“Ingin kubisikkan sebuah rahasia untukmu, segeralah buka youtube, dengarkan seorang gadis bernama Aurora yang membangunkan sebuah dongeng untukmu, lewat suara dan musiknya!”
Baru dua hari berkenalan dengan album All My Demons Greeting Me as a Friend (Maret - 2016), otak rasanya ingin melompat dari tempatnya dan berjalan, membisikkan ke telinga semua orang kalimat pembuka tulisan saya tadi. Aurora Aksnes, nama lengkapnya, gadis muda berasal dari Norwegia . Yah, dia rahasia bagi orang-orang yang telah mendengarnya, sayang sekali jika musiknya telah mainstream sekelas Sia atau Lorde.
Tidak, tidak sampai harus membandingkannya dengan dua orang penampil yang duluan lahir di kancah musik Internasional, karena sebenarnya penggemar berat Bob Dylan dan Leonard Cohen ini sedikit pemalu ketika tampil di depan panggung. Dia agak kikuk ketika telah sampai pada akhir lagu dan harus menyapa penonton sebagai pengantar ke lagu selanjutnya. Tapi, jangan khawatir, suasana akan mencair lagi saat lagu selanjutnya dimulai. Ketika musik dimulai, jangan sampai Anda melewatkan aksi teatrikal kecilnya. Mimik wajahnya akan berubah lengkap dengan gerakan kontemporer sederhana yang dibuatnya, yang mengingatkan saya akan Björk.
Gadis ini, membuatkan kita dongeng-dongeng kelam ala Tim Burton. Ketika musik mulai mengalir, ada sosok diri kita, sendirian terdampar di sebuah kegelapan. Kegelapan yang agak menakutkan tapi justru membuat penasaran, memunculkan semangat untuk segera berdiri kemudian melangkah. Suara uniknya akan menuntun tangan-tangan kita meraba sekeliling, kita akan menemukan sesuatu, mungkin itu daun, tapi kemudian kita justru takut daun itu menampar tangan kita.
Ada ketidakpuasan jika perjalanannya hanya sampai di sini saja, suaranya akan tetap menuntun lebih jauh lagi, mengenal hal-hal baru. Membuat kita asing pada apa-apa yang sebenarnya kita kenal. Begitulah, Aurora mengundang kita masuk dan mengenal lebih jauh lagi dunia yang telah dibuatnya.
*Trims untuk Kang Jalu Sindentosca yang telah mengenalkan Aurora kepada saya :)