Pengemis (anak muda) : "Ibu, sedekahnya duluuuu!" (sambil menyodorkan toples kosong ke sasaran)
Si Ibu : "Eh, dek, kau masih muda, daripada kau pii minta-minta, lebih baik ko pergi kerja, blablablaaaa..."
Pengemis : (Kesal dan berlalu) "Orang minta sedekah kok malah diceramahin."
Anak kecil pengemis : (ngemis kepada seorang pembeli) "Kakak, uangta dulu kak!"
Penjual : "Eh, dek, sama-samajiki dek orang miskin. Itu kakak-kakak uangnya mintaji sama mamaknya"
Milih, pria, random, yang hanya kebetulan lewat.
A : "Cowo', cowo'... (si pria menoleh, si A mendekat ke temannya, si B) Teman SMPta'kah ini (si B)?"
Pembeli : "Berapa ini dek?"
Penjual : "Itu 35ribu bu!"
Pembeli : "Nda bisa 20 dek?"
Penjual : "Harganyami bu!"
Pembeli : "Kurangimiii, 25mo pade!"
Penjual : "Nda bisa bu, 35ribu itu"
Pembeli : "30 ribumo pade!"
Penjual : "Menawarmaki bu sampeta' kembar!"
Si A : "Weh, ada orang meninggal di sana kemarin eeee, bunuh diri bedeng, ngerinya."
Si B : "Iyo kauweee, prestasiki bedeng"
Si A : (mungut sandal yang ada di jalan) "Weh, sapa sandal inieeeee? Jaga i sandalnu"
Si B : "Ooo, sandalnya Katy Perry!" (sambil lempar sandal ke depan si empunya)
Si C : "Weh, jangko kasih begitu tulang rusukku!"
Si A : "Jadi berapa semua total tadi harganya nasi'ta'?"
Si B : "Lima belas" (Si A mengulurkan uang lima ribu tiga lembar, si B kemudian menghitung) "Lima jutaaaaa, sepuluh jutaaaa, lima belas jutaaa, oke pas!"
Seorang remaja perempuan, mungkin baru pertama kali ke pasar.
Pembeli : "Kak, ta'berapa jilbab parista?"
Penjual : "Sembilan ribu dek kukasihki kalau ambil sepuluh lembar" (dengan semangat nyomotin jilbab paris beda-beda warna sebanyak sepuluh lembar kemudian dihitung dan dibungkus oleh si penjual) "Sepuluh lembar, dek nah...."
Pembeli : (nyodorin uang selembar sepuluh ribu, kemudian nunggu berharap kembalian)
Penjual : "Aduh, dek, maksudku sembilan ribu per lembar ambil banyak, jadinya sembilan puluh ribu semuanya"
(si pembeli akhirnya hanya ambil satu lembar jilbab paris uangnya hanya cukup untuk selembar, kemudian ngacir karena malu)
*ahahahaha, belum tahu dia, bahasa pasar. Dia kira selembarnya sembilan ratus rupiah, wadddduuuuh, pembeli permen.
bersambung...