Tulisan-tulisan di blog ini sebenarnya tak dihapus, hanya
tersimpan sebagai draft. Tulisan-tulisan tersebut tersebut tetap milik saya,
saya tidak akan menyangkalnya kalau saya pernah menulis demikian. Hanya saja
karena bukan hanya satu orang yang telah tersinggung dengan tulisan-tulisan
saya, dulu juga pernah ada yang kejadian serupa makanya saya sembunyikan saja
agar saya sadar, sebenarnya tulisan semacam itu mungkin hanyalah sampah, karena
bikin orang tersinggung, menebarkan banyak aura-negatif, kebencian, tidak ada
gunanya lagi bikin yang begitu lagi karena sudah ada orang yang tersakiti,
bahkan ada pihak yang telah merasa dibully (walau sebenarnya saya bukan orang
yang sangat setuju dengan anti-bullying), bahkan mungkin sudah di printscreen
dan disave baik-baik sebagai bukti.
Tersinggung ataupun tidak, itu pilihan bagi yang membaca.
Jika ada yang komplain, tersinggung, komen langsung di bawahnya dan perhatikan
tagnya, apakah ini curhatan semata atau sudah tercampur dengan fiksi yang saya
buat-buat, saya hanya seorang pengarang (bukan penulis), yang menumpahkan
‘eksperimen’ perasaan saya di sini. Seperti yang saya katakan tadi, jika ada
yang menyatakan dirinya tersinggung, sesegera mungkin saya minta maaf. Dimaafkan
atau tidak itu bukan urusan saya...
Jika saya suka pada seseorang, benci, tersinggung, bosan
dengan seseorang, saya akan bilang langsung ke DMnya, sms ke dia atau lewat
apapun itu, termasuk ketemu langsung. Tapi jika itu sudah ‘bercampur’ dengan
ha-hal yang kukarang-karang (karena saya hanya pengarang, bukan penulis, penulis
butuh riset, pengarang hanya butuh hayalan), saya hanya akan posting di sini.
Tidak perlu berlindung pada quote-quote Bahasa Inggris untuk
meyakinkan saya dan diri Anda bahwa Anda tersakiti dengan tulisan yang saya
posting di sini. Saya sudah minta maaf, jadi postingan kali ini tidak untuk
menghamba memohon dimaafkan. Saya juga malas membujuk orang untuk memaafkan
saya.
“Dewasamako, jadi ndak usahmi dibujuk.”
Dan satu hal paling penting dari kejadian ini, kalau Anda
bosan ma orang lain, bilang langsung ke orangnya, jadi orang itu gak usah lagi
caper ke Anda, jadi Anda gak perlu ngeluh “kenapa ini orang caper sekali ma
saya?”, karena dia sudah tahu dia tidak penting lagi, bahkan rasanya lega,
tidak usah berharap-harap lagi pengen ketemu lagi, pengen tahu buku apalagi
yang Anda baca sekarang-sekarang ini.
Sekian.