Rabu, 28 September 2011

SAYAP-SAYAP INGATAN

Semua yang berhasil dikumpulkannya, puji-pujian dan prestasi telah membuatkannya sayap. Mungkin itulah mimpinya, mengangkasa. Hanya sesekali bahkan akan melupakan cara berjalan. Lama-kelamaan kaki itu pun akan hilang, karena seluruh yang dia makan untuk memperlebar sayapnya agar bisa memeluk langit. Maka makin tinggilah meninggalkan daratan. Kemudian, dia hanya akan dipandang sebagai titik yang jauh di sana dan menghilang ditelan langit.

Sedangkan aku, tak perlu langit, tak perlu terbang. Kenangan ini telah meluas melebihi langit. Kutelah memiliki angkasa di kepalaku, jadi percumalah sayap itu. Percuma punya sayap jika untuk melupakan, beruntunglah kupunya ingatan agar tak mudah meninggalkan…