Seorang teman pernah meminta tolong karena akunnya di hack oleh seseorang. Saya sebenarnya tak bisa banyak membantu maka saya hanya bisa merekomendasikan seorang teman yang lain, yang lebih ahli tentunya. Walau teman saya telah berusaha meraih kembali akun teman saya tersebut, ternyata tetap tak bisa diselamatkan. Entahlah, siapa yang usil atau (bisa saja) iri kepada beliau. Yang kutahu teman yang telah di hack akunnya tersebut adalah penulis yang lumayan produktif. Saya pun turut bersedih, banyak catatan-catatannya yang tersimpan dalam akunnya tersebut. Bagi penulis, tulisan-tulisan itu selayaknya anak-anak yang telah dia lahirkan, kira-kira begitulah rasanya. Karena dia menghubungi saya dari akun yang baru dibikinnya, maka yang bisa kulakukan hanya menghiburnya. Saya mengatakan padanya kalau dia tak boleh putus asa, musibah ini seharusnya jadi cambuk baginya untuk berkarya lebih baik lagi. Sama halnya ketika MULTIPLY mengumumkan akan tutup sebagai social-network mulai 1 Desember nanti. Ada percahan diriku yang tertinggal di sana. Ada celotehan-celotehan, bercandaan di kotak komen, saling teriak di guestbook. Tapi ya sudahlah, dari pihak MULTIPLY ingin mengubahnya jadi pasar, jadi yah hak mereka. Saya hanya berusaha menyelamatkan beberapa tulisan. Mohon maaf, saya malas mengeditnya! Berikut beberapa tulisan yang saya pindahkan dari sana...
 
130903
Kau… adalah lelaki pertama yang menyentuhku.
 
           Ingatkah kau? Tentang acara bangun dini hari kita. 
Menggelitik pipiku dengan kumis tipismu yang setiap jum’at kau 
bersihkan. Aku terbangun akibat gelinya. Bersama, kita melawan dinginnya
 suasana. Mempersiapkan diri menghadap Yang Maha Kuasa.
Ingatkah
 kau? Dengan memendam kantukku kau memaksa mataku terbuka lebar melihat 
bintang-bintang yang sengaja begadang sampai dini hari demi untuk 
menyaksikan keromantisan kita berdua yang bergandengan mesra menuju 
rumah-Nya. “Lihat! Bintang saja berkerlap-kerlip malu memandang kita…” 
senyummu.
 
           Ingatkah kau? Saat semua orang memaksaku memerankan lakon 
seperti yang mereka inginkan : “Aku ingin melihat kau seperti orang 
lain!”. Kata-kata itu memborong habis telingaku. Saat orang-orang 
terdekatku tak bisa memilikiku dengan keGUEanku ada seseorang yang 
memproklamirkan kemaklumannya terhadap diriku. Itu kau…
 
           Ingatkah kau? Cara merayumu itu! Begadang kadang membuatmu 
lapar. Sesekali (bahkan sering kali) memaksamu menggombalku. Kau 
melingkarkan kedua tanganmu di leherku dan memohon : “Aku rindu kopi 
manismu!” atau “Nasi habis!”, lalu kau menyodorkan mie instan… Heh! Dasar!
 
           Ingatkah kau? Saat kita berboncengan menuju malam dan kau 
bernasehat : “Jangan pernah mau dibonceng sembarang lelaki!”.
Tapi tidak bagi kau kan? Karena kau adalah lelaki sahabatku.
13 September 2003
 
        Entah, hari ini tanganku ringan memilih warna hitam sebagai atasan dan bawahanku. Aku tidak percaya pada firasat.
 Bukankah kau yang mengajarkan itu, wahai lelaki? Aku menungguimu di 
sini. Berharap kau bisa beristirahat dengan tenagamu yang tersisa.
 
       Aku kini setengah mati mengemis padamu… Istirahatlah! 
Istirahatlah dengan penjajahan jarum infus di tanganmu! Istirahatlah 
dengan masker tabung gas yang menopengimu! Istirahatlah dengan nyanyian 
suara tape dan bising ‘kotak ajaib’ para coass di ruang ICU ini. 
Istirahatlah! Kumohon….!
 
       Seandainya ada yang bisa meredam sakitmu selain tidur, maka kami 
akan mengusahakannya. Hatiku teriris melihat matamu yang bertempur 
melawan sakit. Perih… nyeri… seandainya bisa, bagilah rasa sakit itu 
kepadaku! Lelaki sahabatku, maaf! Aku tak bisa berbuat apa-apa selain 
mengemis agar kau beristirahat!
Ba’da Dhuhur
        Tidaaaaakkk…. Kau sudah istirahat, betul-betul istirahat! Aku hanya mengizinkanmu untuk tidur, bukan MATI….
 
 
14 September 2003
 
 
       Dari sore kemarin sampai sekarang, lihatlah aku. Mataku seakan 
tak pernah habis-habisnya mempunyai persediaan air mata. Air mataku 
sudah menjadi mata air, selalu menyeruak keluar untuk tumpah. Mataku tak
 punya ruang kosong lagi untuk air mata. Mataku telah dipenuhi oleh 
kesedihan akan istirahatmu! Kau kejam! Saya dari kemarin duduk di sini 
memandangmu dengan mata bengkak, sedangkan kau selalu membalasnya dengan
 senyum. Mengapa kali ini kau tidak memaklumiku. Kau kejaaaammm! Saya 
ingin membencimu, tapi tak bisa. Tak ada stok dendam untukmu di hatiku. 
Yang ada hanya cinta.
        Saya tak bisa membalas dendamku kecuali hanya dengan membalas senyummu dengan satu kecupan….
 
       Hah… ternyata aku belum puas. Senyummu itu…. terlalu kejam, 
terlalu tega! Kupeluk dirimu, mencoba membisikkan sebuah nada sinis “Kau
 kejam!”
 
       Kupejamkan mataku, merasakan terakhir kalinya bersentuhan 
denganmu. Izinkan aku menunggu kebahagiaan dari pelukan ini! Izinkan aku
 bahagia sejenak agar aku kuat menghadapi kengerian hidup tanpamu…
        Sial! Tak terbit jua kebahagiaan itu, yang ada tetaplah air mata!
Dan kau… kau masih tersenyum… Kau kejaaaammmm!
 
16 September 2003
 
 
       Dengan peci hitammu, mengenakan baju koko hijau hadiah dari 
seorang anak laki-lakimu, dan tentu saja, masih dengan senyummu itu….
        Oh… ternyata kau datang menjawab gerutu : “kau kejam!”-ku kemarin.
 
       Senyummu menjelaskan suatu kebahagiaan, bahwa setelah orang mati 
akibat sakit maka ada kenikmatan. Seperti halnya ibu yang baru saja 
melahirkan, tersenyum bahagia saat mendengar bayinya pertama kali 
menangis. Sakit dan nikmat ternyata hanya berbeda sepersekian detik 
saja. Tak ada kata-kata, karena senyummu sudah mengungkapkan semuanya…
 
        Senyummu buyar, wajahmu hilang, bayang-bayangmu samar… ternyata hanya mimpi…
Terima
 kasih lelaki sahabatku atas semua jawaban dan pengakuan yang kau 
lakukan. Terima kasih atas kedatanganmu menjawab bisikanku tempo hari… 
Terima kasih Bapak!
 
 
Lelaki sahabatku selalu tersenyum kepadaku lewat matanya : “berbuat baiklah… dan lupakan!”
“Lelaki sahabatku, mataku sesak akan air mata saat mengingatmu. Selalu saja begitu…”
KAPAN BUKU KEEMPAT?
Aug 25, '08
Setelah
 lama ditunggu-tunggu dan menonton episode-episode yang diulang-ulang 
terus akhirnya GlobalTV menayangkan episode baru AVATAR, Buku Ketiga : 
FIRE (16 – 18 Agustus 2008). Hal yang mengagetkanku, ternyata Pangeran 
Zuko selain cucu dari Raja Zousin yang jahat juga merupakan cucu Avatar 
Roku dari ibunya. Sisi baik dan sisi buruknya terus berperang dalam 
dirinya, mengantarnya menjadi seorang pelarian di suku pengendali tanah,
 tentu saja ditemani oleh sang paman. Jadi hal yang wajar jika selama 
cerita dia malah menganggap dirinya seorang yang abu-abu tak 
beridentitas.
Avatar
 Roku dan Raja Zousin sewaktu muda memang bersahabat sekaligus satu 
perguruan, namun visilah yang membuat mereka berpisah. Setelah mereka 
tua, walaupun terus bermusuhan, mereka berusaha saling mendekatkan 
dengan cara mengawinkan anak mereka. Pangeran Ozai (Raja Api : ayah dari
 Pangeran Zuko) akhirnya beristrikan anak dari Avatar Roku yang 
mempunyai hati yang berkebalikan dari dirinya. Dari mereka juga lahir 
Putri Azula, adik dari Zuko. Azula yang mewarisi sifat ayahnya, 
sedangkan Zuko karena selalu lebih dekat dengan ibunya akhirnya dianggap
 pengecut karena melanggar sebuah peraturan kerajaan. Selain berakibat 
luka permanen di wajahnya, Zuko juga disanksi untuk menjauh dari 
Kerajaan Api sekaligus menangkap Avatar Aang.
Saya
 juga kini tahu mengapa Iroh (Paman Zuko) juga mendukung keponakannya 
untuk tidak terlalu terobsesi memburu Avatar Aang, karena dia 
satu-satunya yang tahu kalau Zuko ditakdirkan untuk membantu Aang, sang 
musuh.
Dan inilah yang paling mengejutkanku….:
ZUKO yang selama ini jadi musuh  AANG  akan jadi guru pengendali apinya….
WOOOO…. Nggak nyangka…..!!!!
Memang
 Azula lebih hebat dari Zuko, tapi Zuko sudah mempelajari mengendalikan 
kilat diajari oleh Iroh. Selain itu, di episode baru Saka si pria 
boomerang, dikarenakan harus menyamar dan berbaur menjadi suku 
pengendali api mengantarkannya bertumbuh menjadi si ahli pedang. Aang 
juga jadi banyak tahu tentang negara api karena dia tak tahu pakaian 
pengendali api yang dikenakannya adalah pakaian sekolah calon pengendali
 api. Di terlantar di sekolah itu. Hahahahah!
Penyamaran
 juga mengantarkan Katara bertemu Nenek Hama yang ternyata sedang 
menyamar juga. Dia sesungguhnya sewaktu muda adalah seorang tahanan 
perang, asli suku air. Hanya dialah yang berhasil meloloskan diri dari 
penjara dengan ilmu baru ciptaannya : mengendalikan darah (darah : 
berelemen air).  Dia berhasil lolos karena sanggup
 menaklukkan penjaga penjara dengan mengendalikan darahnya hingga tak 
berkutik lagi. Katara mewarisi ilmunya, namun sayang hanya bisa 
digunakan pada saat bulan purnama saja.  Toph, si 
buta juga kini bisa mengendalikan metal dan tanah luar angkasa yang 
digunakan negara api sebagai senjata untuk memerangi suku lain.
Tidak sabaran mau lihat kelanjutannya…  yah…
 wajar saja lama baru di putar episode barunya. Selain karena alasan 
komersil (harga) juga karena di NICKtv AVATAR diputarnya sekali 
seminggu, sedangkan di Indonesia tiap hari, jadi harus nunggu lama kalau
 mau lihat episode yang barunya…
Kemarin coba browsing… dapat beberapa gambar aneh-anehnya Avatar, salah satunya yang ini… :
 Saya
 dapat dari salah satu web diskusi sesama penyuka Avatar. Mereka 
membayangkan jika Katara di kemudian hari ‘jadi’ dengan AANG atau ZUKO. 
Hi…. !
CANGKANGKU SAYANG
Jul 26, '08
    Siput mengejekku, "tak pernah ada penelitian bahkan dongeng sekalipun Badak memakai cangkang..."
 Ya, tapi inilah yang terjadi. Si Badak gila ini punya cangkang, spesies
 baru. Saya balik mengejeknya "kok Siput tak pakai cangkang, nanti lu 
dipecat jadi Siput baru tauk rasa lo..." Siput hanya senyum-senyum saja.
   
 Memang dia malas mencari rumahnya karena dia tak suka memakai cangkang.
 Ceritanya Siput lagi bermetamorfosis menjadi seorang wanita yang 
feminin, menjadi ROKER sejati (roker : pemakai rok). Dia beranggapan yang memakai cangkang terkesan sportif dan tomboy. Ah... gak juga (dik!).
 Sudah banyak kok tawaran-tawaran model cangkang yang feminin. Tuan 
Putri di rumahku saja tertarik mau membeli sebuah cangkang padahal dia 
'feminin' sekali. Barang-barang yang dibawanya dengan tangannya membuat 
pundaknya sakit. Dan itulah salah satu penyebabnya saya memutuskan untuk
 bercangkang, tidak membuat tangan, lengan, pundak sakit sebelah.
   
 Tawaran untuk memakai cangkang sebenarnya datang sejak SD dulu. 
Kepsekku, Pung Uleng yang menyarankannya. Saya suka bawa buku banyak 
(baik untuk betul-betul dipelajari maupun hanya untuk sok belaka). Jadi,
 guruku yang paling baik di dunia itu menawariku untuk memakai cangkang.
 Dia memperlihatkan sebuah literatur yang memaparkan bahwa cangkang 
lebih sehat daripada tas-tas model lainnya, terutama untuk kesehatan 
punggung. Mulai sejak itu saya mencintai cangkangku. Walau sudah 
beberapa kali berganti cangkang, adaptasi terhadap setiap cangkang 
baruku tak membuatku untuk segera bosan dan meninggalkannya. Untuk 
pertama kalinya, cangkangku yang sekarang adalah pilihanku, sesuai 
dengan warna favoritku, hitam.
    'Cangkang...', sebenarnya itu teriakan dari salah seorang teman sefakultasku, Rieske jika memanggil saya. Katanya kalau tidak pakai cangkang maka saya akan dipanggil 'Celengan'. Saya akan selalu melekatkan cangkangku pada diriku karena kalau tidak... Gara-gara cangkang juga, Basman (Betmen, begitu kami sering memanggilnya) menyapaku dengan panggilan : "Oe... Kura-Kura Ninja!"
    Cangkang, dia mengingatkanku pada teman-teman SMA sesama pemakai cangkang dengan celotehan : "Mau ke Padepokan mana Kisanak?", seakan-akan kami adalah tokoh serial silat jawa semisal Wiro Sableng. Hehehe!
    Cangkangku sayang....
NB : Tulisan ini tidak penting sekali (dik?). Ya, memang karena hanya rindu teman-teman SMA saja. Sudah lama kita tidak berkumpul lagi untuk bernostalgia, saling maccalla satu sama lain.
"Mau ke Padepokan mana Kisanak?", sapaan ini membuat Andi, salah satu teman kami menyukai nama barunya : KENDI. Sok jawa (dik?)
 
HUJAN DAN LELAKI PENDONGENG
Nov 2, '08
Hujan
 mengantarkanku pada kenangan bersama seorang teman sedolanan yang 
paling pertama mengajakku berhujan-hujanan. Dia melebarkan tangannya, 
menyambutku bergabung dengannya untuk merasakan ketukan-ketukan air 
hujan yang menyasar ke dirinya.   
Ajakkannya saya tolak, betapa 
sakitnya memikirkan dikenai serangan peluru air yang banyak. Maka dia 
sendiri yang akan menarikku, memelukku di tengah air yang terus 
menumpahi… ‘jangan takut, saya melindungimu! Ini hanya butuh pembiasaan!’.
   Sambil memejamkan mata dia menengadah ke atas, setengah mati bernafas
 karena ruang kosong telah disesaki air. Dan saat dia merasakan lengan 
kecilku meregang di pinggangnya, matanya berkata menunduk ke wajahku ‘nah, nggak apa-apa kan?’ 
Seketika…
 kami menari persembahan kepada langit agar hujan tak mereda. Hujan 
belum berhenti, namun pesta-hujan dihentikan oleh kemarahan Mak kepada 
kami, terutama terhadap dia yang telah memprovokasi ‘Adikmu kau ajak juga! Bagaimana kalau kalian sakit!’ tegur Mak sambil menyelimutiku… 
Setelahnya
 kami jarang berpesta-hujan lagi karena menghindari Mak marah. Namun, 
kami akan bertemu dengan mereka lewat jendela yang belum bisa kugapai. 
Maka dia akan mendorongkanku sebuah sofa ruang tamu agar wajahku dan 
wajahnya bisa berdampingan melihat hujan.   Kepadaku
 dia berdongeng, tentang kekacauan yang terjadi di langit. Terjadilah 
perang yang dipersenjatai cahaya yang bernama kilat dan berbunyi guntur.
 Maka wanita dan anak-anak yang ada di negeri awan menangis 
sejadi-jadinya agar pihak yang berperang berdamai. Akan ada cahaya 
SELAMAT DATANG warna-warni berpendar dari perayaan kedamaian setelah 
perang usai. Lingkaran itu dinamai Pelangi…
Naluri 
kanak-kanakku berimajinasi, menggambar dengan jari telunjukku sebuah 
wajah gadis kecil kumiripkan dengan diriku di jendela yang dilapisi 
titik-titik air, kunamai ‘lukisan air’, dan kutoleh dirinya sedang 
menulis namanya diekori nama Bapak terkasih… Dia menyadari mataku 
mengarah kepadanya. Dia menghentikannya karena dia selalu malu 
memperlihatkan tulisannya kepada orang lain. Dia mengalihkan suasana 
dengan menunjuk ke gambarku.  ‘Ada yang kurang’ katanya, kemudian dia membentuk dua buah tanduk mengarah ke bawah di antara bibir sang gadis. ‘Kamu kan bergigi gingsul! Nanti kamu jadi drakulaaaaa…!’
 dia selalu mendongeng anak kecil yang bergingsul akan jadi drakula 
dewasanya. Dia tersenyum menang menampakkan lesung pipinya, berhasil 
mengelabuiku agar dia tak tenggelam dalam rasa malu karena tulisannya. 
Kugebuki dia, tapi dia tetap menertawaiku…   
‘Kau, punya lesung pipi. Kau akan jadi rembulan karena punya banyak bekas luka jatuh di wajahmu. Bulan kan jelek seperti mukamu…’ balasku… Kami akan terus bertengkar sampai suara Mak meleraikan kami dari arah dapur. =)
ZUTARA
 Oct 21, '08
  
  
Agak
 kecewa tau kalau Katara jadian ma Aang, banyak fans yang lebih suka 
jika Katara dengan Zuko saja. Tapi bingung mau jadi apa nanti? Satu 
pengendali air satunya pengendali api. Mungkin hal itu semacam kejutan, 
seperti surprisenya bahwa buyut Zuko dari garis keturunan ibunya adalah 
Avatar Roku yang merupakan sahabat lama sekaligus musuh Kakeknya dari 
Ayahnya. Bisa-bisa saja ZUTARA benar-benar terjadi tapi yah penggemar 
Avatar bayangkan sendiri-sendirilah…. Hehehe!
Saya
 mengkhayalkan…, saat dunia telah damai tak ada perang lagi, Zuko 
menyatakan perasaannya dan berjanji menikahi Katara. Pernyataan cinta 
Zuko membuat Katara sadar bahwa perasaannya kepada Aang hanya sebatas 
sebagai kakak saja. Zuko pun punya rencana untuk keluar dari lingkup 
kerajaan. Tahta dia serahkan kepada Aang yang memang dia rasakan pantas 
untuk memimpin kerajaan api. Zuko punya ide untuk membuat usaha kedai 
teh bersama Katara, tentu saja disertai sang ahlinya Iroh sang Paman 
tercinta. Zuko punya kekuatan api untuk membuat air hangat, ada si 
pengendali air dan si pemilih teh… Lengkap sudah! Sesekali Aang 
bertandang ke sana...
Trus… Aang ma sapa dong? Sama Toph ajah! Hehehehe! 
BEPPA KURASSARA*
Aug 28, '11
Jika
 sudah kepepet menjelang lebaran kayak gini, kue sederhana ini bisa jadi
 alternatif solusi. Performancenya mirip Kue Kurma, kue kering yang 
dioven khas bugis. Kalau Kue Kurma, adonan (polos) yang sudah masak 
dicemplungkan ke dalam gula pasir yang sudah dipanaskan dan setelah itu 
diberi kacang yang digiling kasar (bisa diganti wijen) sebagai hiasan 
luar.
Nah,
 kalau kue yang satu ini (entah apa nama resminya, saya tak tahu juga 
asal-usulnya), kita cukup membeli biskuit susu yang berbentuk bulat, 
kemudian dibelah menjadi dua bagian yang sama. Seperti Kue Kurma, 
biskuit ini kemudian dicemplungkan ke dalam gula pasir yang sudah 
dipanaskan (warna sudah menjadi merah tua). Kemudian angkat ke wadah 
yang sudah ditaburi kacang yang digiling kasar, lalu balik agar bagian 
atas juga tertempeli kacang...
Dana
 yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan Kue Kurma, biskuit yang 
biasa kami pakai di rumah itu biskuit merk PIRAMIDA buatan Makassar, 
harganya 2500 per bungkus. Satu bungkus bisa jadi satu toples sedang.
Sekian, moga bermanfaat. Salam KUTTU! =P
*"Kue Malas-malasan", saya menamainya demikian.
 
MUSIM WOTA TELAH KEMBALI
Jun 6, '12
Setelah akhir-akhir ini Indonesia penuh akan hal-hal berbau Korea, tiba-tiba beberapa bulan lalu melihat iklan POCARI SWEAT, jinglenya kok Bahasa Jepang yah? Tapi modelnya orang Indonesia, bukan seperti iklan versi Aelke Mariska, yang ini rame kayak girl band. Akhirnya nyari tahu, mereka adalah JKT48 yang merupakan 'sister' dari AKB48. 
Akhirnya,
 kembali mengjepang setelah lama tak mendengar hal-hal berbau Jepang. Si
 DOKKUN Nishikido Ryo, apa kabarmu sekarang? Hiks...
Saya
 sangat mengakui ide cerdas Yasushi Akimoto ini, padahal yang 
dikerjakannya bisa dibilang mencontek apa yang telah dilakukan Johnny 
Kitagawa yang lebih cenderung mengumpulkan model dengan berbagai macam 
talent untuk dimanaje lebih matang. Oh yah, AKB sendiri adalah akronim dari AKIHABARA.
 Yasushi  Akimoto memang cerdik memilih sasaran (tempat) pasar karena 
Akibahara  adalah pusat elektronik, budaya populer, anime yang ada di 
Tokyo. 
AKB48
 adalah group idola wanita, tapi tak ada halangan kan untuk saya 
menyukainya? Saya suka lagu-lagunya, mereka yang ceria dan meriah, 
begitulah mereka disetting. Melihat mereka, kita seperti melihat 
karakter-karakter komik yang berwujud manusia. Tinggi, imut, identik 
dengan seifuku yang keseringan 'rok pendek' dengan berbagai macam 
tatanan rambut. Coba lihat video live mereka yang bertebaran, yang 
nonton dan berseru-seru pas mereka nyanyi tuh laki-laki dewasa, mungkin 
penyuka komik, game, anime, penggemar cosplay atau hal-hal yang berbau 
Jepang sering diistilahkan dengan sebutan WOTA.
Dan
 yang paling saya suka adalah mereka pede dengan yaeba (gigi taring yang
 gingsul) mereka. Saya juga gingsul taring, auuuuuuuuuummmm >.<. 
Kalau beberapa tahun terakhir, abege-abege suka masang kawat gigi entah 
itu sekedar gaya atau untuk benar-benar keindahan gigi mereka, di Jepang
 lain lagi. Gigi gingsul justru sesuatu trend, bahkan ada yang sengaja 
membayar mahal demi untuk menggingsulkan giginya. (menggingsulkan, 
istilah macam apa ini? hahaha). Tapi AKB48 masih dipercaya kalau mereka 
tidak terlalu mengandalkan operasi plastik untuk memperbaiki penampilan 
seperti yang dilakukan banyak girl band Korea. Ada mungkin satu-dua 
orang tapi gak separah yang terjadi di Korea sana.
Mereka
 terbilang muda, mungkin paling tua 20anlah, jadi nda usah susah-susah 
untuk sok cute. Entahlah, saya melihat AKB48 tampil apa adanya, mungkin 
itu yang mbikin saya tidak antusias menggilai budaya Pop Korea. Oh yah, 
tiap tahun mereka menambah personil, hasil audisi. Jadi mereka banyak, 
mungkin ada kira-kira seratusanlah, yang kemudian terbagi ke beberapa 
unit AKB48 seperti Baby Blossom, French Kiss, Honegami, dan masih banyak lainnya.
Ada
 bagusnya juga, jadi kalau ada yang nda bisa hadir misalnya lagi sakit 
parah pan masih ada yang lainnya bisa mengisi. Tapi tiap orang pastilah 
kecewa kalau oshimen (andalan) mereka gak hadir performance. Oh yah, 
ternyata mereka tak hanya nyanyi doang, mereka juga punya show sendiri, 
teater sendiri. Itulah, mengapa banyak wota yang tak suka AKB48 disebut 
sebagai girl band, karena mereka bukan hanya sekedar band, karena mereka
 lebih ke IDOL GROUP, nah catet tuh!
Yang
 paling membedakan mereka dengan group lainnya adalah setelah selesai 
show, shakehand (jabat tangan) adalah jadwal wajib yang harus 
dilaksanakan para member AKB48 kepada penggemarnya karena konsep group 
ini adalah "idola yang dapat anda jumpai setiap hari”, jadi artis dan 
penggemar tidak ada batas, mereka saling support. So, gak ada yang 
istilah jaim-jaiman "lu hanya penggemar" karena mereka 'bertumbuh dengan
 fans'.
Saya
 sih senang saja, akhirnya ada hal-hal yang berbau Jepang yang bisa 
dinikmati lagi karena maaf saya tidak terlalu suka dengan Korea. Saya 
tak suka dramanya yang 'gila' (over) akan romantis, gayanya begitu saja,
 rambut mereka kurang eksplorasi. Di Jepang kan ada gaya harajuku, 
rambutnya bisa lebih ngembang gak dibikin luruuuus melulu. Ehehehe, 
pokoknya komik banget. Arigatou, Mr. Yasushi Akimoto!
Dengar
 mereka kayak  dengar soundtrack animasi Jepang yang sering diputar di 
tivi cam  SAMURAI X, NARUTO, INUYASHA, dkknya. Eheheheh. Kadang
 gak bisa tidur karena dengar mereka di laptopku, gak jadi ngantuk 
gara-gara ketularan keceriaan mereka, yah baguslah, bisa buat panen ide. Sudah
 hampir jam tiga pagi, padahal besok maunya ingin ikut pelatihan 
singkat, ada teman yang ngajak, lihat nanti deh kalau bisa yah ikut 
kalau ngantuk yah lebih baik tiduuuuuur! :P
Kostum favorit saya, seifuku lagu HEBI ROTESHON
(atau HEAVY ROTATION)
padu padan jas militer, dan ey lihat roknya
seperti dari kain perca yang disatukan
