Minggu, 27 Juni 2010

Untuk Sang PLAYBOY KALEM

Berikut saya bagikan nomor, pada sebuah perlombaan...


Perempuan Satu
Dia meninggalkan tanah kelahirannya, dia butuh pulang, pulang ke hatimu. Namun kau enggan mendandani hatimu sebagai rumahnya sampai sekarang. Rela-rela mendaftar di kampus yang sama denganmu, katanya hanya untuk melihatmu dari jauh. Dia telah datang padamu, di hadapanmu namun kau mengabaikannya. Kau, dulu telah mencumbuinya dengan kata-kata mesra dari jauh. Tapi sekarang saat dia telah hadir di depanmu, kamu sengaja sibuk dengan yang lain, dengan hapemu, dengan laptopmu dan sejumlah kesengajaan yang tiba-tiba harus dipaksakan ada. Dan perempuan itu kembali membenci lelaki untuk kedua kalinya karenamu, walau dia mengaku bodoh sebab masih mencintaimu...


Perempuan Dua
Kau menolaknya dengan mengatakan kau hanya menganggapnya adik. Tapi penolakanmu itu tak berhasil membunuh perasaannya karena kau tetap 'mesra' dengannya, seolah itu air bagi tumbuhan cintanya yang hampir mati. Piseng*, itu adalah sapaan khasmu untuknya. Memang spesial hanya untuknya karena tak ada orang lain lagi yang kau sapa Piseng selain dia. Betapa wajarnya perasaan itu masih ada dan betapa kejamnya kau yang hanya bisa bertanya "Mengapa?", ingin kujitak kepalamu...
Mulai rambut hampir menjelma sapu ijuk dia potretkan dirinya untukmu, sampai dia mengenakan kerudung lucu. Foto-foto itu semua untukmu. Alisnya diangkat agar matanya lebih lebar agar mata pada foto itu bisa lebih bercerita kepadamu. Betapa buta adalah matamu... Saya malah eneg melihat foto-foto itu, pesan-pesan cintanya yang 'cute' terlalu overdosis bagi ukuranku, sekali lagi, buta telah kau jadikan matamu...



Perempuan Tiga
Seorang perempuan dari kecil memperhatikanmu, seseorang yang menyukaimu karena lebih banyak bicara dengan senyum daripada dengan kata. Perempuan yang sebenarnya membencimu mengapa kamu yang selalu jadi juara kelas dari SD sampai SMP. Dia terus mengingatmu walau SMA dan bangku kuliah memisahkan. Dan tahun ini, Tuhan menentukan kalian bertemu lagi. Dia ditakdirklan sakit hati karena dia kemudian menjadi tempat curhat beberapa perempuan yang juga punya rasa serupa kepadamu. Terbongkar topengmu saat dia mendengar kepedihan mereka mempertahankan untuk memilihmu. Betapa kau berubah, kepopuleran ternyata membuatmu angkuh, beranggapan bisa merengkuh semua dalam pelukanmu. Jika kau mungkin merasa butuh dikasihani karena mengaku stres dan bingung akibat telah membenihi banyak hati dengan harapan untuk dicintaimu, kamu salah! Hatinya berbalik untuk kasihan pada perempuan-perempuan itu.

... dan sejumlah nomor-nomor berikutnya!



Perempuan tanpa nomor

Saya tiba-tiba sok pakar sosiologis nyerempet psikologis, bahwa playboy sekarang senjatanya telah berbeda. Bukan lagi mengumbar gombal sana-sini dan membuat komitmen dengan banyak perempuan, tapi cukup dengan sedikit mesra walau tanpa komitmen karena akhirnya kau bisa berlindung di balik kalimat "hanya adik!". Mereka telah tersesat pada rasa yang mereka ciptakan sendiri karenamu namun kau tak kunjung memberi mereka jalan pulangnya masing-masing, kau kewalahan. Maka bagimu lebih baik meneruskan penggantungan-penggantungan rasa mereka. Kuberitahukan padamu, sungguh, menggantung seseorang lebih kejam daripada menolaknya. Jika kau masih pura-pura tak paham, saya hanya bisa berdoa semoga Tuhan tak 'pura-pura' menghukummu kelak!
Dan saya hanya tiba pada kesimpulan...
KAU ITU, 'PURA-PURA IDIOT' ATAU 'SOK JENIUS'?



* : Piseng dari kata Sappiseng, yang artinya sepupu (Bugis)