Ada zamannya, ketika kami berdua bangun dari tidur siang, Nenek tak sempat buat cemilan, maka dia memberi uang jajan kami masing-masing, tak banyak, tapi cukup untuk membuat bahagia. Setiap malam minggu, kami bertiga tidur satu ranjang. Sebelum tidur, saya dan dia merencanakan mengejar capung esok hari dilanjutkan dengan kegiatan yang menyenangkan lainnya.
Ketika saya kuliah, saya pernah dikirimi sms oleh orangtua bahwa dia terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera, walau tertahan hanya di tingkat Kabupaten, saya membayangkan betapa gagahnya dia mengenakan seragamnya.
Tiba waktunya dia kuliah juga, kami bertemu, walau saudaraan saya bisa rasakan dia jadi agak canggung, semua kenangan hanya berulang dalam wujud kisah, kami memang ramai membicarakannya, tapi saya tak bisa bohong pada diri-sendiri, kalau yang kurindukan adalah adikku yang bocah, mungkin diapun juga begitu adanya...
Video di bawah ini, membuat saya bercerita, membuat saya tersenyum sekaligus menangis.