Tampilkan postingan dengan label artikel siluman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel siluman. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Maret 2016

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 8

''kueee kueeee... putu ayu, putu cangkir, putus asaaaa...
kueee kueee... ondeonde, cantik manis, cantik tonjaaa'...''
''cantik? cantik iya kalau mati lampuki, trus yang bilang orang buta...''


''dimana nasimpan tadi gunting itu anakkaaa? mutahu dimana nasimpan gunting?''
''meneeeketeeempeee''


''baksooo baksooo goreeeng, hargaaa gerhanaaa''
''gak nyambung binggo kik bu...''


ada yang ulang tahun dan membuka kadokadonya, salah satunya berbentuk kotak.
''apa isinya ini?''
''kulkas empat pintu''


btw... finally, dapat fotonya tante Jo...


Tante Jodha in action

Senin, 29 Februari 2016

29 Februari 2016

Pernah, saya punya hubungan yang tidak baik dengan seorang senior, di media sosial. Padahal kami punya hubungan darah lumayan dekat. Suatu hari, saya berinisiatif mendatanginya, hari kedua lebaran Idul Adha. Saya mengirimkan message via fb dan dia dengan heran membalasnya ‘’Ada perlu apakik mau ketemu?’’. Saya bilang, mau ketemu saja. Sempat takut sih dia ndak mau ketemu, tapi ternyata kemudian dia membalas message saya dengan memberi alamat kantornya.

Besoknya saya datang, tak lupa membawakannya sedikit makanan Idul Adha, Mak senang dengan inisiatif saya walau dia tidak tahu kalau kami sedang musuhan. “Baguslah, apalagi dia ndak sempat pulang kampung kasiyan, pasti dia senang ko bawakan  makanan”. Saya merasa beruntung bisa memanfaatkan momen ini.

Siang itu, saya masuk ke kantornya yang sejuk berAC. Dia di meja kerjanya, tersenyum. Saya mendekat dan dengan mata yang mulai berkacakaca dia mempersilakan saya duduk tepat di depan mejanya. Sambil menatap wajah saya, dia meremas tangan saya yang terlipat rapi di mejanya. Kulihat airmatanya jatuh pelanpelan, saya tersenyum dan berkata... ‘’Janganmakik menangis kak, yang berlalu jangammi diingat’’. Dia masih meremas tangan saya, saya bisa merasakan campur aduk perasaannya, antara senang bertemu dengan saya untuk pertama kalinya, dan sedih karena kami pernah punya hubungan yang tidak baik di dunia maya.

Saya kemudian meraih makanan yang saya bawakan untuknya, saya masih bisa melihat sisasisa air matanya. Tak ada perdebatan, tak ada caci maki lagi. Selanjutnya saya pulang dengan rasa lega luar biasa. Sesimpel itu minta maaf, dan saya tidak menyangka reaksi dia sangat baik terhadap saya. Setelahnya kami baik-baik saja, masih sering bertegur sapa sebagai keluarga. Salah satu kejadian yang tak bisa saya lupa.

Saat ini, saya kembali punya hubungan yang agak rumit dengan seorang teman. Saya sudah minta maaf, saya dimaafkan atau tidak, saya tak tahu. Satu hari saya habiskan untuk minta maaf kepadanya, besoknya saya pasrahkan saja, seperti yang saya katakan tadi, sesimpel itu minta maaf. Terserah dia memaafkan atau tidak.

Dia (katanya) membuat jarak dengan saya, yeah... Ada banyak spasi, dan dia berhasil. Dia diam, menyembunyikan semua akunnya, saya pun sudah lama tidak memegang nomor hpnya. Mungkin dia marahmarah di akunnya, atau bagaimana, saya tidak tahu. Walau saya maunya kita berdebat saja, kalau nantinya malah jadi musuhan itu soal belakang, tapi dia diam. Okelah, orangnya gak mau dikejar yah gak usah dikejar.

Orang-orang mengatakan kalau ‘’Tuhan saja selalu memaafkan hambaNya yang punya banyak dosa, kenapa kita ndak bisa memaafkan orang lain.’’ Tapi itu kan Tuhan, justru karena kita manusia biasa makanya kita tak bisa memaafkan orang lain dengan mudah. Memaafkan itu susah, jangan bandingbandingkan kekuatan Tuhan dengan manusia biasa. Karena saya pun sering demikian, mengucap maaf di bibir memang mudah, tapi hati akan was-was karena kita tak mungkin lupa akan kesalahan orang tersebut.

Intinya hanya mau bilang, kalau punya kesalahan ma orang lain, jangan terlalu seringlah minta maaf, nanti malah jadi annoying. Okeee, kita skip topik sok bijak ini, saya mau cerita kalau sudah sebulan ini saya pegang smartphone, barang yang bagi saya masih mewah. Apa perlu saya pajang pin BBM saya di sini... *pamer*. Hari-hari pertama saya bisa BBMan, teman-teman BBMan komplain, ‘’eh, jammoko terlalu sering ping ping kik, tassejam napingkik lagi’’, kubilang “sori, itu miscallji, masih norak bisa BBMan.’’

Handphone android ini bukan saya yang beli, tapi pemberian dari kakak laki-laki saya, salah seorang yang kukagumi di keluarga. HP bekas sih, tapi tak apalah. Hahaha... Kalau mau kubilang, dia aktif di gerakan kiri, pernah aktif di PRD, hal yang pernah membuat khawatir Mak akan keselamatannya, berbanding terbalik dengan adeknya yang anomali ini, ahahahaha.

Sebelum dia bekerja di sebuah yayasan luar negeri yang memberikan dana hibah untuk siswa SD tak mampu di sebuah kabupaten, pindahpindah lokasi kerja telah dilaluinya berkalikali, mulai LSM yang bergerak di Bidang Agraria, Pertanian, Perburuhan dan seterusnya. Ini tidak baik untuk pendidikan anak-anaknya. Maka dia dan istrinya akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan yang masih bisa berjuang untuk idealismenya tanpa perlu mengorbankan anak-anaknya.





Bidang pendidikan, sebuah bidang yang baru bagi dia. Tapi selain itu, selepas bekerja dia selalu menyempatkan bertemu dengan kelompok tani di lokasi tempatnya bekerja. Pernah dia memajang status, yang sama sekali tidak kumengerti. Tapi setelah melihat potonya, saya tanya ke dia, ternyata itu air sari bambu. Tadinya, kupikir itu adalah komoditas pangan, ternyata bukan, itu nutrisi buat tanaman, setelah di fermentasi tentunya.

Terkadang, banyak jokejokenya yang ringan yang saya tahu itu jokejoke warga desa yang dia temui. Yang bagi saya, benarbenar lucu, khas obrolan orang kampung, polos, natural, tidak butuh ilmu dan pengetahuan yang wah untuk bikin orang lain tertawa, hanya modal tulus saling membantu dan menghibur. Saya juga punya sepupusepupu yang lucu sebagaimana yang saya bilang tadi, karena sebenarnya saya orang kampung.

Ada di antara mereka yang tukang ojek, pernah nanya kayak gini ke kakak saya “Dimanakikjek kita kerja, Ndik? Kalau saya lima tahunma kerja di Dinas Perhubungan tapi belumpi diangkatangkatka kasi’ jadi PNS.’’, yah yang dia maksud kerjanya sebagai tukang ojek, hehehehe. Sepanjang obrolan saya, Mak, kakak, dan semua orang yang hadir di sana tertawatawa karena celotehannya. Saat dia pulang ke rumahnya, kami pun berdiri, berjabat tangan dengannya, dia kemudian berseloroh ‘’Salamakki twe sampe Tana Marajaaa* eee, jangan lupa celak sama air zamzamnya...’’. Kami melepasnya pulang di halaman, masih dengan tertawaan yang masih tersisa.

Salah satu hal yang membuat saya berat untuk menutup akun di facebook, bukan soal medianya, tapi soal siapasiapa yang ada di sana. Musim hujan beberapa tahun yang lalu, seorang sepupu memajang poto tanamannya yang subur dengan caption, ‘’Tinggal kenangan kasi’, tenggelam dalam banjir, ndak jadi kaya kita’’, lengkap dengan komenkomen di bawahnya, dari sanak saudara yang lain, gak kalah lucu juga untuk dibaca. Saya tidak melihat kesedihan mendalam di sana, tapi justru dia membuatnya jadi penghibur untuk dirinya sendiri. Bagi orang lain, para ahli atau siapalah, banjir ada karena ada sebab, danau kampung sebelah kadang jadi kambing hitam. Tapi bagi mereka, yang susahsusah menanam, banjir bukanlah musibah, banjir ada agar mereka bisa merelakan.

Pengen juga kembali ke kampung, kayak kakak saya yang menjadi bagian dari orangorang sederhana tadi, tapi nantilah kalau saya sudah bosan di kota. Huuuuuuuuuu....apaji!

*Mekkah









Minggu, 29 November 2015

NORAK VS COOL



Seorang perempuan, dicap perawan tua oleh orang-orang di sekitarnya. Suatu hari seorang pemuda datang ke desanya untuk urusan pekerjaan. Pemuda ini lumayan tampan, berpendidikan dan sopan. Pemuda ini langsung mencuri perhatian perempuan tersebut, baginya pemuda itu sempurna. Bukan pertama kalinya dia menyukai seorang laki-laki, tapi baginya pemuda ini unik, tidak seperti pemuda-pemuda di desanya yang kebanyakan hanya bertani. Sepertinya rugi jika dia tidak melakukan apa-apa. Maka untuk pertama kalinya, dia mengenalkan lipstik ke bibirnya, tau-tau nanti pemuda itu lewat depan rumahnya. Tak perlu ditanya lagi, semua orang tersenyum, mungkin bagi mereka lucu, norak.

Memang, mencintai itu norak, kangen itu norak, (pantaslah Kangen Band begitu, namanya saja demikian), tapi kau tak bisa menangkisnya. Tapi mencintai diri sendiri rasanya lebih cool, lebih keren ketimbang keliatan norak. Karena mencintai diri-sendiri bukan mengenai luluhnya diri akan pesona dan karisma. Menerima diri dengan segala kebaikan dan dosa* yang telah diperbuat, bukan mengenai puji-pujian gombal lalu kemudian melayang karenanya. Tidak perduli dengan pandangan orang tentangmu, apakah yang kau lakukan baik atau buruk, itu tidak penting lagi.

Tapi sepertinya aku masih sulit melakukannya, satiap hari aku  sibuk memikirkan, aku salah apa sama orang lain, aku sibuk mencela diri sendiri daripada harus meminta maaf kepada orang itu, aku banyak mengecewakan orang-orang di sekitar saya. Tiap malam, itulah menu insomnia di kepalaku. Tapi ajaibnya, sesibuk-sibuknya aku membenci diriku sendiri, aku terkadang masih (sempat) kangen… kamu!**

Tapi buat apa mencintaimu jika mencintai diriku sendiri saja sudah membuatku puas?




*karena kita merasa pantas melakukannya, dan orang itu pantas menerimanya, tak ada manusia yang sempurna.
** “cieeee cieeee” dan pura-pura batuk itu juga norak

KURANG NASIONALIS

Kalau berkunjung ke toko buku akhir-akhir ini, ada yang aneh. Sedang ramai buku mewarnai untuk dewasa, ramai pula dibahas di medsos. Katanya terapi anti-stres, yang benar saja, saya sampai sekarang masih suka mewarnai. Saya tidak tahu siapa yang tidak normal, saya yang kekanak-kanakan, atau orang-orang dewasa yang “mendadak” menganggap seru kegiatan mewarnai ini. Mungkin kebanyakan orang ke toko buku untuk membeli buku, oke, saya juga membeli buku jika kebetulan lagi ada uang, tapi saya akan paling lama memelototi lemari, khusus memajang sebuah merk alat tulis-menulis paling terkenal di dunia, mau beli semua jenis-jenisnya, pensil warna, cat warna, cat akrilik, blablabla, pokoknya mau membeli satu set suuuuper lengkapnya, mungkin tak ada orang yang mau merelakan uangnya untuk itu, begitupun orang-orang di sekitar saya, buang-buang duit saja kan? Tidak bisa memenuhi obsesi saya yang ini, maka sebagai gantinya, saya hanya bisa memeriksa stok pensil warna para krucil di rumah, kalau pensil-pensil mereka sudah sekarat, saya merasa bertanggung jawab membelikan mereka yang baru. Kasiyan mereka jika harus bernasib sama dengan saya waktu kecil, pensil dan spidol warna hanya untuk tugas kesenian kakak-kakak di sekolah, setelahnya pensil dan spidol warna itu diumpetin agar saya yang belum sekolah tak merengek karena melihatnya.
Bicara tentang ‘mewarnai’, mungkin orang yang paling terhindar dari stres adalah tukang cat, mungkin. Tapi, mereka melakukannya untuk bekerja, lebih kepada kewajiban (untuk mendapatkan materi, nafkah) daripada kesenangan. Atau, perempuan yang tiap hari make-up, mewarnai wajahnya, bisa dibilang terhindar dari stres, jadi ini juga salah satu kebingungan saya mengapa ada buku mewarnai untuk dewasa. Tapi trend jilbab, rok, baju (terutama untuk wanita), mulai dari pertengahan tahun ini adalah monochrome, dua warna saja. Pakaian dengan lebih dari tiga warna kurang diminati sekarang, terkesan norak, murahan. Agh, bagi saya membosankan sekali, seperti hitam dan putih, rasanya dunia sepi sekalilah kalau begini keadaannya, hahahaha. Seperti warna bendera kita, tapi sepertinya jarang orang yang mau memakai trend ‘merah-putih’ doang, nanti dikira bendera berjalan.
Tapi lihatlah, bendera negara lain, Amerika misalnya, pernah juga tuh trend Bendera Amerika diaplikasikan ke fashion. Bendera merah-putih terlalu membosankan, berIndonesia bukan lagi soal ‘berani’ dan ‘suci’, seperti dunia yang tak lagi melulu hitam dan putih, benar atau salah.

Sabtu, 28 November 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 7

"mdeeeh, makruh ko terus, makan tidur saja"

- "Tabeee, tabeeee... Awaaaaas air panaaassss!"
+ "Minummi..."

- "Weee, terima kasih sudah mukopikanka lagu-lagumu, tidak tahu apa balaskankoo"
+ "Balaskanmi tuba.."

- "Weeeh, jangko dek dengarki ituuu"
+ "Iyoo, laki-laki lifeboy ituuu" *playboy maksudnya -_-

- "Hey, what's going on?"
+ "Haaaaa, what du yu kaaanaaaa?"

"Beliki silverqueen, maumi bulan dua"

- "Jam berapami?"
+ "Jam sepert kemarin."

- "Astaghfirullah..." katanya sambil nyapu rambutnya
+ "Banyakna pahalamu..."
- "Ka memang, tidak ditrima saya dosaku"


- "Weh, pattasa'*moko, masih pagi innieeeh"
+ "Iye, takutka pulang malam.."
- "Mentong kau, laki-laki pengecup"
*beresberes


(sambil menyeret tas dan koper buat pembeli, tante Jo tiba-tiba ditanya)
- "Maukik kemana itu, tante Jo?"
+ "Mau piiigii singga pur"


- "Weh, ibu, jatuh-jatuhki anuuta"
(ibu-ibu yang lewat terpaksa liat ke bawah)
+ "Apa, dek? Mana?"
- "Jatuh-jatuhki kulit jerukta!"
(ibu-ibu campur kesal dan tersenyum karena lucu)




btw, Tante Jodha sekarang punya nama panggilan baru dari anak-anak, TANTE JO, waaaw kedengaran lebih keren yak. Kapan-kapan saya fotoin deh dia, soalnya dia lucu orangnya hihihi


bersambung...

Minggu, 11 Oktober 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 7

Penjual (cowok) : Mampirki' belanja, Ani... *Rhoma kapang
*Cewek yang ditawari lewat saja
Penjual : Apa kita cari, dek... Nuuuur... Nisaaaa..., Fitri...., Diaaaan....
*Cewek yang dipanggil malah makin jauh, semua nama salah... -_-


A : Sudahmoko makan? Simpanki kembali piringmu naah....
B : Ngapamieeee...
A : Marahmarahki nanti Jodha hilang piringnya...
*Jodha, sebutan buat penjual nasi langganan, bukan nama sebenarnya :p


A : Weee, ketemuka teman menjualta kemarin.
B : Iya, ketemuka juga kemarin, di sampingki tooo?
A : Iyo, samaki cowok...
B : Pacarna ituuu.
A : Pacarna? Masak? Daeng Bentor?
-_-


''Bu, beliki bajuku kodong, tiga harima tidak makan di Bambuden.''


Penjual : Apa kita cari dek, mondar-mandir dari tadi. Toddo' poing maki' sajaaa...
Pembeli : Carika kemeja warna kuning telur.
Penjual : Kuning telur masak atau mentah?
* -_-


Ketemu Mas tetangga lapak.
Saya : Bah, banyakna kita beli air minum. Kita ndak bawa sendirikah?
Mas : Malas bawa air, tidak berkah...


"Dimanakah rumahmu sebenarnyakah? Oooo, di perbatasannya Indonesia-Australia? Yang naik gunungkik tooo, di lihatmi Jeneponto, sebelah kiri Singapur, tengok ke kanan di dapatmi New York...''

Senin, 28 September 2015

DI UJUNG JALAN* by SAMSONS

Selamat ulang tahun.... 

Banggakan terus golongan darahmu itu, cintai terus tanggal lahirmu itu, zodiakmu itu. Walau aku tahu banyak yang kau sembunyikan, seolah-olah dunia ini sangat butuh dirimu, seolah-olah banyak rahasia penting yang harus kau jaga baik-baik. Segitu saja, tidak berbagi, semua kau simpan untuk dirimu sendiri.

Jika bagimu ini ujian bagi orang yang menyayangimu, maaf, mungkin kau telah kelewatan. Kau tidak bisa seenaknya datang-pergi-datang ke kehidupan seorang. Semua orang menjadi tidak penting bagimu. Kau tidak peduli orang itu sedih atau tidak akan sikapmu, yang penting kau bisa bahagia dengan pergi dan datang semaumu. Hubunganmu dengan orang sebatas “membutuhkan”, kau butuh berbuat baik pada mereka, setelahnya pergi.

Saat kau menghilang, pergi tak ada kabar setelahnya, dia lelah menunggu, kau akan ''tidak ada'' baginya. Tiba-tiba kau datang, mungkin dia berusaha tetap baik terhadapmu, tapi tak akan sama lagi. Dia bukan lagi yang kau kenal dan kau bukan lagi yang dia kenal. Mungkin, kau tidak berhak lagi muncul lagi di kehidupannya, kau telah membuat kosong sebuah tempat di hatinya yang hanya diperuntukkan untukmu.

Ketika seorang bertanya, mengapa kau menyembunyikan dirimu dari dunia, “Hidupku sekarang sedang rumit!”, keluhmu. Yah, kalau rumit, hadapi. Oh, atau perlu kutambah lagi, kau juga sepertinya mencintai “masalah”mu itu. Selamat!

Kau terlalu mencintai dirimu walau hanya sesempit zodiak dan golongan darah. Jangan pernah berhenti, ataupun bosan mencintai itu semua, hal-hal remeh itu. Karena kalau kau bosan, kau tidak akan tahu siapa yang patut kau cintai. Hanya itulah yang kutahu tentang dirimu sekarang, kau telah menghentikan “perkenalan” itu tiba-tiba. Aku mengenalmu, dulu, tidak tahu sekarang.



Dari orang yang membenci semua orang, termasuk dirimu, terlebih lagi dirinya sendiri.


*interpretasi lagu

Sabtu, 19 September 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 6

''Salatullah salamullaaaah...
Salah satu salah semua....''
*salawatan ala sentral -_-


si A : Bagaimana kabarta kak? Sehatsehatjakik?
si B : Alhamdulillah... sedikit!
*sedikit sehat atau sedikit sakit???? -_-


si A : Weh sini dulu motormu, piii ambil barang duluweh.
si B : Ndak bisaaa...
si A : Sebentarji, ngapami eee.
si B : Ndak ada bensinna.
si A : Sinimi kujual motormu baru beli bensin.


si A (penjual) : Mana kita pilih dek, liatliatmaki.
si Pembeli : Iye, adami tadi kubeli, lagi naambilkanka itu anak buahta... (si C, korban bully)
si A : Yang mana layanikik dek tadi?
si Pembeli : Yang mukanya kotak
*dasar pembeli, yang diingat bentuk wajahnyaa, bukan warna bajunya dan seterusnya hahaha*
si Ucup (penjual juga) : (nyeletuk) Muka kotak? SpongeBob doooong!
*dengan demikian, resmilah si C punya nama panggilan SpongeBob -_-



BONUS!



Saya akan cerita, kali ini sayalah yang kena sasaran. Di lapak Om saya dan lapaklapak sekitarnya, seorang anak muda bernama Ucup (saya ndak yakin ini nama betulannya, kulitnya lebih gelap, mungkin karena dia mirip Ucup sahabatnya Lupus makanya dipanggil demikian), menamai semua orang seenak udelnya. Cewek yang kerja di depan, sering memakai warna biru, dipanggilnya Doraemon. Ada juga yang dipanggilnya Rapunzel karena cewek ini anak rumahan, kalau diajak jalanjalan gak pernah mau. Saya pun dipanggilnya Patrick, ikutikutanlah kebanyakan orang manggilmanggil saya Patrick.

Karena saya maksa diri tengah malam begadang, maka saya makai celak niatnya supaya mata gak keliatan ngantuk banget. Satu jam pemakaian sih masih rapi, tapi mungkin karena kantung mata saya, setelahnya, celak saya agak belepotan. Suatu hari, Ucup menghampiri saya yang sedang melayani beberapa cewek.

"Dek, hatihatiko dek sama itu yang layaniko'', cewekcewek itupun memandang agak curiga ke arah saya...
''Awasko, nahipnotisko nanti. Liatmi hitamnya matanya, temannya Dedy Corbuser ituuu...'', semua orang tertawa.
Uuuuuh, dasar Ucup.

Kemudian, yang sering dipanggil SpongeBob membela saya, kebetulan saya dan dia lumayan akrab.
''Jangko kasih begitu tawwa, sobatku saya ini eee, toooo, dek tooo?''
Kemudian Ucup menyudahi dengan ''Oooooh, ini SpongeBob, kau Naya jadi Patrick, temannya SpongeBob, cocokmi...'' Lalu dia ngomong dimiripmiripkan suara Patrick Star. Ngeselin sih, tapi sudahlah... Lumayan terhibur juga, tidak sampai merasa benci karena kesannya malah lebih ke luculucuan daripada menghina. :)



bersambung...

Rabu, 09 September 2015

Gak Penting Lagilah Menulis-Nulis Ini...

Mengikutkan tulisan ke lomba/sayembara, mengapa kita harus menang?
Mengirimkan tulisan ke media, mengapa harus terbit?
Mengapa tulisan yang panjangnya hanya tiga paragraf dipaksakan jadi cerpen?
Setelah terkenal, mengapa harus berbagi tips ma penulis pemula?
Mengadakan jumpa fans? Ikut festival A, festival B?
Menerbitkan buku? Diskusi setelahnya... Mengapa?


MENGAPAAAAAAAA!!!!

Apa salahnya menulis untuk diri-sendiri? Mengapa harus membuat orang lain kagum?

Jadi apa bedanya, "pemelihara mimpi" dengan yang "enggan bermimpi", sama sajaaaaaa... 

Minggu, 30 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part 5

si A : (kelaparan) Waduuu, manami Mbak tempatku pesan gado-gado? Lamaanaaa...
si B : Pingsammi kapang maccobe'


Seorang anak kecil menghampiri Bapaknya yang sedang jaga jualan, dia ingin menangis karena barusan terjatuh di tengah jalan.
si Anak : Jatuhka, Bapaaaak! (sambil megang lutut yang lecet)
si Bapak : Di manako Nak jatuh sede'?
si Anak : Di sana tadi...
si Bapak : (menghampiri mengusap luka si anak) Ndak papaji itu, Nak. Asalkan jangan jatuh dari helikotter.


si A seorang cowok, naksir ke si B, seorang cewek. Mereka sering bertemu di Pasar lantaran tempat kerja mereka berhadapan.
si A : Sudahmako makan, Dek? Kupesankanko, apakah nusuka, mie, gado-gado, nasi goreng?
si B :  Sudahmaka, kenyangma, makan basso barusan.
si A : Oooo... Sudahmi mubayar bassomu? Ne'ang (si C, korban becandaan) pa yang bayar bassomu...


si A : Weee, pergi laloomookoo naik pesawat.
si B : Kenapa tossi nu suruka naik pesawat?
si A : Bosamma liatko, Ne'aang. Kalau perlu kubayarkanko pesawatmu.
si B : (mulai khawatir akan jadi korban)
si A : Kalau naik pesawatko, kecelakaanko, langsungka' jadi ahli warismu...
si B : Siala'
si A : Iyo, nanti tooo, kalau perlu kutegel kuburannu, kupanggilkanko Udztas Maulana untuk acara takzia, kalau perlu kupanggilkanko elektone.
*paraaaaaaah*


si A : We, kenapa lama duduwi mupilih itu parfum?
si B : Cari'ka parfum rasa kaldu ayam.


Pembeli : Ada pasmina polos warna hijauta', Bu?
Penjual : Hijau apa dek, hijau daun? Lango-lango dadar? Hijau tai kuda? Atau hijau tai ngongo?


Jam 05.30 sore
"Mas, nasi gorengta, kasi banyak ayamnya, ka penghabisanmi to!"


si A : (kepada penjual gado-gado langganan) Mbak, gado-gadota satu nah!
si B : Pedas?
si A : Nasrami, seperti biasaji, Mbak.
si B : Oke, tunggumi.
si A : Kalau perlu yang pedasnya membunuh mertua.


Seorang anak kecil memukul anak tetangga lapak Bapaknya. Nasehatnyakayak gini, "Janganko jadi preman begitu, Nak. Kalau perlu, pigiko Masjid sana eee, ikutko Jama'ah Tabligh, trus jadimako pengusir jin kafir, tinggalmako di Perumas.
Seseorang nyeletuk, "Kenapa tossi Perumnas?"
si Bapak jawab, "Kan ada ayatnya begitu di Qur'an"
"Sotta'koooo"
si Bapak kembali membalas, "Ada tweee, jangko begitu nah. Bunyinya ginieee, minal jinnaati wannaas, tohh, sini kukasihtahukanko artinna, artinna sesungguhnya jin-jin itu tinggal di Perumnas, bagaimana? Cocok toooh?"


bersambung...

Senin, 17 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part IV

Cowo : (lagi makan dan ngajak makan) ''Dek, eh, makanki'eee!"
Cewe : ''Iyye, masih kenyangja'...''
Cowo : (nyodorin tangan buat menyuap) ''Sinimi, kusuapiko, Dek. Kalau sisaku mumakan langsung pintarko mengaji''


''Es, es putar, es putar, es putaaaaar, siapa bilang es tidak dingiiiin...''


A : ''Weh, pinjam duluwe sendokmu!''
B : ''Inieeee'' (nyodorin sendok)
A : ''Sudahmi mucuci ini?''
B : ''Iyooo, mdedeh segitunaaa...''
A : ''Betulanko?''
B : ''Iyo, sudahmi kucelupkan juga di Sungai Gangga*''
*selokan di belakang lapak.


A : ''Weh, masih cari (si C--->korban bully) 4 orang buat bikin baju kaos, buat bikin geng AGM''
B : ''Apa bede itu AGM?''
A : "Anak Gagahna Makassar...'' (semua tertawa, sementara si C senyum-senyum dijadikan bahan candaan)
B : ''Kenapa tosseng 4 orangji?''
A : ''Supaya genapki 5, karena diami ketuanaaa, capekmi bede' gabung di Lavender''
B : ''Apa lagi sede' itu Lavender, minyak rambut?''
A : "Laki-laki Penuh Derita, hahahaha..''


Setelah 17agustusan, banyak TNI yang lalu lalang.
''Weh, weh, kacang polong kacang polong lewat''


Pembeli : ''Mauka kemeja ini, Dek. Tiga lembar, selembarji inie''
Penjual : ''Iye, sudahmaki dicarikan, nda ada Bu. Ada di rumah stokku, Bu. Kalau mauki kubawakanki besok''
Pembeli : ''Betulannah? Jam berapa?''
Penjual : ''Iye, jam sembilan pagi adama', Bu''
si A : (nyeletuk) ''Baa, Bu. Gampangmi itu, sudahmaki dicarikan na nda adaki. Kalau perlu, titip maami nomor rekeningta'!''
si B : (jitak kepala si A) ''Bodo'na iniee, ta'baleki kapang. Kau yang kasihki nomor rekeningmu sama Ibu''
si A : ''Cocokmi, sinimi nomor rekeningta, Bu, kutransferkanki tuyul''


si A sibuk memencet hpnya, sedang mati total.
si B : "Kenapai hpnu?"
si A : "Nda mauki hidup"
si B : "Apa merkna hapemu? Sini bede!"
si A : (memberi hp ke si B)
si B : "Oh.. Merk ARFAN"


bersambung...

Sabtu, 08 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part III

Saya gagal paham, mengapa ada orang yang mengelompokkan humor "cerdas" dan humor "rendahan", memuja Stand Up Comedy sedangkan mencela acara macam OVJ. Saya hanya bisa bilang itu "alternatif", gak ada yang bagus maupun jelek, semua sama fungsinya, menghibur, untuk entertain. Toh, para komik pada akhirnya banyak juga yang harus kecemplung ke acara-acara dan terlibat film (terbilang) gampangan.

Akhir-akhir ini merasa lebih mudah tertawa, tiap hari ketika pembeli sedang sepi, justru kamilah para penjual yang saling sahutmenyahut, ada yang menyanyi, ada juga yang sekedar ngobrol, tapi paling rame kalau tiba-tiba ada celetuk lucu yang muncul untuk mengusir ngantuk dan bosan. Contoh kecil, teman penjual di depan, kami tak pernah saling mengenalkan nama, maka untuk memanggil saya atau perempuan lain yang tak dia tahu namanya, dia akan memanggilnya dengan sembarang nama, misal Sapna, Samanta, atau Sakati. Halhal seperti itu menggelikan, hehehe, berikut kondisikondisi lucu lainnya... *baru sempat jelasin panjang lebar padahal sudah part 3 khusus tema ini.


"Cari apaki cewe', celana botol, lengkap, pakek kantong, pakek AC, pakek remote!"


si A : "Weh, kucaricariki di lapaknya Aji penjual kerudung, berentimaki paeng dih di sana.."
si B : "Iye, sayang, di sinika lagi konser jualan baju ma celana"
*konser, maksudnya teriakteriak nawarin barang ke calon pembeli


si A : "Weh, ada tadi polisi kau we di sini"
si B : "Iyo kauweee, apa ngaseng kejadian di sebelah sede'."
si A : "Apanya bede mukentarai bilang polisi betulan itu?"
si B : "Itu tulisan di kaosna, punggungna, bacana POLICE..."
si A : "Seriusko? Gappaka tulisannya POP ICE na kau kira bacana Polisi, Ne'aang"


bersambung...

Selasa, 04 Agustus 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part II

Bulan puasa, si B seorang lelaki pada jam dua siang terlihat merokok.
A (cewe') : "Mdedeh, nda puasako?"
B (cowo') : "Baaah, puasaja'!"
A : "Baru jam dua, namarakokmokooo!"
B : "Buka puasama' ini, sotta'. Saya puasa full setengah hari, jadi total puasaku 15 hari donggooo!"


A : "Weh, ayok pi karokean"
B : "Iyo, panggil semuaki personilka"
C : "Nda' bisaka saya ikut!"
A : "Ngapamoeee, malam mingguji lagi"
C : "Ih, kaaa capekki, mau istirahat"
B : "Sudahmi, jangko gangguki Rapunzel (si C)"


Si Bos : "Jam berapami, dek?"
Anak buah : "Setengah enammi, bu"
Si Bos : "Okeee, angkatmi jemuran!" (maksudnya rapikan jualan karena sudah akan ditutup)


Si A : "Weh, berapa jahitannya tanganmu?"
Si B : (sambil memegang tangannya yang habis di jahit) "Tujuh"
Si A : "Berapa mubayaranki?"
Si B : "Tiga ratus lima puluh kauwe, mahalnaaaa"
Si A : "Tapi bagus to, itu jahitannya tidak dilepasmi karena jadi dagingmi nanti"
Si C : "Iyo tawwa, coco'mi, banyak dudui goyammu pas pembukaaan dua"
Si B : "Memangnya saya perempuan bisa melahirkan!" *kesel
Si C : "Tapi memang mahal tawwa, karena rambutna ikan hiu itu benang jahitnya, ahahahaha"


Si A : (ngajak teman di depannya untuk minum minuman bersoda) "Weh, minuum!"
Si B : "Tidak, trima kasih, nalarangka dokter pribadiku minum minuman bersoda"
Si A : "Gayaaaaanuuu, dokter pribadi, palingan dukun pribadi!''


bersambung...

Selasa, 28 Juli 2015

MAKKALA' ala Pasar Sentral Part I

Pengemis (anak muda) : "Ibu, sedekahnya duluuuu!" (sambil menyodorkan toples kosong ke sasaran)
Si Ibu : "Eh, dek, kau masih muda, daripada kau pii minta-minta, lebih baik ko pergi kerja, blablablaaaa..."
Pengemis : (Kesal dan berlalu) "Orang minta sedekah kok malah diceramahin."


Anak kecil pengemis : (ngemis kepada seorang pembeli) "Kakak, uangta dulu kak!"
Penjual : "Eh, dek, sama-samajiki dek orang miskin. Itu kakak-kakak uangnya mintaji sama mamaknya"


Milih, pria, random, yang hanya kebetulan lewat.
A : "Cowo', cowo'... (si pria menoleh, si A mendekat ke temannya, si B) Teman SMPta'kah ini (si B)?"


Pembeli : "Berapa ini dek?"
Penjual : "Itu 35ribu bu!"
Pembeli : "Nda bisa 20 dek?"
Penjual : "Harganyami bu!"
Pembeli : "Kurangimiii, 25mo pade!"
Penjual : "Nda bisa bu, 35ribu itu"
Pembeli : "30 ribumo pade!"
Penjual : "Menawarmaki bu sampeta' kembar!"


Si A : "Weh, ada orang meninggal di sana kemarin eeee, bunuh diri bedeng, ngerinya."
Si B : "Iyo kauweee, prestasiki bedeng"


Si A : (mungut sandal yang ada di jalan) "Weh, sapa sandal inieeeee? Jaga i sandalnu"
Si B : "Ooo, sandalnya Katy Perry!" (sambil lempar sandal ke depan si empunya)
Si C : "Weh, jangko kasih begitu tulang rusukku!"


Si A : "Jadi berapa semua total tadi harganya nasi'ta'?"
Si B : "Lima belas" (Si A mengulurkan uang lima ribu tiga lembar, si B kemudian menghitung) "Lima jutaaaaa, sepuluh jutaaaa, lima belas jutaaa, oke pas!"


Seorang remaja perempuan, mungkin baru pertama kali ke pasar.
Pembeli : "Kak, ta'berapa jilbab parista?"
Penjual : "Sembilan ribu dek kukasihki kalau ambil sepuluh lembar" (dengan semangat nyomotin jilbab paris beda-beda warna sebanyak sepuluh lembar kemudian dihitung dan dibungkus oleh si penjual) "Sepuluh lembar, dek nah...."
Pembeli : (nyodorin uang selembar sepuluh ribu, kemudian nunggu berharap kembalian)
Penjual : "Aduh, dek, maksudku sembilan ribu per lembar ambil banyak, jadinya sembilan puluh ribu semuanya"
(si pembeli akhirnya hanya ambil satu lembar jilbab paris uangnya hanya cukup untuk selembar, kemudian ngacir karena malu)
 *ahahahaha, belum tahu dia, bahasa pasar. Dia kira selembarnya sembilan ratus rupiah, wadddduuuuh, pembeli permen.


bersambung...

Selasa, 19 Mei 2015

MERASA

Kalau ke tempat kerja, senior bilang ''Ko kurusan, Nay. Diet ko, dek?'' Saya hanya membalasnya ''Iyakah, kak? Gak diet, bukan saya sekali!'' Yah, siklus tubuh enam bulan ini agak menyebalkan. Akhir bulan kalau bukan pertengahan bulan ditengok penyakit. Sigh... Jadi tahanan kamar, gak bisa kemana-mana, padahal tiap hari keluyuran kemana-mana, menyusuri belantara Makassar ini.

Sakitnya sih hanya sehari, tapi penyembuhannya itu makan waktu dua hari, Bos di tempat kerja ngomel karena tugas-tugas sudah deadline. Belum lagi dengan perubahan pola makan habis sakit, dari lambung yang kosong melompong karena gak nafsu makan ketika sakit, setelah sembuh harus dipaksa dengan porsi normal seperti biasanya, alhasil itu gas di lambung mengamuk.

Menyebalkan, karena kurus bukan karena diet, bukan karena usaha, tapi karena malas jaga kesehatan. Tapi kayaknya dari dulu gak doyan ma diet-diet, apalagi ada tuh yang lagi trend, food combining, banyakan makan buah ma sayur daripada hewani ma karbohidrat, agak mirip vegetarian yah, dimana bedanya food combining ini ma vegetarian, silakan Anda cari sendiri ya... Lagian kalau saya pikir-pikir, dua hal ini pola makan bangsa timur yah? Kayak di Jepang, makannya banyak sayur. Biksu juga hanya makan protein nabati tanpa hewani, orang Barat dan Eropa sana mencoba dan menerapkannya dan ternyata terbukti lebih menyehatkan, diberi merk bahasa Inggris jadinya kedengaran ''wah'' gitu yak, piss yah buat penggiat vegan ma food combining, ini hanya opini saya, ini hanya opini saya. Gak peduli siapa yang pertamakali menerapkannya, kalau itu menyehatkan kenapa tidak. Saya saja yang malas, karena saya fikir bagaimana kalau yang kerja berat kayak kuli makan sayur ma buah doang, kalau lapar di siang hari pastilah mereka harus makan, tapi yah sudahlah, ini kan sesuai porsi kebutuhan energi mereka.

Memang sih, sudah beberapa orang yang bilang saya kurusan, teman kerja (yang saya ceritakan di atas), seorang tante, seorang lagi sepupu, hallah, belum cukup lima sih, gitu aja bangga, belum valid tuh... Tapi merasa agak kurusan sih.

MERAAAASSAAAA atauuuu PERASAANMU SAAAJAAA, Nay??? *sudahlah, mungkin mereka lelah*

Senin, 22 Desember 2014

CACAT

Sepuluh tahun lalu...
Dia yang baru kukenal dua hari, menghampiri kursi tempatku duduk dan mengambil bukuku. Didapatinya dua buah cerpenku, dua buah cerpen yang kubuat saat SMA, ‘’kamu suka nulis?’’ saya tak menjawab, dia bagiku masih orang asing, ‘’saya juga suka nulis.’’ tambahnya. Dosen masuk, kami berhamburan menemukan kursi masing-masing.

Lima tahun lalu...
‘’Sedang bikin apa?’’, sms seperti itu sering mampir di handphoneku, dari dia seorang, keluargaku pun sudah tahu kedekatan kami, demikian pun dengan teman seangkatan. Ada yang bilang kami seperti saudara, punya kemiripan wajah, ada yang beling hubungan kami sepasang kekasih. Whateverlah, orang hanya mencap, kami yang menjalaninya.

Setahun yang lalu...
Handphone saya hampir tak punya kegunaan lagi selain melihat jam, dan hanya sebuah sms penting pernah mampir, ‘’Apa kabarmu?’’, itu bunyi smsnya. Hai orang asing, tiba saatnya kita jadi kenalan biasa saja. Mungkin saya yang lelah mengenal setiap dirinya, kini muncul dirinya yang baru lagi. Semua teman dan keluarga menanyakan kabarnya, saya tak tahu harus menjawab apa. ‘’Teman macam apa kamu tak tahu apa-apa tentang temanmu?’’ Yah, teman macam apalah saya ini.

Saya tak tahu apa-apa lagi tentangnya, hubungan ini hanya punya satu kaki untuk melangkah ke depan, tak ada kaki kiri dan kanan yang bergantian di depan dan satunya menahan berat badan di belakang, pincang. Sebelahnya lagi lunglai, tak meminta pertolongan, asik menikmati kesakitannya sendiri. 

Mungkin akan ada sapaan basa-basi, dan hanya balasan ‘’hehehe’’ sekedarnya dari saya atau darinya. Seperti halnya kaki pincang tadi punya sanggahan lagi, tapi dari kayu, yang lunglai itu tetap asik di situ menghabiskan dukanya.

Senin, 11 Agustus 2014

PENGAKUAN MASHANDA

Setelah membuat beberapa video, kali ini saya membuat pengakuan tertulis.

Tidak perlu menjadi orang dewasa untuk memahani anak-anak, orang dewasa hanya peduli pada lucu atau tidaknya anak itu. Hanya anak-anak yang mengerti anak-anak. Saya sering bertengkar dengan anak-anak yang saya temui karena saya menganggap pendapat mereka pentingg, bukan seperti orang dewasa yang selalu bilang kalau “ah, sudahlah, dia kan hanya anak kecil!”

Bahkan dari penglihatanku, orang dewasa yang dipandang pendapatnya itu, kalau bukan sekolahnya tinggi, ataukah kaya, ataukah punya jabatan, tapi kebanyakan orang dewasa baru dimintai pendapatnya jika sudah menikah. Ini sangat tidak adil terutama bagi anak-anak.

Oprah Winfrey belum pernah menikah tapi dia sudah berbuat banyak kebaikan. Kebaikanlah yang membuatnya didengar, kebaikanlah yang membuatnya punya banyak keluarga, bukan dari hubungan darah ataupun perkawinan. Apa-apaan ini, saya malah menjadi anak yang antifamily. Meski demikian, saya selalu menangis jika menonton, atau mendengar kisah keluarga yang mengharukan, karena kata orang itu sudahduah naluri pemberian tuhan, jadi begitulah, saya melawan naluri pemberian tuhan (???)

Tulisan macam apa ini, tidak menginspirasi, hanya tumpahan keegoisan semata.



*Mashanda, tanpa huruf R. Masha? Masha yang ditemani beruang itu? Bisa jadi….



Jumat, 11 April 2014

MIRIP BAPAK




I don't consider myself different to anyone else with AlDS. I'm not guilty. I'm not innocent. I'm just trying to survive.

Itu perkataan Ms. Benedict, sambil memandang dengan penuh iba kepada penderita AIDS , Andrew Backett di ruang sidang. Andrew adalah seorang pengacara yang menuntut firma tempatnya bekerja, firma terbaik di Kota Philadelphia. Dia dipecat karena dianggap teledor menghilangkan sebuah berkas penting dan dia sangat sadar bahwa dia disabotasi. Pada akhirnya, keputusanjuri memenangkan Andrew Backett karena ini bentuk diskriminasi terhadap penderita AIDS.

Andrew Backett diperankan dengan sangat cemerlang oleh Tom Hanks, pengacara yang paling diandalkan di kantornya. Tom Hanks berperan sebagai seorang gay di sini, berpasangan dengan Antonio Banderas. Tom Hanks harus menurunkan berat badannya demi tuntutan perannya, jadi sedih ngelihatnya, apalagi Tom Hanks  ditampakkan semula sehat, perlahan-lahan sekarat. Saya suka dengan keluarga dan teman-temannya, yang  mereka pikirkan bagaimana agar mereka melepas Andrew dengan kesedihan yang tak berlebihan.


Joe Miller (Denzel Washington) yang semula merupakan ‘rival’nya pada mulanya menolak, tapi kemudian dia merasa tertantang pada kasus yang ditawarkan Andrew. Karena film PHILADELPHIA (1993) ini sedih, karaker Joe Miller datang sebagai karakter yang lucu mengisi kemuraman cerita. Dan, Antonio Banderas (Miguel)  masih sangat muda, penonton perempuan pasti sangat terhibur dengan kemunculannya. Andrew-Miguel, cute couple! :)



Dulu, saya suka menonton film walau saya tak memperdulikan siapa yang main, siapa sutradaranya dsbginya. Suatu malam, jauh sebelum saya mengenal Tom Hanks, saya pernah menonton satu babak film The Terminal di sebuah chanel televisi. Saya melewatkan opening film dan bagian end creditnya, jadi saya tak tahu kalau orang tersebut bernama Tom Hanks. Saya, seorang yang baru saja kehilangan Bapak kandung, dengan serta merta dalam hati mentitahkan, orang ini mirip Bapak, mungkin hanya emosi saya, atau saya berlebihan, tak saya pedulikan lagi.


Saya mengenal Tom Hanks ketika Toy Story (3) dirilis. “Hey, film kartun tentang mainan ini dibuat sequelnya lagi!”, kebetulan beberapa kali menontonnya, ceritanya unik, saya pikir, mungkin (di pikiran anak kecil) mainan itu berjalan, itulah sebabnya mainan sering hilang. Saya menonton seri pertama dan kedunya, juga masih dari televisi, saya belum pernah ke bioskop waktu itu. Saya bersemangat, selain karena saya memang penyuka animasi. Saya mencari infonya di internet dan takjub, Woody si koboy ternyata diisi oleh orang yang bernama Tom Hanks ini, yang juga pemeran utama di The Terminal. Saya bahkan mencari di internet, orang lain yang ingin punya Bapak seperti Tom Hanks, saya menemukan Joko Anwar :)



Suatu kali saya pernah memperlihatkan foto Tom Hanks kepada kakak-kakak saya, seorang di antara mereka nyeletuk bahwa hanya rambutnya yang mirip, bergelombang. Tapi sudahlah, itu pendapat orang lain, sama halnya ketika mereka menertawakan saya ketika saya mengatakan bahwa saya mirip dengan Gita Gutawa walau hanya gingsulnya saja. Yah, saya berlebihan, tapi saya bisa senang dengan itu jadi persetan dengan cibiran orang lain. Seperti ketika seorang sopir pete-pete tua bercakap-cakap dengan saya dengan sapaan ‘Nak’. Jika kau kehilangan sesuatu, kau menemukannya dimana-mana.

Rabu, 01 Januari 2014

SURAT BUAT NUNU*

Sudah tahun 2014, bagaimana perayaan tahun barumu? Petasan meledak dimana-mana, serasa berada di zona perang. Mungkin bagi banyak orang bermain petasan itu menyenangkan dan keren, membunyikan sesuatu sampai terdengar keras sampai mengganggu orang lain (yang tidak menyukainya), kebebasan itu keren dan hebat. Saya juga pernah melihat mobil-mobil kavaleri lewat di jalan raya, saya sedang melintas di sana, petugas yang berdiri di atasnya terlihat bangga. Itu terlihat keren, yah mungkin perang masih keren, walau pada kenyataannya perang adalah hal yang sudah kuno untuk dilakukan lagi.

Oh ya, maaf, saya memanggilmu dengan sapaan Nunu saja, saya orang Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia, jarang ada kata yang mendampingkan dua huruf vokal, kau tidak keberatan kan? Bahasa Inggris saya juga jelek, jadi saya menulis surat ini dalam Bahasa Indonesia. Maaf! Lagipula mungkin kau tak akan menemukan surat ini.

Ada saatnya kita meninggalkan, ada saatnya kita akan tiba giliran untuk melepas.

Gordie Lachance : What's asshole about wanting to be with your friends?
Chris Chambers : It's asshole if your friends drag you down! You hang with us, you'll be just another wise guys with shit for brains.

Agak egois memang, tapi bagiku inilah dialog terbaik dari film Stand by Me ini. Karakter Chris Chambers begitu membekas di hati saya, saya merasa Gordhie Lachance hanya pencerita walau digambarkan dialah tokoh utama dan paling pintar di antara mereka berempat, tapi saya merasa Chris Chamberslah letak kekuatan cerita.

Musik instrumental yang mengiring film ini terkadang membuat saya menangis. Ada orang, yang baru sebulan berkenalan dengannya, tapi kau sudah rindu untuk selalu menengok gambar dirinya, menebak dari wajahnya, kira-kira apa yang sedang dikatakan oleh pikirannya saat itu. Mungkin saya kecanduan akan apa yang kulakukan ini, karena Rio** telah tiada sejak 20 tahun yang lalu. Apalagi kau, yang pernah bertemu dan berkawan baik dengannya. Lihat makna nama kalian, “sungai” dan “hembusan sejuk dari atas gunung”, seperti sebuah keajaiban, memang kalian dinasibkan bertemu. Betapa mudahnya dia bisa dirindukan dengan sangat hebat. Kita menjadi sulit memaafkan diri kita sendiri akan kepergiannya.


Keanu Reeves & River Phoenix



Apakah kau percaya pada konsep reinkarnasi? Saya bertanya walau banyak bilang kau penganut Budha. Apakah kau pernah mencari sesuatu, seseorang atau apapun itu yang baru lahir dan bertanya dalam hatimu “Kaukah itu, teman? Rio yang lahir kembali?” Saya bukan Budha, tapi saya pernah diam-diam berdoa kepada Tuhan jika Ayahku lahir kembali, saya ingin lahir lagi di janin istrinya kelak, saya ingin menjadi anaknya lagi. Tapi untuk orang seperti Rio, saya tidak bisa berharap banyak, dia terlalu berharga, jadi mungkin dia hanya datang satu kali di muka bumi ini. Saya hanya bisa menikmati karya-karyanya, membuka laptop dan mencari info tentangnya. Saya hanya bisa membaca bahwa dia membeli tanah 320 ha yang merupakan hutan, agar tidak ada pohon yang ditebang di sana. Saya manusia biasa, kita hania bisa menghidupkannya sebatas ide-ide, bagiku itulah wujud reinkarnasinya.

Saya pernah punya sabahat di SMP, saya memanggilnya Er. Mungkin Er adalah sahabat terbaik yang pernah saya punya. Untuk pertama kalinya saya bertemu seseorang menerima apa adanya saya. Bersahabat dengannya memunculkan diri saya yang sebenarnya, dan itu bertahan sampai sekarang. Perpisahan terjadi ketika hari pertama saya mengenakan rok abu-abu, kami berjanji bertemu di sekolah kami yang baru, kami akan memamerkan rok SMA satu sama lain. Tapi hari itu Er tidak datang. Saya sibuk sekolah dan jarang bertemu lagi dengannya. Er sudah menikah, terakhir bertemu dia sedang menggendong bayi perempuan berumur setahun, itu terjadi lima tahun yang lalu. Dia masih orang yang sama, tidak berubah sedikitpun, waktulah yang berubah. Dia tak mungkin mengajak saya lagi nonton film kartun minggu di rumahnya, tak mungkin lagi ada kegiatan manjat pagar sekolah untuk bolos. Terkadang rasanya ingin jadi seseorang yang tak peduli akan waktu. Namun sepertinya hanya orang gila yang tak peduli sudah berapa usianya, tak perlu menatap kalender sudah tanggal berapa hari ini.

Mimpi adalah hal yang membuatmu bergairah untuk hidup. Saya menemukannya kembali, seorang sahabat, rasa indahnya berbagi, suka, duka, rahasia muncul kembali. Tapi kesalahanku adalah menganggapnya Er, padahal mereka dua sosok yang berbeda. Saya menyesal, merasa bersalah, sehingga terkadang saya merasa pantas untuk diabaikan. Dia pernah menghiburku dengan kalimatnya “Sahabat tidak akan pergi kemana-mana!”. Dia sedang diculik oleh duka atau apapun itu, dia berjanji kembali. Tapi bagiku, perpisahan dengan Er membuatku sadar bahwa benar-benar tak ada yang abadi. Semua harus pergi, sahabat paling sejati bagimu adalah dirimu sendiri, yang selalu ada dan tak pernah pergi.

Saya harus merelakan semuanya pergi, membiarkan mereka hidup dengan jalan yang mereka mau, bertemu dengan orang-orang, entah itu yang lebih baik dariku atau orang yang malah melukainya dan justru itu yang baik untuknya. Dengan begitu dia bisa jadi lebih dewasa, jadi lebih kuat, lebih tegar dari biasanya, menjadi orang yang berbeda. Yah, berbeda dari yang dulu kita kenal, sehingga ketika kita bertemu kembali dengannya, kita merasa aneh karena harus ‘berkenalan’ lagi dengannya, ada fase hidupnya yang tidak kau tahu, kau tidak sedang bersamanya pada saat itu. Pembicaraan menjadi tidak nyambung, kau tiba-tiba terlihat bodoh karena selera humornya telah berbeda, gaya bercandanya tidak sama lagi. Kau tidak mengerti itu dan merasa tidak perlu berusaha untuk mengerti karena bagimu itu baik untuknya, membuka pikirannya terhadap banyak hal baru, bergaul dengan begitu banyak orang yang bisa memperkaya pikirannya.

Kita tak perlu bersusahpayah untuk mengenalnya kembali, jalan terbaik adalah melepasnya, membiarkannya datang dan pergi, ini bukan lagi tentang apa yang kau inginkan, tapi apa yang dia butuhkan. Itu jauh lebih baik daripada harus mengejar ketertinggalan agar bisa menjadi teman yang bisa memahaminya, itu melelahkan.

Terima kasih, surat ini telah jadi, walau mungkin kau tak akan membacanya, paling tidak saya bisa ingat bahwa saya pernah menulisnya. Terima kasih, Nuuu! Terima kasih, Rio!


* Keanu Reeves
**Rio berarti sungai dalam Bahasa Latin, beberapa teman dekat memanggilnya dengan nama tersebut selain dengan sapaan Riv.

Kamis, 14 November 2013

DUGEM DANGDUT

Jika tiba pada lampu merah di Patung Ayam Daya, bosan rasanya mendengar lagu "dulluu dulluu dulluu" dimainkan oleh pengamen cilik yang main gitar pun masih tak karuan. Tapi tiba-tiba mereka punya lagu baru, yang sebenarnya lagu yang sudah sangat lama. Seorang atau dua orang anak menghafal lirik-lirik awal Cinta Mulia-nya Koes Plus yang bergenre dangdut. Terpaksa saya memberi anak tersebut selembar 2000an kepadanya, ahahaha! Konon, Koes Plus berhasil lepas dari bayang-bayang The Beatles, justru ketika musik mereka ada sentuhan melayu dan dangdutnya.

Musik Iwan Fals juga pernah bernuansa dangdut pada lagu Sunatan Massal dan Potret Panen Hama Wereng. Dangdut, memang dicap kampungan. Liriknya to the point, lebih frontal, entah itu mengenai seorang lelaki yang masih mengharapkan jandanya untuk kembali, atau tentang seorang kekasih yang mencari kuburan pacarnya yang telah meninggal. Lirik-lirik yang aneh jika dipasangkan ke dalam musik pop, sepertinya semua genre musik "gengsi" untuk dipasangkan dengan lirik dangdut. Semua lagu bisa didangdutkan namun lagu dangdut belum tentu bisa diubah menjadi musik dengan genre baru.

Dangdut, ibunya dari musik India dengan pengaruh Melayu. Akhirnya, saya bisa ikhlas The Beatles tidak pernah ke Indonesia. Belajar musik rakyat Indonesia yah sama saja kalau belajar musik India. Hehehe. Dengan label "musik merakyat" itu pulalah, dangdut sering digunakan untuk meramaikan sebuah acara, terutama untuk keperluan kampanye. Namun harus disadari, dangdut hanya alat. Jika Anda punya hp kamera, tujuannya untuk memotret pemandangan atau merekam saat Anda telanjang lalu hp kamera menjadi terlarang? Tidak, kan? Kamera hanya fasilitas, yang menggunakannya ya itu Anda.

Saya hadir bukan sebagai pahlawan, tidak ada keinginan untuk membela dangdut, bukan... Saya bisa dibilang penikmat segala jenis musik, jika itu cocok di telinga dan saya bisa menikmati, maka saya akan dengar. Di penglihatan saya, dangdut sama saja dengan genre lain. Sekumpulan orang berkumpul di depan sebuah panggung dan mereka menikmatinya. Di masa depan, mungkin saja kampanye-kampanye itu hadir di diskotik, akan ada DJ saweran, bisa saja terjadi. Orang kampungan depresi larinya ke dangdutan, orang kota mengusir stres dengan main ke diskotik. Jadi, sama saja kan? Ahahahah...