti "kemaluan", haha!

Lebih baik mendapatkan juara II tapi dengan usaha emas, seperti yang ditampilkan tim Garuda Muda di pertandingan final. Banyak yang kecewa dengan mereka, tapi lebih banyak yang lebih suka mencela lawannya : Malaysia, sebuah negara yang banyak menganggapnya sebagai musuh bebuyutan Indonesia. Hal-hal yang tidak ada sangkutpautnya dengan olahraga dibawa-bawa untuk membangkitkan (red: memanas-manasi) nasionalisme. Ada yang menyalahkan wasit, sepertinya kita susah menerima kalau kita memang 'buruk'. Jika tak mau menerima kenyataan, bagaimana kita bisa memperbaiki diri? Jangan karena kita tidak bisa main lebih baik dari orang lain lalu serta merta kita bisa dengan gampang menyalahkan orang lain yang memang bisa bermain lebih baik.

Memang banyak hal-hal yang membanggakan dari Indonesia, banyak yang setengahmati berjuang di perhelatan internasional agar Indonesia Raya bisa berkumandang setelah perlombaan tapi semua seolah tak ada artinya jika dibandingkan dengan sikap para birokrat kita, korupsi adalah berita yang membuat nama Indonesia terngiang-ngiang.

Kembali ke bola. Titus Bonai, Patrich Wanggai dan Oktavianus Maniani adalah tiga di antara pemain sepakbola berhasil menghantar Indonesia menuju final. Seorang teman berkelakar "Jadi apa Indonesia tanpa Papua? Papua berhentilah bergolak, banyak putra-putramu memperjuangkan merahputih!". Haha, lucu. Saya kemudian bilang "Jadi apa Indonesia? Bukan Indonesia, tapi PAPUA MERDEKA yang sedang di final". Dengan mudahnya kita menempelkan Indonesia...

Kenyataan bahwa mereka yang dari Papua dengan bangga berjuang untuk merah putih membuat kita miris karena saat mereka membela Indonesia sementara saudara-saudara mereka terus-terusan dianaktirikan. Lalu, mengapa kita masih harus ber'negara' jika negara itu sendirilah yang menginjak-nginjak? Jika Papua merdeka, paling tidak mereka telah punya atlet bola yang handal. Haha...


Yah, memang aneh rasanya juga harus jadi lawan dari 'mantan', Timor Leste. Apakah Papua akan mengikuti jejak mereka? Papua Merdeka terus-terusan dicap separatis. Hey, siapa yang lebih separatis? Telah lama Pemerintah bersikap separatis terhadap mereka, menganggap mereka seolah bukan warga negara Indonesia, alamnya terus-terusan dimanfaatkan dan penduduk pribuminya hidup menurut adat mereka sendiri tanpa ingin tahu bahwa wilayah mereka dibawah naungan NKRI. Menjadi warga negara siapa sepertinya tak begitu penting bagi mereka. Toh jaminan untuk warga negara seperti kesehatan tak pernah sampai kepada mereka dengan baik.


Mari kita lihat, bisa apa Indonesia hanya dengan Pulau Jawa? Bisa Apaaaaaaaa???