Seminggu yang lalu, mengalami kejadian yang na’as. Karena keteloderanku, tas tempat uang pembeli di lapak Om diambil orang, saat itu panik luar biasa. Tante hanya bisa pasrah, Om luar biasa kesal dengan saya. Memang sih saya yang salah, tumben juga hari itu tas uang itu tak kuselempangkan, hufh, musibah! Saya hanya bisa nangis, rasa-rasa separuh nyawa ini hilang entah kemana, belum lagi sedang puasa, sampe di rumah mata bengkak.
Padahal sehari sebelumnya seorang pencuri tertangkap basah sedang mengambil dompet seorang penjual. Si penjual menggiringnya keliling pasar sambil berteriak “Weeee, inimieh mau ambil uangku tadi eee, tandai memangmi mukanya”. Si pencuri, seorang ibu-ibu, tak berdaya diseret sana-sini. Jalanan tiba-tiba macet luar biasa, apalagi saat itu banyak orang berbelanja untuk lebaran. Tidak ada kejadian saja, pundak baku pundak bertemu, perjalanan menuju wc terdekat atau ke masjid buat shalat sungguhlah sebuah perjuangan luar biasa, apalagi sedang ada hal heboh kayak gini.
Itu pencuri yang merupakan “lawan” dari penjual di pasar, lain pula dengan pencopet dan preman yang tidak mengganggu penjual, justru ada yang berteman baik dengan penjual, sasarannya adalah pengunjung/pembeli, bahkan saya mengenal beberapa di antara mereka. Jika Anda tidak mengganggu mereka, mereka pun tak akan mengganggu Anda, bahkan bisa akrab dan jadi penolong Anda.
Asal Anda tutup mulut ketika mereka beraksi maka Anda akan aman-aman saja dari hajaran mereka, maksud saya, mereka tidak main-main, akan memukul Anda. Pun dengan preman ini, jika Anda seseorang dari luar daerah (Jawa, Maluku, Papua dan sebagainya), berhati-hatilah berbelanja. Jika di film-film Anda bisa melihat preman-preman itu memalak para pedagang, lain halnya dengan di Pasar Sentral Makassar ini. Preman-preman ini akan memaksa Anda membeli barang yang Anda tawar dengan harga tinggi. Ini semacam kerjasama antara si penjual dengan preman tersebut. Jadi saran saya, alangkah baiknya jika teman Anda saja yang membelikan barang yang Anda ingini.
Inilah pasar, tidak ada peraturan yang menjamin keamanan Anda. Hari ini Anda menyaksikan orang lain sedang sial, mungkin besok giliran Anda! Tetaplah waspada, apalagi para pencopet ini pasti sedang senang-senangnya beroperasi sekarang karena pasar ramai akan ibadah “tawaf” para pembeli, yang baginya adalah sasaran empuk. Selamat menunaikan ibadah “tawaf”, tetap waspada!
Ngomong-ngomong soal lebaran, tahun ini, style yang paling diminati adalah Jodha, seiring dengan merebaknya serial India di tivi. Istilah Jodha buat menyebutkan barang-barang/fashion yang memiliki aksen emas pada bahannya. Jilbab jodha, tas jodha, sandal jodha, bahkan daster jodha pun ada, ckckck. Saya bukan penggemar berat India, tapi saya tidak bisa menafikkan betapa cantiknya kain-kain mereka. Beberapa hal yang membuatku bertahan menonton tivi, fashion dan desaign. Bahkan saya kadang-kadang pantengin Dangdut Academy demi melihat apa yang dikenakan oleh pesertanya, kalau menurutku "jelek" yah tinggal pindah chanel, hahahaha. Tapi apapun yang Anda kenakan, selamat berlebaran, selamat berkumpul dengan keluarga.
SALAAAAAAAM! *pegang dahi, hormat ala Jodha Akbar