Minggu, 03 April 2016

ditumpuk



Buku yang judulnya tak diperlihatkan itu adalah buku yang kubeli dari bulan satu, dan belum dibaca sampai sekarang. Makin hari makin malas membaca. Di rumahku ada tiga orang yang suka menumpuk bahan bacaan, minimal dua kali dalam setahun Mak mengharuskan kami memilih mana yang harus dibuang dan disimpan. Bagi kami sih semuanya penting, tapi daripada Mak marahmarah, jadi biarlah... sedih. Mak bilang, buku hanya sekali dibaca, setelah itu tak ada gunanya lagi, hanya menuhin ruangan saja.

Buku tidak ada apaapanya sampai dibaca, bacaan dan pengetahuan pun tak ada apa-apanya jika tidak diaplikasikan ke kehidupan seharihari. Tanteku yang dari kampung akan tertawa mengejek saya seandainya bukubuku di foto tersebut buku resep memasak atau berkebun, karena saya payah dalam memasak dan Bapak dan Mak saya bukan lagi ''keturunan petani'' yang suka bercocoktanam, mereka guru dan pedagang.

Tante saya pernah bilang kalau kami ini, anaana' monri e*, tidak tahu apaapa selain sekolah, buku dan belajar. Dia pernah bilang kepada kami, mukaaalaa sikolama'tu!**

Ada benarnya, kami mah apa atuh, hanya budakbudak ilmu pengetahuan semata.


*anak zaman sekarang
**saya hanya kalah sekolah dari kalian semua