Kabar dari mereka yang berhasil singgah di channel tivi Indonesia (2000an) ketika salah satu dari mereka menikah. Sampai suatu hari, entah siapa yang ngepost tentang 90an, nama mereka terselip di sana, saya lupa artikel yang mana, berhasil membuat saya menarik kembali ingatan ke mereka. Youtube, Google, Twitter, Facebook, semuanya dikerahkan untuk mencari informasi tentang mereka. Penasaran yang ditabung beberapa tahun berkumpul menit itu juga, cari tahu mengapa selama ini mereka menghilang. Ternyata mereka tetap berkarya, sayangnya album mereka tak sampai ke Indonesia. Waktunya kita main tebak-tebakan, siapakah mereka yang saya maksud? Baiklah, foto berikut petunjuk pertama.
siapakah anak-anak kecil yang bertampang kucel ini? |
Ini tebak-tebakan untuk penikmat musik era 90an. Seperti halnya Bee Gees atau Jackson Five, mereka tiga bersaudara yang sejak kecil sudah mengikuti berbagai festival. Untuk permulaan karir mereka hanya tampil akapela, yang paling kecil mungkin baru duduk di taman kanan-kanak, ehehehe. Namun seperti keluarga normal lainnya, sekolah bagi anak-anak tetaplah penting, sepertinya mereka harus menunda dulu kesenangan mereka.
Oke, kita skip, tak perlu panjang lebar menceritakan lebih detail. Kita melompat ketika mereka mulai beranjak remaja. Isaac yang paling besar bekerja sebagai pembawa acara/penyiar radio, Zac sibuk dengan hobinya yang lain, olahraga. Hanya Taylor yang tetap konsisten, diarahkan oleh keluarganya bernyanyi untuk 'ibadah'.
Tahun 1994, mereka mewujudkan keinginan mereka dengan menelurkan album perdana bertajuk Boomerang (beredar di kalangan terbatas/indie). Setelahnya, mereka tertantang mencoba mengasah kemampuan mereka dengan memainkan alat musik, ketiganya memang telah mahir piano, namun Isaac lebih fokus memetik gitar sedangkan Zac menggebuk drum. Jadilah mereka yang tak hanya jadi grup vokal. Lengkap sudah, mereka punya bakat, bisa membuat lagu dan menyanyikannya, bisa memainkan alat musik, mereka telah menjadi sebenar-benarnya band. MMMBop, album kedua (indie) sekaligus lagu yang membuat sebuah label rekaman melirik tiga anak muda ini. Semacam perkenalan ke penikmat musik mancanegara, lagu MMMBop dirilis kembali di album Middle of Nowhere.
Jadilah saya yang masih SD mengenal mereka. Wa, keren nih, ada band tapi personilnya remaja semua. Beberapa kali nonton video klip mereka, nyantai-nyantai saja, sampai pada suatu ketika MTv menayangkan wawancara dengan mereka (sebagai band yang lumayan fenomenal waktu itu), baru nyadar mereka semua cowok. Taylor Hanson bukanlah wanita seperti yang saya pikirkan saat itu, bahkan saya pun percaya kalau banyak orang mengira dia perempuan. What a beatifull boy! Sama halnya ketipu wajah Gil Ofarim yang juga cantik. :D
Kemudian muncul single-single berikutnya... Where's the Love, I Will Come to You. Saya baru tahu dari beberapa minggu ini, kalau sejak 2000 mereka didepak oleh Mercury, label yang menaungi dan sukses memperkenalkan mereka. Kedewasaan telah merubah suara mereka, mau tak mau mereka harus bekerja keras mencari label baru yang tertarik dengan materi calon album baru mereka.
Mereka tak mungkin "imut" terus seperti yang diharapkan label rekaman yang menolaknya. Di Film Strong Enough To Break (2006) mereka menawarkan demo rekaman dan berkali-kali gagal. Banyak hal baru yang mereka lakukan untuk menunjukkan bahwa karya mereka masih layak "didengarkan" ; bekerja sama dengan beberapa musisi untuk memperkaya musik mereka, Taylor bahkan memaksa kakaknya Isaac untuk menjadi lead vokal walau sebenarnya Isaac tidak percaya diri.
Jadilah Album This Time Around diproduksi oleh Island. Image mereka berubah, musik lebih ngerock dengan tema yang juga sudah condong ke arah (apalagi kalau bukan) cinta. Lihatlah! Zac kecil telah remaja. Kemudian kepikiran, jangan-jangan Wayang nyontek konsep mereka, ada 'drummer cilik'-nya, heheheh *peace*. Sayangnya, If Only dan Penny and Me adalah video klip mereka yang terakhir yang bisa saya nikmati lewat televisi pada saat itu. Saya kembali melek lagi tentang mereka beberapa pekan ini setelah menemukan film dokumenter mereka di chanel Youtube Hanson, Strong Enough To Break yang menampilkan kerja keras mereka, bahwa musik Hanson masih layak untuk diapresiasi.
Mungkin ini yang membedakan mereka dengan The Moffats, walau segenerasi dan lahir dari band keluarga juga. Hanson tetap 'ada', membuat otak saya kembali punya musim. Mereka yang dulu imut-imut sekarang sudah ganteng-ganteng semua. Yang paling kuingat adalah Taylor yang dulu sangat pemalu, belum lama disorot kamera pipinya langsung memerah. Zac yang paling kecil, justru sekarang punya perawakan paling besar daripada dua kakaknya. Mereka yang dulu cuek, t-shirt dan jeans gaya andalan, kini mulai fashionable. Meski masih doyan assesoris, kini Taylor sepertinya susah berpisah dengan scraf. Isaac yang selalu lengkap dengan tuxedonya. Racun, bahkan saya berani bicara nyerempet ke fashion gara-gara mereka! Walhasil, hard disk makin mendekati penuh gara-gara gambar mereka yang berdesak-desakan dengan 'masih banyak lagi' foto-foto om Bob Dylan. Heheheheh...
R A C U N |
Btw, kalau Hanson datang lagi ke Indonesia, bagus kali yah kalau band pembukanya Sheila on 7. Dengar Hanson jadi berfikir, tiga orang ini, orang tuanya kayak apa yah, selera musiknya pasti bagus. Sama kayak ketika dengar Sheila on 7 pertama kali (SMP), setelah tahu kalau mereka dari Jogja, itulah momen-momen pertama saya kepingin ke Jogja, tempat macam apakah kota ini sehingga Sheila on 7 muncul dari sana. Hanson dan Sheila on 7, matching banget! Dasar generasi 90an. :D
nb : Selama ngetik ini sambil dengar lagu Go berkali-kali, suara Zac enak juga.