Jumat, 16 Februari 2018

Surat Kedua

Siang hari dengan sekuat tenaga menipu semua orang dengan senyuman. Tetapi ketika malam datang, semuanya berubah. Orang-orang mungkin mengira saya menangis karena penyakit ginjal, tapi tak seorangpun yang tahu bahwa saya menangisimu, kak. Tahukah kau kak, orang yang paling cemerlang senyumnya di pagi hari mungkin adalah orang yang menghabiskan kemuramannya di malam hari. Ingin rasanya malam jadi panjang, agar bisa kutemui ujung kepedihan ini.

Seorang perempuan yang akan kau pilih, menemanimu menghabiskan hidupmu, sedangkan saya hanya berkesempatan dua kali menyentuh jarimu. Tanganmu membuka pintu, belum sempurna melepas gagangnya, jariku menyentuh jarimu, dunia berhenti sejenak. Dan saat kita membuka bungkusan plastik draft novelmu, kak. Rasanya saya ingin menghilang saat itu juga, dimana kusembunyikan malu ketika itu, setengahmati kutegakkan wajah tetap menghadap ke depan.

Sepanjang perjalanan pulang, saya tersenyum melihat jari-jari itu kak, membayangkan suatu hari nanti saya memejamkan mata, membiarkan jari-jari ini yang mengeja wajahmu, tapi hal itu tak akan pernah terjadi. Saya hanya bisa menangis, serta menarik beberapa hela nafas panjang agar udara bisa mengisi ruang kosong di dada ini, tapi ternyata semua itu tak cukup, rasanya tetap hampa.



miripkik kak itu cowok yang cium kucing, jatuh cinta membuat kita menemukan orang yang kita sukai pada hal/orang lain. dan kasihtahu teman kantorta, ndak miripki Charlie Puth, coba suruh dia cek matanya