Menonton film ini mengingatkan saya pada keluarga River Phoenix. Orang tuanya memutuskan untuk menjalani hidup dengan gaya hippie. Anak-anak yang tidak menempuh pendidikan formal, petikan gitar dan tiupan harmonika di waktu senggang adalah hiburan paling seru. Gaya hidup hippie artinya mendekatkan diri ke alam, mengembalikan posisi manusia sebagai bagian dari alam tersebut.
Mirip dengan yang ingin diperlihatkan film ini, sepasang suami-istri menjauh dari kota, membangun rumah mereka untuk keluarga mereka di tengah hutan. Mereka baru akan ke kota jika ada kebutuhan mereka yang tidak dapat mereka dapatkan di hutan, kehidupan utopis yang diimpikan oleh yang mencintai alam. Mereka tidak natal, paskah, tapi satu-satunya hari raya yang mereka rayakan adalah hari lahir Noam Chomsky (yea, masuk akal, tidak ada yang menyatukan manusia selain kemanusiaan itu sendiri).
Di bawah ini scene favorit saya. Ibu mereka meninggal, dan wasiatnya ingin dikebumikan seperti kepercayaan yang dianut ibunya, yakni dengan dibakar jasadnya. Maka pergilah mereka mencuri mayat ibunya yang sudah terkubur paginya karena kakek-nenek mereka tidak mengabulkan permintaan sang mendiang.
Mendengar mereka bernyanyi, seperti merayakan kehidupan. Oh ya, saya suka gaya berpakaian mereka.