Sabtu, 05 Oktober 2013

5 Oktober 2013 itu Malam Minggu




Biasanya sakit kepala kalau harus di lokasi dari pagi sampai sore. “Mulai lapaaaar, mulai lapaaar!” saya rasa inilah joke paling-in sekarang 'dia mulai lapar'. Masih ada gitu yang menganggap jomblo itu nista dan patut ditertawakan? Jomblo dirayakan sajalah, kapan lagi jomblo kalau bukan sekarang. Yang mengeluhkan jomblo hanyalah orang-orang yang tidak punya kegiatan.

Bulan ini, di kantor pontang-panting gara-gara misi Red Warrior, samplingnya lebih banyak dari yang sebelumnya, sampai-sampai harus ke luar kota Makassar (Gowa dan Maros), bahkan Papua. Saya salah satu yang diutus (ceilah) ke “planet” lain itu berhubung saya tinggal di Sudiang. Gila, kirain hanya Sudiang yang kayak planet lain gitu, ini pengalaman pertama ada misi ke pedesaan (Maros). Akses ke tempat tersebut hanya sampai magrib, seperti halnya Sudiang yang terisolasi pada jam-jam tertentu.

Dari pagi belum ketemu nasi, pulang jam 8 malam, lapar menggila. Pulang ke rumah hanya disisakan piring kotor. Mampir dah ke Bakso Mas Hari 151, bakso terenak di Sudiang. Jangan mampir kalau hanya mau ngemil, tapi kau bisa memesan bakso tusuk saja sama mbak-mbaknya. Btw, makan bakso di Makassar (Sulawesi pada umumnya) gak laku saus/kecap bermerk. Pakai saus/kecap buatan lokal (seperti di gambar) lebih wenak.



tiga serangkai


Siang tak mampu menampung panasnya kemarau, hingga gerah tumpah pula ke malam. Tapi biasanya kalau habis makan pedas dan daging, tidur memang gak nyenyak kalau malam. Bahkan jam 6 pagi bisa merasakan wangi handbody dan parfum si Nunung yang mau ke sekolah. Lebih enakan menghirup asap rokok atau polusi di jalan raya daripada harus tercekik wangi berlebihan kayak gini. Nunung yang baru bisa mengenal FB, mungkin pula telah dapat pacar di sana walau sebenarnya dia adalah teman skampungnya. Dia yang dulu pendiam dan selalu datar, kini sering tersenyum kala menatap handphonenya. Dia terlihat begitu bahagia membuat akun di FB, (dikiranya) dengan curhat di sana, dunia memperhatikannya. Dia terlihat begitu bahagia membuat akun di FB, (dikiranya) dengan curhat di sana, dunia memperhatikannya. Kalau dulunya jam 8 malam dia sudah menutup mata dalam kelambu, sekarang di jam 11 malam masih terdengar jarinya memijit-mijit hapenya. Kebiasaan bangun paginya pun sudah dimolorin, dari yang dulu jam setengah 5 pagi sudah beberes, sekarang jam 6 langsung meluncur ke kamar mandi. Untungnya dia gak pernah terlambat, semoga prestasinya di sekolah tetap terjaga.

Nah jika tidak bisa tidak tidur kayak gini, biasanya habisin pulsa 2000 buat paket midnight sambil edit kerjaan sebelum deadline dimolor-molorin, menghindari bosnya bos marah. Capek juga lihat monitor laptop mulu. Sambil ngedit, yah buka youtube. Dengar musik tidak cocok, takut malah jadi kacau editannya. Gak mungkin dengar Across The Universe sambil ngedit, nanti kerjaannya malah jadi abstrak. Hasilnya, ngantuk nyicil di angkot. Saya suka membuka lebar jendela pete-pete, saya suka ketika angin merusak bentuk “cocor” kerudungku. Sepertinya memang belum minat membeli motor walau sudah banyak orang yang menyarankan. Gak mungkin saya kemudikan motor sambil tidur kan? Pagi sampai siang dinas di rumah, siang sampe malam kerja, malam hingga kadang-kadang sampai pagi edit kerjaan. Durasi tidur hanya berkisar 2 sampe 4 jam.

Untuk menghambat kantuk terkadang buka Youtube, kalau bukan cari OVJ, Prime Time Trans TV atau ExtraVaganza (de rahma, jeng kellin, mang kok, srikiti, dkknya). Buat saya, OVJ masih lucu, walau sudah banyak orang yang meremehkannya. Terdengar congkak bagi saya, hanya karena ada acara “bercerita lucu” yang diadopsi dari luar negri dan dengan maturnya langsung menjudge kalau acara semacam OVJ kampungan. Sebenarnya keduanya tidak banyak perbedaan, saling mengejek agar ada pihak/obyek tertawaan. Stand Up Comedy juga sama kok buat saya, mereka saling menjelek-jelekan diri mereka sendiri di depan banyak penonton agar penonton bisa tertawa. Yang melakoni, para wayang dan para comic sih damai-damai saja, justru penggemarlah yang suka menyulut fanwar. Nah, yang selera kampungan dan selera humornya ngintelek, sama saja kan?

Kata orang, kalau kurang tidur, mukanya kayak pocong/panda, ada lingkaran hitam di sekitar mata. Tidur konon penting untuk kecantikan. Saya sih antara percaya dan tidak percaya, kalau jelek terus tidur gak mungkin langsung berubah menjadi putri kayak di dongeng. Ayolah, tak ada namanya sleeping beauty, bagaimana bisa seseorang terlihat cantik jika tidur sementara kesadarannya sedang berkelana entah kemana. Yang ada malah jika seseorang tidur nyenyak, mukanya jadi jelek terkadang mulut mangap, rambut acak-acakan. Jangan-jangan sleeping beauty itu justru istilah untuk menggambarkan tidur dengan was-was. Yah seperti dongeng Putri Tidur, yang 'pura-pura' tidur (karena tetap cantik). Jika yang datang lelaki buruk rupa, mungkin dia langsung menampar laki-laki itu sehingga tidak jadi menciumnya. Hahahaha…


fungsinya seperti kaca spion. link



Btw, kemarin habis nonton GRAVITY. Ryan Stone (Sandra Bullock), seorang dokter yang bosan dengan keriuhan ingin mencicipi keheningan di luar angkasa sana. Dia memutuskan untuk menjadi salah satu astronot sebagai tenaga medis dalam sebuah misi. Tapi di luar dugaannya, ini hal sangat sulit dilewati, dirinya yang gampang panikan bisa membakar (menghabiskan) banyak oksigen, belum lagi serbuan meteor bisa tiba-tiba datang. Matt Kowalsky (George Clooney) yang pelan-pelan menghilang di kejauhan, betapa kecilnya, sehingga kita tak bisa membedakannya dengan bintang. Kita bisa melihat airmata Ryan melayang setelah lepas dari matanya, dia hampir tiba pada titik paling putus asa dan menangis. Dari film ini juga baru tahu kalau kostum astronot dilengkapi dengan cermin yang disematkan di pergelangan tangan seperti halnya jam tangan. Hanya bisa menggambarkan film ini dalam satu kata : MENEGANGKAN! Sekian, nanti malah tambah spoiler… :D

* Tema tulisan terlalu banyak, ahahaha, tidak konsisten, bingung mau kasih judul apa.
* Nunung, bukan nama sebenarnya.