Minggu, 06 Januari 2013

Ingat dan Lupa


Sering kita justru heran pada seorang anak kecil yang dijanjikan sesuatu kemarin dan tiba-tiba menagihnya pada hari ini. Itu anak-anak.

Ketika saya bocah, seorang wanita tua pernah menyentuh ujung (renda) rokku, dan mempertanyakan dimana saya membelinya. Dia lupa, dia sendirilah yang menjahitnya. Dia kemudian menguap, dan menyuruh saya tidur. “Saya mau begadang!” katanya. Jelas-jelas jendela di sampingnya menampilkan pemandangan siang hari.

Ya, sekolah untuk orang muda. Pikun adalah pekerjaan orang tua. Mungkin benar, lupa merupakan salah satu hal yang mengantarkan kepada kedewasaan ketimbang ingat. Lebih banyak melepas meringankan diri melangkah ke tahap berikutnya. Fokus pada keinginan untuk mengingat hal-hal yang akan mengantar kepada masa depan sepertinya lebih memudahkan daripada terganggu dengan sesekali menoleh ke belakang.

Tiba-tiba teringat Voldemort disaat-saat flu begini, ingatannya justru membuatnya hidup untuk membalas dendam tapi justru itulah kehancurannya. Semoga hidung yang sekadarnya ini tidak hilang karena meleleh terus.